BEAUTIFUL GRACE
Main cast :
Yunho , Ara
Other cast :
many of hallyu star ( every chapter are new cast )
Genre :
Romantics, Friendship
Rating :
13 +
Category :
Chapter ( long I hope )
Hai......ketemu lagi di part 8, masih belum ada cerita diantara karakter utamanya tapi almost close,,,,maunya sih ga sampai belasan part tapi kayaknya sih nyampe kalo ngeliat ceritanya, kalo dipenggal tiba-tiba jadi aneh ceritanya.........
'Moga ga sepanjang sinetron ya yang sampai ratusan episode keburu boring bacanya...
Here this,,,,,happy reading ^^
ACCIDENT
Yunho sangat kaget melihat Tiffany menitikkan
airmatanya.
“Mianhe…Fany, aku tak bisa.”Yunho tak tahu
harus bicara apa.
“Apa aku tak pantas dicintai?”Tiffany masih
sesenggukan.
“Anyo…..aku yang bodoh tak menerima cintamu,aku
percaya diluar sana ada namja yang mencintaimu dengan tulus dan tak sebodoh
aku.”kata Yunho.
“Tapi aku benar-benar menyukaimu Yunho.”
“Mianhe…”Yunho meninggalkan Tiffany yang masih
sesenggukan.
‘Apa aku tak pantas dicintai siapapun?’
Tiffany merasa sangat sedih dan terluka. Dihapus
airmatanya dan berjalan meninggalkan sekolah padahal masih ada pelajaran yang
harus diikutinya.
Tiffany menuju rumah Soo Hyun.
Soo Hyun sempat terkejut melihat Tiffany
menangis.
“Kau kenapa Fany?”Soo Hyun memandang Fany
dengan iba.
“Hyun, apa aku sangat jelek dan tak pantas
untuk disukai?”
“Maksudmu apa?”
Tiffany menggeleng.
“Hyun apa kau mau menemaniku? Aku ingin kesuatu tempat.”Tiffany memohon
dengan mata yang masih berurai airmata.
Melihat Tiffany seperti itu Soo Hyun tak bisa
menolak.
Tiffany mengajak Soo Hyun ke pantai. Sesampainya disana Tiffany
langsung berlari kearah laut membuat Soo Hyun kebingungan dan mengejarnya yang
berlari dengan cepat.
“Tiff!! Tiffany! Tunggu!!”Soo Hyun berusaha
mengejar Tiffany yang berlari dengan cepat.
AAAAAAAAAAAAAAAAHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHH!!!!!!!!!!
Tiffany berteriak sangat keras dan terus
berlari.
Soo Hyun segera mengejar Tiffany yang terus
berlari menerjang air laut.
Soo Hyun menarik tubuh Tiffany kearah pantai
menyadari apa yang akan dilakukannya sebelum itu benar-benar terjadi.
Di hepaskannya tubuh Tiffany kepasir pantai setelah mereka cukup jauh dari pinggir laut.
“Apa yang kau pikirkan! Apa kau sudah gila?!”
Soo Hyun berteriak dengan muka garang.
Tiffany memeluk lututnya dan suara tangis mulai
terdengar dari mulutnya.
“Kenapa kau tak biarkan saja aku melakukannya
Hyun….”dalam isaknya Tiffany berkata dengan lirih.
“Kau ingin mati? Kalau iya! kau tak harus mati
didepanku!”Soo Hyun berkacak pinggang didepan Tiffany yang terduduk di pasir
pantai, lusuh.
Tiffany memandang Soo Hyun yang berdiri
didepannya dengan muka putus asa.
“Aku….aku ingin mati saja Hyun…….”Tiffany
sesenggukan.
Soo Hyun mendesah dan duduk disamping Tiffany .
“Waeyo?”
Setelah Tiffany tenang Soo Hyun mulai bertanya.
“Ini bukan salahnya Hyun, mungkin memang aku
yang tak pantas dicintai siapapun.”Tiffany menyusut air matanya, dipandangnya
air laut yang terus berkejaran di depannya.
“Siapa
yang bilang seperti itu?”tanya Soo Hyun.
“Aku merasa seperti itu.”
“Sebaiknya kita pulang.”
Soo Hyun mengulurkan tangannya.
“Kau sudah puas menangis kan? Kita pulang
sekarang.”
Tiffany hanya mengikuti Soo Hyun tanpa berkata
apa-apa. Soo Hyun tak melepaskan tangannya dari Tiffany, dia tak mau Tiffany
melakukan tindakan nekad seperti itu lagi.
Soo Hyun memang tidak tahu masalah apa yang
membuat Tiffany seperti itu karena Tiffany tak mau mengatakan apa-apa, meski
dia tidak tahu siapa yang dimaksud ‘dia’ oleh Tiffany tapi Soo Hyun tahu
Tiffany sedang patah hati sekarang.
Setelah memastikan bahwa Tiffany duduk dengan tenang disampingnya
Soo Hyun baru menyalakan mobilnya.
“Hyun…aku ingin mengatakan sesuatu.”Ujar
Tiffany yang tampaknya sudah mulai tenang.
“Hmmm……..”Soo Hyun mengangguk tanpa melihat
kearah Tiffany.
“Tapi kuharap kau tak marah padaku setelah
kukatakan ini.”
“Memangnya kau mau bilang apa?”tanya Soo Hyun.
“Aku mencintaimu Kim Soo Hyun.”Tiffany
memandang Soo Hyun disampingnya.
Ciitttttttttttt!!!!!!!!!!!!!!
Dugg!!
Kepala Tiffany membentur kaca depan mobil saat
Soo Hyun mengerem mendadak mobilnya saking kagetnya mendengar ucapan Tiffany.
“MWO!!!”
“Soo Hyun, aku….Ahhhhhhhhhh!!!!!!!!!!!!!!!”
Ahhhhhhhhh!!!!!!!!!!!!!!!!!!
Soo Hyun yang belum habis kagetnya dan Tiffany
yag belum sempat menyelesaikan ucapannya
berteriak bersamaan saat mobil yang mereka naiki tiba-tiba terbentur sangat
keras.
*****
“Hyung!Yunho Hyung!Hyung!!!”Yoochun
berteriak-teriak dirumah Yunho begitu turun dari mobilnya.
“Aduuhh!! Berisik sekali!”Yunho menutup telinganya
sambil menuruni dengan satu tangan karena tangan lainnya memegang bola basket.
Tanpa memperdulikan Yoochun yang
berteriak-teriak diruang tamu Yunho menuju dapur mengambil minuman kaleng dalam
kulkas baru menghampiri Yoochun yang akan menghampirinya di dapur. Walhasil mereka
bertabrakan diruang tengah.
“Aisshh……Chun kenapa sih kau!”
Minuman kaleng yang baru dibuka Yunho tumpah
setengahnya kebaju.
“Lihat kaosku jadi kotor! Seperti dikejar setan
pagi-pagi begini.”Yunho menggapit Bola di ketiaknya sementara tangan kirinya
memegang minuman dan tangan kakannya menusap kaosnya yang kena tumpahan
minuman.
“Bukan dikejar setan tapi setan yang mengejarku
eh bukan maksudku ada berita penting.”kata Yoochun kacau ngomongnya.
Yunhon tertawa mendengar Yoochun bicara ngawur
dan melihat muka serius yang jarang sekali terlihat.
“Ah…hyung aku serius!”Rajuk Yoochun yang
melihat Yunho tertawa dan dengan cueknya berlalu menuju halaman belakang rumah
kearah lapangan basket.
“Ahahaha…..aku mau latihan basket!”Teriak Yunho
yang berlari kearah ring.
“Tffany kecelakaan!!”Teriak Yoochun yang ikut
berlari mengejar Yunho ke lapangan basket milik pribadi itu.
“APA?!”Yunho yang tengah mengarahkan bola ke
ring melempar tak tentu arah karena kaget mendengar ucapan Yoochun.
“Tiffany kecelakaan dengan seorang temannya
semalam,mobil mereka tertabrak saat berhenti di perempatan jalan.”Kata Yoochun
begitu melihat Yunho baru serius memperhatikannya.
“Kau tidak bercanda kan Chun?”tanya Yunho
dengan muka serius.
“Aku tidak bercanda Hyung. Tadi pagi Sully
memberitahuku. Sekarang dia sedang dirumah sakit untuk menjenguknya.”
“Sincha? Bagaimana keadaannya?”tanya Yunho
mulai khawatir.
“Tiffany masih koma sedangkan temannya hanya
terluka kaki dan tangannya saja.”
“Sincha?”Kini Yunho benar-benar tak
menyembunyikan rasa khawatirnya.
“Kau tidak apa-apa Yun?”tanya Yoochun melihat
perubahan wajah Yunho.
“Kau tahu mereka dirawat dimana?”tanya Yunho.
“Nde.”Yoochun mengangguk.
“Kau antar aku sekarang, aku ganti baju
dulu.”Yunho bergegas masuk rumah.
Sementara Yoochun menunggunya didepan rumah.
Tak lama Yunho sudah keluar dan langsung memasuki mobilnya diikuti Yoochun.
“Kenapa kau kelihatan cemas begitu Yun? Ini tak
ada hubungannya denganmu kan?”tanya Yoochun masih keheranan melihat Yunho.
“Maksudmu apa?”
“Kecelakaan ini… bukan kau kan yang menabrak
mereka?”tanya Yoochun khawatir.
“Aishh……apa yang kau pikirkan!”Yunho melotot
mendengar ucapan Yoochun.
“Oh,,,syukurlah, aku pikir…….”Yoochun tersenyum
lega.
“Dasar yadong…..”
“Ah,,,kau mencemakan Tiffany ,ya?”tanya Yoochun
tiba-tiba mengagetkan Yunho.
“Aisshh……kau mengagetkan saja!”Yunho menghardik
sudaranya itu yang bicara tiba-tiba setelah lama diam saja.
“Benar kan kau mencemaskan Tiffany?”tanya
Yoochun lagi.
Yunho menghela nafasnya. Dia merasa takut kalau
dialah penyebab celakanya Tiffany karena dia telah mengecewakannya kemarin. Dia
menolak Tiffany.
Tanpa menjawab pertanyaan Yoochun Yunho
mempercepat mobilnya menuju rumah sakit.
*****
Ara sangat kaget mendengar kabar dari Soo Hyun
pagi tadi bahwa dia tengah dirumah sakit karena kecelakaan yang dialaminya
dengan Tiffany tadi malam.
Ara yang panik langsung menuju rumah sakit
dengan meminta izin kepada orangtuanya bahwa dia akan kerumah teman. Ara tak
mungkin mengatakan kemana dia sebenarnya pergi.
*****
“Kau sedang bĂȘte ya?”tanya Donghae pada Minho
yang melihat temannya diam saja didepan lapangan basket sambil mempasing bola
basket dengan malas.
Minho hanya mendesah, pandangannya menerawang.
“Apa Ara?”tanya Donghae lagi.
Minho menghentikan pergerakan bolanya dan
memandang Donghae.
“Ara menolak kuajak pergi hari ini.”kata Minho
kecewa.
“Sudahlah….hari
ini mungkin dia memang tak bisa pergi denganmu.”kata Donghae.
“Dia bilang akan ketempat temannya.”
“Benarkan! Karena dia ketempat temannya jadi
tak bisa pergi denganmu.”
“Bukan begitu Hae…Aku bisa mengantar dia
ketempat temannya bila memang tak mau pergi denganku tapi dia selalu menolak
kuantar.”
“Mungkin dia tak ingin merepotkanmu.”
“Aku ini tunangannya Hae, bagaimana bisa dia
berpikir begitu.”
“Itu hanya dugaanku Minho-ah, tidak usah kau
pikirkan.”ucap Donghae melihat sahabatnya itu tampaknya sedang gundah.
“Aku merasa ada yang Ara sembunyikan dariku.”
“Kau mencurigai Ara, Minho?”tanya Donghae
mengerutkan dahinya.
“Aniyo…aku yakin Ara tak akan berbuat
macam-macam tapi kalau boleh jujur terkadang aku melihat matanya seperti ada
sedih meski dia selalu tersenyum padaku.”ujar Minho tersenyum datar.
“Kau benar-benar mencintai Ara, Minho-ahh.”kata
Donghae melihat mata Minho menyiratkan kesedihan.
“Sepertinya begitu.”Jawab Minho.
“Dan bagaimana dengan dia?”tanya Donghae.
“Dia?”
“Yeoja yang selalu kau bicarakan sebelum kau
bertunangan dengan Ara.”kata Donghae.
“Dia……..”sejenak Minho terdiam.”sekarang sudah
ada Ara disampingku.”Ujarnya kemudian.
“Yah…..cintamu kini memang sudah milik Ara,
Minho-ahh. Kau sudah menentukan pilihan, maka percayailah dia.”Kata Donghae
menepuk pundak Minho dan berdiri meninggalkan temannya itu.
“Kau mau kemana?”tanya Minho ikut berdiri dari
tempatnya duduk.
“Ke rumah sakit.”
“Rumah sakit?”Minho mengeryitkan dahinya.
“Menjemput Oemma.”
“Oemmamu sakit, Donghae?”
“Tidak hanya cek-up rutin saja.”kata Donghae
tersenyum.
“Aku ikut, aku bosan disini berlatih
sendiri.”kata Minho mengikuti Donghae.
“Mobilmu?”
“Kita bawa sendiri-sendiri saja.”kata Minho.
Donghae mengangguk. Merekapun berangkat dengan
membawa mobil masing-masing menuju rumah sakit.
*****
So Eun menunggu Ki Bum diruang tamu dan gelisah
karena merasa tidak sabar menunggu kakaknya itu. Ki Bum berjalan dengan tenang
menghampiri adiknya itu sambil tersenyum melihat tingkahnya yang bolak-balik
didepan kaca.
“Oppa kenapa lama sekali?”So Eun merajuk.
“Kenapa tak sabaran si cantik ini?!”Ki Bum
mencubit pipi So Eun gemas.
“Oppa…”So Eun mengerucutkan mulutnya.
“Hehehe….ayo kita berangkat.”Ki Bum menggandeng
tangan adiknya itu dengan sayang.
Dalam perjalanan So Eun tak pernah berhenti
memandang Oppanya.
“Jangan bilang kau jatuh cinta pada Oppamu yang
ganteng ini, Soo Eun.”kata Ki Bum menyadari adiknya dari tadi melihat
kearahnya.
“Hahaha…Oppa, siapa bilang kau tampan?”
“Kalau tidak tampan kau tak akan mengagumi
Oppamu ini.”Ki Bum tersenyum.
“Haah?! Kau terlalu percaya diri Oppa.”
“Terus kenapa kau melihat Oppa seperti itu?”
“Mmmm….Oppa apa kau yakin tak apa-apa?”tanya
Soo Eun dengan serius.
“Gwecanayo.”Ki Bum tersenyum.
“Kau tahu Oppa, aku sangat bangga padamu.”Soo
Eun mencium pipi Ki Bum dengan sayang.
“Aku tahu.”Ki Bum tersenyum senang karena dia
juga sangat menyayangi adiknya itu.
“Oh..ya, kau pasti bisa menemukan yeoja itu.”
“Kau juga sudah bertemu dengan cinta pertamamu
kan?”
“Itu….ah Oppa.”Wajah So Eun memerah.
“Hwaiting!”
“Hwaiting Oppa!”So Eun senang melihat Oppanya
tetap tersenyum dan bersemangat ditengah keterbatasannya.
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,
Chapter selanjutnya akan banyak rahasia hati yang terungkap dengan jelas
karena terkadang apa yang didepan mata belum tentu apa yang kita
inginkan dan apa yang kita inginkan terkadang kita coba sangkal karena
tak sesuai dengan maunya kita padahal itulah hal yang sebenarnya kita
inginkan bila percaya dan jujur pada hati kita.