Assalamualaikum............

Hai! Friendzzzz.........

Wellcome to my little world!

"Tempatku mencurahkan imaginasi liar tanpa batas! psttt jangan salah sangka kkkk,,,just for fun ^^"

" Berbagi dalam khayalan itu menyenangkan,,,,, "

Sabtu, 05 Januari 2013

Bahagia Itu Sederhana // FF

# : : . . . BAHAGIA ITU SEDREHANA . . . : : #



Hiii,,,,,
Author kambuhan is come again ^^,,,,
Dengan waktu singkat, menunggu kebosanan terlahir FF ga penting ini hehehe,,,,ga di edit ga jelas juntrungannya cuma pengen nulis aja apa yang ada dikepala #pemaksaan - _________ -
Tapi buat setia baca, gomawo udah kasih dukungan moril xixixi,,,apa sih??????
But sorry,,,disini abang Uno dijadiin cheese abis hehehe,,,,ga pa-palah sesekali soalnya liat mukanya serius bin tegang akhir-akhir ini jadi menginspirasi untuk kelahiran FF Oneshot ini.
Hope is the real, he's smile again.
Enjoy reading * _ *


::..

Buat seorang Jung Yunho bahagia itu sederhana, menikmati sore dengan tenang dibalkon rumahnya,,,

::..

Title            : Bahagia Itu Sederhana
Author        : Nylla
Genre         : Romance, Cheese, Fluff - _ -
Cast            : Yunho, Someone -?-
Rated          : T
Disclaimer    : Cast belong to himself,Company and Agensi
Story           : Original by Author ( just for fun )
Status          : Oneshot, Complete


Yunho memejamkan matanya menikmati semilir angin yang dengan lembut menyapu wajahnya. Rasanya sangat damai dan menenangkan jiwa saat ini.

' Seandainya aku bisa menikmati hal ini setiap heri,,,' ucapnya lembut.

meski matanya terpejam tapi Yunho tak tidur, dia menikmati udara bersih sore itu dengan kesadaran penuh dan meresapi ketenangan itu masuk ke dalam hatinya dan membiarkannya memenuhi rongga jiwanya, menjalar keseluruh bagian tubuhnya dari uung rambut sampain uung kuku kaki.

Senyum lembut mengembang dari bibir tipisnya dan ada disana hampir beberapa menit. Sebuah senyum tulus yang tak pernah dinikmati selama ini. Entah sudah berapa lama senyum itu menghilang dari wajah tampannya.

Tapi sore ini semua seperti terbayar, semua beban dalam hatinya, hanya dengan duduk diteras rumah sederhana yang lama dia tinggalkan. Kepulangannya kali ini benar-benar mengisi kekosongan jiwanya yang terasa bingar tapi hampa. Hanya dengan seperti ini, Yunho bisa kembali mengembangkan senyumnya tanpa diminta dan dipaksakan untuk melakukannya.


Yunho membuka matanya dan memandang langit yang sudah mulai menampakkan semburat keorenan dibarat sana, menandakan malam telah menjemput siang untuk menggantikan tugasnya menemani bumi berputar. Sadar keindahan itu sudah lama tak dinikmatinya, Yunho menyesal kenapa tak pernah menyadari bahwa sore bisa sangat seindah ini.

Keputusannya pulang sangat disukurinya kini.

Matanya menyapu kearah bawah dan sejauh mata memandang Yunho melihat hamparan padang rumput hijau diantara puluhan rumah disekitarnya yang tak mencolok dan berlomba mencapai langit seperti pemandangan yang selalu dia saksikan setiap hari.

menyejukkan matanya yang biasa selalu terisi kilatan cahaya blitz dan lampu ribuan watt. Wajah bersihnya menampakkan kebahagiaan sesungguhnya tanpa make up yang kadang terasa panas dan gatal dikulitnya yang mulus.

Semua terasa sempurna sore ini,,,

Wajah polos, celana pendek dan kaosoblong sederhana ternyata menjadi baju paling nyaman untuknya tanpa terbebani kesempurnaan kostum dengan banyak style dan bermacam aksesoris yang harus dikenakannya setiap hari hanya untuk sebuah pengakuan yang kadang terasa seperti topeng untuknya.

Hari ini semua dilepaskannya, hanya sebuah cincin sederhana dengan inisial sebuah huruf abjad paling awal didalamya, melingkar sempurna dijari telunjuknya, yang tak ingin dia lepaskan dalam keadaan apapun.


Dengan telapak tangannya Yunho menyapu wajahnya yang terpapar sinar matahari sore yang tak menyengat, terasa hangat menalari setiap lekuk wajahnya dan Yunho menikmati - sangat menikmati.

Yunho mengerapkan matanya dan tersenyum saat mengingat wajah sahabat dan rekan kerjanya.

Betapa paniknya managernya saat bilang dia akan libur, sementara managernya sudah menjadwalkan sebuah wawancara dengan sebuah majalah mode untuk mewawancarainya secara exclusive dan mengambil beberapa sesi foto disebuah hotel mewah di ibukota korea, Seoul, tempat tinggalnya kini.

Bukan tak merasa itu penting tapi Yunho menanggap itu tak terlalu dipusingkan karena pekeraan itu bersifat pribadi dan bukan menyangkut pekeraan utamanya.

Karir yang dipilihnya tak pernah disesali bahnkan amat sangat disyukuri karena itu merupakan hal terpenting dan cinta dalam hidupnya setelah keluarga.

Namun terkadang sebagai manusia biasa Yunho juga punya batas atusiasme, dia mengalami kebosanan. Perasaan itu sering menghinggapi tanpa pernah bisa terbendung.

Terkadang dia hanya ingin menyendiri, seperti saat ini tanpa kebisingan teriakan fans, tanpa kilatan cahaya blitz yang menyilaukan, tanpa ribuan tumpukan surat cinta yang tak sempat dibaca, tanpa gunungan souvenir dan hadiah fans yang juga tak sempat dinikmat, tanpa peluh bercucuran melatih gerakan baru dalam dance, tanpa kesibukan diruang studio merekam puluhan lagu dan menghapal setiap liriknya,,,hanya menikmati sore tanpa apapun seperti hari ini.

Jiwanya terasa bebas, senyumnya mengembang tanpa beban.

" Aku juga akan pulang sore ini hyung,,, " Ujar Changmin kemarin sore sebelum mereka berpisah usai mengisi acara musik disebuah stasiun Tv terbesar di Korea.

Yunho hanya mengangguk saat itu, dia tahu Changminpun pasti merasakan apa yang dirasakannya, sejenak ingin menjadi ung Yunho dan Shim Changmin bukan sebagai anggota sebuah group terkenal seperti semua orang mengenal mereka selama ini.


Yunho menoleh saat mendengar pintu bergeser dibuka dari dalam kamarnya dan menyembul seraut wajah yang tak asing buatnya tersenyum sambil membawa nampan berisi 2 cangkir diatasnya, tampak asap tipis mengepul dengan indahnya menyebarkan aroma khas yang sangat disukainya.

Yunho mengembangkan senyumnya melihat kehadirannya, matanya berbinar dengan indah dan tak disembunyikan buncah bahagia dan hangat yang menjalari hatinya melhat sosok yang berjalan menghampirinya tersenyum.

" Secangkir coklat hangat untuk Tuan Jung,,, " Katanya meletakkan nampan itu dimeja kecil disamping tempat duduk Yunho.

" Terima kasih,,," Yunho tak melepaskan senyumnya, entah sudah berapa kali dia tersenyum bebas hari ini.

Membalas senyuman Yunho sosok itu mengambil cangkir berisi cokla hangat tersebut dan duduk disamping Yunho.

" Minumlah selagi masih hangat,,, " Uarnya mengulurkan cangkir itu ke mulut Yunho.

Yunho menyentuhkan bibirnya kepinggir cangkir tanpa melepaskan pandangannya pada pemegang gagang cangkir yang sedang diminumnya.

" Hmmmm,,,, " Yunho meneguk coklat hangat itu dengan nikmat.

" Tak pernah kusangka coklat hangat bisa senikmat ini,,," Katnay memandang orang disampingnya dengan terima kasih yang tulus lewat kedua bola matanya.

" Kau terlalu berlebihan,,,,so cheese." Orang itu tersenyum melihat Yunho begitu menikmati coklat itu padahal itu hanyalah secangkir coklat hangat biasa dan bukan kali pertama Yunho meminumnya.

" Aku bersungguh-sungguh. " Kata Yunho meyakinkan.

" Mungkin karena aku menikmatinya disini, ditempat yang tenang dan tidak harus terburu-buru untuk menghabiskannya jadi coklat ini terasa lebih nikmat kuminum. "

Orang disamping Yunho hanya tersenyum saat Yunho mengambil cangkir itu dari tangannya dan mengangguk-angguk tanda memahami apa yang Yunho ucapkan dan rasakan.

" Dan yang terpenting,,,," Kata Yunho lagi namun memenggal kata-katanya untuk kembali menyeruput seteguk coklat ditangannya " Ada kau disisihku,,, "

Dia hanya tersenyum dan menyenderkan kepalanya dipundak kekar Yunho, menghamparkan pandangannya keseluruh penjuru dari atas balkon itu dengan perasaan hangat.

" Terima kasih,,, " Yunho menyentuhkan tangan hangatnya kewajah halus dan indah yang kini menyender dipundaknya, membelai dengan lembut dengan telapak tangannya.

" Hmmm,,,, " Merasakan tangan kekar itu diwajahnya, dia hanya tersenyum dan mengambil tangan Yunho satunya yang masih bebas dan menggenggam dengan kedua tangan mungilnya.


Mereka menikmati sore indah itu dalam diam untuk beberapa saat dengan posisi yang sama, meraskan setiap sapuan angin yang membawa kebahagiaa, membelai wajah dan tubuh keduanya dengan nyaman.

Sama-sama memejamkan mata untuk bisa merasakan semua kebahagiaan didalam bathinnya masing-masing yang saling mengisi.Suara burung berkicauan yang hendak pulang kandang tak mengusik ketenangan mereka.

Yunho membuka matanya, melirik sesosok wajah rupawan yang tenang disampingnya. Dengan lembut di lepaskannya jari-jari indah yang menaut dengan jemarinya sendiri, perlahan seakan takut melukai.

Mata indah itupun membuka, menyadari gerakan tangan Yunho dan memegakkan kepalanya menjauh dari pundak Yunho dan memandangnya penuh tanda tanya.

Yunho tersenyum,,,

Dengan lembut diraihnya punggung kecil itu dan membawanya dalam pelukan didada bidangnya.

" Aku ingin seperti ini selamanya,,, " Kata Yunho menenggelamkan wajah mungil itu dalam dadanya.

Semburat garis pink tampak jelas diwaah yang kini bersembunyi dalam kehangatan dada bidang Yunho yang hanya dibatasi dengan kaos berwarna putih tipis.

Sebuah senyum bahagia menghiasi wajah cantiknya, seraya memejamkan mata bulatnya menikmati debaran jatung Yunho dan kehangatan serta bau khas Yunho yang diakrabinya sudah sejak lama.

Dan itu yang diinginkannya,,,,

Yunho tersenyum bahagia karena dia tahu, orang dalam dekapannya merasakan hal yang sama, bahagia yang sebenarnya.

Ingin menikmati moment itu, mereka membiarkan hal itu berlalu beberapa menit dan merasakan lingkaran pelukan dipinggangnya, Yunho semakin mempererat pelukannya sendiri ke tubuh hangat yang kini bersandar didadanya dengan damai.

Diambilnya satu tanga ynag melingkar dipinggangnya, Yunho tersenyum memperhatikan jemari indah ditangannya, menyatuka kedua telapak tangan mereka, tampak kecil dan hanya setengah tangannya.

" Kenapa tersenyum? Ada yang aneh dengan tanganku? "

Yunho menggeleng.

" Jari-jarimu sangat indah dan mungil." Kata Yunho tanpa bermaksud merayu.

Lagi-lagi wajah cantik dalam pelukan Yunho itu tersenyum malu dan semburat merah makin terlihat dipipi mulusnya yang putih dan menghiasi puff pipinya yang nampak sedikit cubby.

Meski mengenal Yunho sudah sangat lama tetap saja perasaan malu menghinggapinya saat Yunho melontarkan kata pujian padanya.

Yunho tahu wajah didalam dekapannya memerah tanpa dia harus melihatnya, rasanya tetap ada kesenangan tersendiri saat waah itu merona malu dengan kata-katanya dan ingin selalu dilihatnya, meski sudah puluhan kali dilihatnya namun Yunho tak pernah merasa bosan melakukan dan melihatnya.

" Aku ingin cincin ini bukan hanya cincin janji. '' Yunho menautkan ibu jarinya dengan jari tengah mungil dimana masing-masing tersemat dua buah cincin berbeda ukuran dan model itu.

" Aku ingin cincin ini punya bentuk yang sama dan terukir nama kita. " Ujar Yunho tak melepaskan pandangannya dari dua jari mereka yang bertautan.

" Aku akan tetap bersabar menunggu saat itu. " Kata suara lembut yang selalu menenangkan dan dirindukannya setiap hari.

" Terima kasih untuk kesetiaanmu, terima kasih untuk kesabaranmu, terima kasih untuk ketulusanmu, terima kasih mencintaiku apa adanya dan terima kasih untuk tetap menungguku." Yunho meletakkan jemari itu dibibirnya dan mengecup dengan kelembutan dan cinta yang sama besarnya dengan pemilik jari indah itu.

" Kau harus melanjutkan mimpimu dan aku akan selalu disini mengiringi mimpimu."

Yunho menunduk, menatap mata hazel penuh cinta itu dengan mata tajam namun lembut yang juga memancarkan yang sama besarnya dengan sebuah janji tak terucap.

Yunho menangguk dengan yakin.

" Aku tahu,,,aku percaya padamu." Yunho tak mau nengerjapkan matanya barang sedetik menikmati lautan indah yang kini membawanya ke dunia lain yang sulit  digambarkan.

Mata indah dibawahnya itu tetap bisa menghipnotis Yunho setiap menatapnya tapi Yunho selalu merasa ingin dan ingin selalu tenggelam didalamnya.

" Aku akan meneruskan mimpiku demi orang-orang yang aku cintai dan mencintaiku. "

Dia mengangguk, merasa bangga dengan sososk rupawan yang kini memeluknya dengan hangat.

" Kita kembali besok ke Seoul, dan hari ini biarkanlah menjadi hari terindah dalam hidup kita. " Tangan kecil itu mempererat pelukannya dipinggang Yunho.

" Aku hanya bisa berjani, suatu saat, di hari yang pasti, akan membawamu kembali kesini, hanya berdua,,,setelah tugasku membahagiakan orang lain lengkap, aku akan membahagiakanmu dan diriku sendiri.

" Yunho mengecup kening keningnya menyalurkan cinta tulusnya dan seakan meyakinkan bahwa janjinya itu adalah komitmen kebersamaan mereka.

Hanya titik airmata haru disudut mata indah itu menjawab janji Yunho disore yang kian gelap disambut malam.

Ya, sore ini biarlah hanya mereka berdua yang menikmati keindahan lembayung senja karena esok dan entah kapan mereka akan dapat menikmati kebersamaan itu lagi.

Angin yang mulai terasa dingin membuat Yunho semakin mengeratkan pelukannya dan menuntunnya berdiri meninggalkan balkon yang akan setia menunggu mereka kembali suatu hari nanti.

Ternyata bahagia itu sederhana, hanya menikmati sore disebuah rumah sederhana dipinggir kota Gwangju bersama dengannya.


~ Fin ~


That is,,,,
Ada komplain?????
See ya in the next FF, hope ^^
Thanx for reading,,,