Assalamualaikum............

Hai! Friendzzzz.........

Wellcome to my little world!

"Tempatku mencurahkan imaginasi liar tanpa batas! psttt jangan salah sangka kkkk,,,just for fun ^^"

" Berbagi dalam khayalan itu menyenangkan,,,,, "

Sabtu, 12 November 2011

Catatanku

BIAS

Setiap langkah yang sekarang aku jalani tak pernah tercatat begitu dalam benakku. sering aku melupakan kenangan-kenangan yang mungkin seharusnya pantas untuk dikenang.
Aku hanya tak ingin sakit hati pada setiap langkah yang kulalui, aku tak ingin lagi melihat kebelakang, aku tak ingin ada sebuah penyesalan saat aku berhenti di sebuah jalan.
Yang aku tahu, aku hanya ingin terus melangkah apapun yang ada didepan sana dan apapun nanti yang harus aku lalui. Terasa sangat sulit ketika aku harus mengingat sesuatu yang salah, meski aku tahu tak selalu.
Terkadang aku banyak belajar dari kesalahanku, yang aku tak ingin mengingatnya.
Walau ada sedih disana aku tak ingin selalu ada airmata, aku ingin terus menatap kedepan meski dengan mata setengah terbuka tapi tanpa genangan air hangat didalamnya.
Ada yang tetap harus kutinggalkan dibelakang sana dan tak menyertai dan memberatkan langkahku didepan sana. Biarlah itu tetap tertinggal dan terkubur bersama berlarinya waktu yang tak mungkin berputar kebelakang.
Tak ada janji untuk diri sendiri atau siapapun orang disisihku kelak, hanya ingin menghadapi hidup seperti apa adanya saja. Aku ingin mengikuti angin, air dan udara kemanapun mereka akan berhembus, mengalir dan bernafas.
Aku bukan orang yang skeptis juga bukan orang yang terlalu optimis hanya tak ingin ada kesia-siaan menjalani semua nikmat yang telah Tuhan berikan untukku.
Menjaga semua karunianya dan mensyukurinya dengan apa adanya, sebagai manusia tak mungkin tak pernah mengeluh pada sesuatu tapi saat mengingatnya betapa Dia telah menyayangi umatnya tanpa terkecuali, aku kembali terbangun dari mimpi panjangku.
Semua pasti tak akan pernah sia-sia, hidup ini tak akan ada yang sia-sia, biarkan saja bias itu tetap ada, menjadi satu dari sekian banyak misteri hidup yang akan kujalani.
Tak akan pernah lagi kuhindari waktu, tak akan lagi ada pertanyaan mengapa? dalam setiap hari-hariku. Biarlah Bagaimana? yang akan selalu kumunculkan dalam setiap nafas hidupku.
Bagaimana mensyukuri nikmat ini? Bagaimana menjalani anugrah ini? Bagaimana mempertahankan nikmat ini? Bagaimana membagi anugrah indah ini? Dan bagaimana bahagia ini teringkari?

Rabu, 09 November 2011

Love You Hurt // FF





LOVE YOU HURT

Main Cast : Go Ara, Jung Yunho
Support cast : Lee Min Ho, Kim So Eun, Onew,Kim Hyun Joong, Taeyoen dll
Genre : Romance,Friendship
Rating : Bebas
Category : One shoot








즐길...........!!!


*********
Ara berjalan pulang menuju rumah  dia baru saja pulang dari universitas super megah dimana dia akan menjadi salah satu mahasiswi yang beruntung diterima disana.
 Tiba-tiba ponsel disaku celana ara bergetar.
“yoboseo…Ara’’suara diseberang sana cukup membuat Ara agak sedikit kaget.
‘’yoboseo,Yunho. waeoyo?’’jawab Ara.
Dan ternyata itu telepon dari Yunho.
‘’Kau dimana?’’
‘’Sedang dijalan, mau pulang..’’jawab Ara singkat.
‘’Kamu darimana Ara..bisakah kita bertemu?’’tanya yunho lagi.
‘’Aku dari universitas melihat pengumuman.’’
‘’Ne! kau bisa menemuiku sekarang kan?’’belum mendapat jawaban dari Ara, Yunho kembali mengulangi pertanyaannya.
‘’baiklah…….’’Ara menjawab dengan datar.
‘’ditempat biasa ya, aku tunggu kau disana sekarang!.’’jawab Yunho bersemangat.
Ara hanya tersenyum menutup telepon dari Yunho dan bergegas menuju halte bus menuju tempat yang sudah dijanjikan Yunho.
Wajah Ara yang tadinya tampak tidak bersemangat menjadi sumringah dan mengembang senyum manis dari bibirnya dan memandang keluar jendela bus yang dinaikinya.
Tanpa Ara sadari seseorang memperhatikannya dari dalam sebuah mobil disamping Bus yang sedang berjalan. Namja tampan yang sedang bête itu jadi ikut tersenyum melihat wajah polos Ara yang tersenyum sendiri.
 yeoja yang punya senyum cantik……………. gumam namja itu tak melepaskan pandangan dari Ara. Sayang Ara tak memperhatikannya. Seandainya saja Ara menyadarinya ingin sekali namja itu menyapanya meskipun mereka terpisah mobil.
Namja itu tampak kecewa ketika mobilnya dan bus yang ditumpangi Ara berpisah jalan dipersimpangan. Bahkan sampai bus itu menghilang ditikungan namja itu masih tak melepaskan matanya dari bus itu sampai benar-benar tak kelihatan. Barulah dia memandang kedepan dan menghela nafas kecewa.
seandainya aku tidak punya urusan penting aku akan mengikuti kemana bus itu berhenti, setidaknya sampai yeoja itu turun,  katanya dalam hati.
Sementara sopirnya memperhatikannya dari balik kaca spion tengah melihat helaan nafas kekecewaan dari majikannya.
‘’ada apa tuan muda?’’tanya sopir itu agak sedikit khawatir.
‘’tidak apa-apa ahjussi’’jawab namja itu datar.
Supir itu tak bertanya lagi melihat majikannya sepertinya enggan berbincang-bincang.
*****
Sementara itu Ara sudah sampai ditempat tujuannya.Dia celingak-celinguk mencari orang yang sudah janji menunggunya di tempat itu. Ara tersenyum melihat orang yang dicarinya duduk dipojok bangku taman yang agak sepi.
‘’yun…….’’sapa Ara .
‘’hai! Duduklah……..’’ yang disapa tersenyum melihat siapa yang datang.
Ara langsung duduk didepan Yunho.
“ada apa mencariku?” Tanya ara tanpa basa-basi.
‘’kau ini baru datang bukannya duduk dulu…” jawab Yunho protes mendapat pertanyaan Ara yang to the point.
“mianhe…’’Ara tersenyum melihat reaksi Yunho.
“ Aku punya kabar baik’’Yunho bersemangat sekali membuka pembicaraan.
“kau tahu aku akan dikirim kejepang mewakili korea dengan beberapa dancer lainnya. Oh!senangnya……. seperti mimpi jadi kanyataan.’’
“chukae…..kau pasti senang sekali ya.”Ara ikut bahagia mendengar perkataan Yunho.
Tapi sesungguhnya yang lebih membahagiakan Ara adalah karena Yunho membagi kebahagiaan ini dengannya.
‘’tentu saja. Kau adalah orang pertama yang aku beritahu”
“gomawo….senangnya.”Ara tak menyembunyikan ekspresi kebahagiaanya . Yunho senang melihat Ara ikut bahagia untuknya.
“kau kan sahabat terbaikku.”kata Yunho tersenyum.
 sahabat? ,  bathin Ara. Entah kenapa tiba-tiba hatinya sedih mendengar itu. Ara langsung tersenyum kecut.
Ara Cuma mengangguk kecewa tapi ia berusaha menyembunyikan dari Yunho.
Cukup lama mereka berbincang.

*****
1 minggu kemudian.
Hari pertama Ara masuk kuliah. Dia datang lebih pagi dari mahasiswa lain sehingga kampus itu masih nampak sepi belum banyak yang datang, hanya terlihat beberapa mahasiswa yang kelihatannya juga baru masuk, itu terlihat dari sikap mereka yang masih terlihat canggung dan asing dengan suasana kampus mewah itu.
Ara duduk dipojokan ruang kelas yang nyaman dan besar di jurusan psykologi, dimana ia akan menghabiskan banyak waktu disana untuk mengejar cita-citanya. Ada alasan kenapa ara memilih jurusan itu dibanding dengan jurusan lain.
“anyeong…..”seorang yeoja menghampiri Ara.
“anyeong….So Eun-Ah!” Ara terkejut menjawab sapaan yang tidak terduga itu.
“Tadi aku tidak yakin itu kau Ara, tapi ternyata benar! Senangnya…….”So Eun langsung memeluk Ara senang mengetahui kalau dia tidak salah mengenali orang.
“iya, kau kuliah disini juga So Eun?”
“nde, aku juga ambil jurusan yang sama denganmu Ara!’’ jawab So Eun.
“Sincha? Ah senangnya …..”Ara tersenyum senang.
Ara merasa lega punya teman yang dikenalnya di universitas ini, sebenarnya Ara merasa agak khawatir masuk ke kampus itu karena dia takut tak bisa bersosialisai di lingkungan kampus yang berisi orang-orang kaya dan banyak orang terkenal itu. Ada sedikit rasa minder.
Meski Ara tahu bahwa Kim SO Eun juga salah satu dari orang yang terpandang di korea tapi So Eun seorang yeoja dan teman yang baik, sejak sma mereka berteman baik. So Eun berteman dengan siapa saja,dan mereka  menjadi  cukup dekat karena suatu hari Ara pernah menolong So Eun.
“jadi kau membuktikan ucapanmu ya, Ara-ah.”kata So Eun.
“nde…..aku memang ingin sekali membantu orang yang punya kesulitan seperti Oppa…..”mata Ara tampak berkaca-kaca memandang kearah luar ruangan.
“sudahlah Ara…aku yakin kau pasti bisa melakukannya. Menolong banyak orang seperti keinginanmu.” So Eun menyentuh tangan Ara lembut.
“nde…….tapi aku tak bisa menolongnya. Itulah yang membuatku menyesal.”jawab ara masih tampak sangat sedih.
“tapi itu bukan salahmu Ara. Dan kau akan bisa menolong mereka yang membutuhkan bantuanmu saat kau sudah menjadi seorang psykologi yang handal. Pasti Oppamu akan bangga.”
Ara mengangguk mendengar So Eun memberikannya semangat untuk mengejar impiannya.
2 tahun lalu Ara harus kehilangan oppa satu-satunya. Ia kehilangan Changmin yang bunuh diri karena depresi dan tak bisa ditolong karena keluarganya tak punya biaya untuk membawanya berkonsultasi dengan seorang psikiater.
Changmin menderita depresi berat setelah kehilangan berturut-turut yang menimpanya. Berawal dari kekasihnya yang meninggal karena kecelakaan saat pulang dari jepang berdua dengannya dan juga dipecat dari klub sepak bola karena kakinya yang tidak mungkin bisa pulih dan jadi cacat akibat dari kecelakaan tersebut membuat mentalnya benar-benar jatuh.
 Meski mati-matian seluruh keluarga dan teman-teman Changmin berusaha membantu tapi tetap tak bisa mengembalikan semangat hidupnya. Saran banyak orang untuk membawanya berkonsultasi dengan psikiater terpaksa hanya bisa dilakukan beberapa kali saja karena keluarga tidak sanggup lagi membiayai mahalnya terapi dengan psikiater yang tarifnya dihitung berdasarkan jam itu.
Tak berapa lama suasana kampus mulai ramai dengan mahasiswa yang berdatangan. Terlihat sekali mereka memang bukan orang-orang kebanyakan. Mereka berpenampilan sangat modis dan memakai pakaian dan aksesoris yang mahal. Ara tak pernah ambil pusing dengan penampilannya dia lebih suka memakai celana jins ,kaos dan cardigan ketimbang memakai rok kekampus. Meski penampilannya biasa saja tapi sesungguhnya Ara adalah seorang yeoja yang cantik dia hanya terlihat acuh dengan dandanan dan itu yang membuatnya tak menonjol. Ara lebih suka tampil alami tanpa make up apa-apa menempel diwajahnya.
Dan sebenarnya banyak juga namja yang menyukainya di sma dulu. Salah satunya adalah kakak dari So Eun yaitu Ki Bum, tapi Ara menolak secara halus perasaan suka oppa So Eun itu dengan alasan dia tak ingin berpacaran dulu dan ingin konsentrasi sekolah saja. Meski kecewa tapi Ki Bum bisa mengerti karena dia tak ingin persahabatan Ara dengan So Eun jadi berantakan karena dia, dan dia juga tak mau membuat Ara jadi sungkan setelah kejadian itu maka Ki Bum mengatakan pada Ara bahwa dia akan tetap menyayangi Ara walau merubah cintanya dari seorang namja menjadi seorang oppa untuk Ara.
Sebenarnya tanpa banyak bercerita dan seorangpun tahu Ara menyimpan perasaanya rapat didalam hati,sendiri. Sudah sejak masuk sma Ara jatuh hati dengan Jung Yunho, seniornya di sma sekaligus teman masa kecilnya. Tapi ternyata Yunho hanya menganggapnya sebagai teman semata. Ara sangat sedih tapi dia tak bisa apa-apa buat dia mencintai Yunho tidak harus meminta balasan toh Yunho juga tak pernah tahu kalau Ara menyukainya sejak lama.
Bahkan saat Yunho berpacaran dengan Sunny, teman sekelasnya dulu Aralah yang menjadi mak comblangnya. Meski sebenarnya sangat menyakitkan tapi Ara melakukannya demi melihat Yunho bahagia.Tapi mereka putus 3 bulan kemudian karena menurut Sunny ,Yunho bukan orang yang romantis  seperti yang diharapkan yeoja, bahkan selama mereka pacaran Yunho sama sekali belum pernah menciumnya.Entah kenapa mendapat pengakuan itu Ara merasa lega.Tapi ia tak mau bertanya pada Yunho karena Yunho sepertinya juga enggan bercerita masalah itu.
Tapi sejak peristiwa itu Ara tidak pernah melihat atau mendengar ataupun di minta Yunho untuk mendekati seorang yeoja. Sesungguhnya Ara juga tak tahu apa Yunho sudah punya kekasih atau tidak karena bila mereka bertemu Yunho tak mau membicarakan itu, dia hanya bercerita tentang dance dan rencana-rencana masa depannya saja. Dan Ara juga tak ingin menanyakan itu karena dengan tidak mendengar cerita tentang yeoja lain yang sedang dekat denganya  membuat Ara merasa aman dan memiliki Yunho untuknya sendiri.
“kau lapar Ara?’’ Tanya So EUn saat istirahat.
“tidak juga, tadi pagi aku makan lumayan banyak.”jawab Ara tersenyum.
“tapi kau mau menemaniku kekantin kan?”
“nde..”jawab Ara merasa tidak enak bila menolak ajakan So Eun.
Mereka berdua menuju kantin kampus yang lumayan agak jauh karena harus melewati beberapa ruang kuliah dan juga turun ke lantai satu karena ruang kuliah mereka di lantai 2.
Saat melewati sebuah ruangan tiba-tiba ada seseorang yang menyapa mereka.
“Ara!’’teriak seorang namja.
Ara dan So Eun reflek menoleh bersamaan.
“Yunho!!”Ara lumayan kaget juga melihat siapa yang menyapanya.
“Kau kuliah disini?!’’Yunho mendekati Ara dan So Eun.
“aneyong So Eun.”sapa Yunho pada So Eun sebelum Ara sempat menjawab pertanyaannya.
“Kenapa kau tak bilang kau kuliah disini Ara?”Yunho mengalihkan pandangannya pada Ara padahal So Eun belum sempat menjawab sapaan Yunho.
“senang bertemu denganmu disini Yunho sunbae.”jawab So Eun membungkuk.
Yunho hanya tersenyum dan membalas membungkuk pada So Eun. Dan pandangannya langsung beralih pada Ara.
“kau belum menjawab pertanyaanku?’’ujar Yunho.
“mian Yunho, kemarin kau tidak bertanya dan sibuk bercerita sendiri aku jadi lupa memberitahumu.”kata Ara .
“mwo?sincha?”Yunho menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal.
Ara mengangguk melihat Yunho seolah meminta Ara meyakinkannya.
“kita kan bisa berangkat bersama kalau aku tahu kau kuliah disini Ara.”
“Kalau kau tidak keberatan besok saja kita berangkat bersama.”ujar Ara mendengar ucapan Yunho.
“baiklah. Sekarang kau mau kemana?’’tanya Yunho tersenyum.
“Kami akan kekantin, kau mau ikut sunbae?”So Eun yang menjawab pertanyaan Yunho.
“Tentu. Aku juga merasa lapar.Ayo!”Yunho bersemangat diajak dua orang yeoja cantik itu ke kantin.
Mereka berjalan kekantin.Di sepanjang jalan menuju kantin Nampak banyak yeoja dan namja yang menyapa Yunho, terutama sih yeoja-yeoja, mereka tampak iri melihat Yunho berjalan sambil berbicara dan sesekali tertawa dengan Ara dan So Eun.
Bahkan saat sampai di kantin banyak sekali yeoja yang meminta Yunho untuk duduk disamping mereka, tapi Yunho menolak dan mencari tempat kosong dan menyeret Ara dan So Eun yang sempat bengong dengan situasi itu.
“ayo duduk, kenapa malah bengong disini!” Yunho menyeret tangan Ara yang secara reflek Ara juga menarik tangan So Eun.
“eh..pelan-pelan. Sakit tau!”Ara mengibaskan tangan Yunho.
“Mian…habisnya kalian diam saja seperti patung disitu.”kata Yunho pada Ara.
“Apa kau setenar itu Yunho-ah?”Tanya Ara memandang Yunho.
“Tidak tahu…mereka mengenalku tapi aku tidak banyak mengenal mereka.”jawab Yunho cuek.
“kau tidak makan Ara?’’Yunho bertanya pada Ara sementara dia mulai asyik mengunyah makananya.
“Kau ini, aku kan sedang bertanya serius padamu, kenapa kau menjawabnya biasa saja.”Ara Nampak kesal mendengar Yunho menjawab dengan nada santai.
“biasa apanya. Tapi aku kan sudah menjawab pertanyaanmu, kau yang tidak menjawab pertanyaanku. Kenapa kau tidak makan apa tidak lapar hanya minum saja?”Yunho santai saja melihat Ara gusar mendengar pertanyaannya.
“Aku tidak lapar!’’jawab Ara ketus.
Yunho tersenyum melihat Ara kesal, reflek tangannya mencubit pipi Ara dengan gemas.
“kau harus lebih banyak tersenyum agar terlihat cantik.Mana ada namja yang suka kalau kau cemberut seperti ini.”Ara mendelik melihat Yunho melakukan itu, wajahnya langsung memerah.
“jangan lakukan itu, memangnya aku anak kecil!’’Ara semakin memanyunkan bibirnya.
“Baiklah… tapi kau harus tersenyum, kalau tidak aku akan melakukannya lagi.”Yunho akan mengulurkan tangannya lagi kepipi Ara, tapi Ara segera menepis tangan itu.
“Apa-apaan kau…….”
“senyum…….”Yunho tetap melakukkan ancaman dengan mengangkat tangan lagi.
Akhirnya Ara tersenyum karena dia tahu Yunho akan melakukan terus menerus sampai Ara melakukan apa yang dimintanya. Yunho tersenyum senang melihat senyum Ara yang mengembang dipipinya yang memerah menahan geram dan malu.
“Kalian pasangan yang serasi ya?!”kata So Eun melihat kelakuan Yunho dan Ara.
“mwo?”Tanya Ara terkejut.
“Nde, kenapa kalian tidak pacaran saja?!”Tanya So EUn pada keduanya.
Yunho dan Ara sama-sama terkejut bahkan Yunho tersedak makanan yang sedang dikunyahnya.
“Kau ini bicara apa So Eun!”Ara semakin memerah mukanya.
“Kami besahabat So Eun, sama seperti kau.”Yunho menjawab dengan hati-hati sambil melirik kearah Ara, Ara yang dilirik mengalihkan pandangannya kearah SO Eun. Ada kekecewaan saat mendengar Yunho mengatakan itu.
“Tapi aku merasa kalian sangat cocok jadi pasangan.”So Eun masih mencoba meyakini pandangannya tentang mereka berdua.
“Yunho sunbae apa kau tidak menyukai Ara? Aku lihat kau sangat peduli pada Ara.”Tanya So Eun pada Yunho.
“Mwo? Eh bukan begitu aku…….”
“Kau mulai bicara ngawur So Eun.Sebaiknya aku kembali kekelas saja. Aku duluan Yunho.”Ara segera memotong sebelum Yunho sempat meneruskan kata-katanya.
Ara berdiri dan melangkah.
“Ara tunggu……..”So Eun merasa tidak enak dan menyusul Ara.
“Maaf sunbae aku duluan ya…”So Eun meninggalkan Yunho yang cuma bengong melihat Ara dan So Eun meninggalkannya.
“Ara, mian…….kau marah ya?”So Eun dapat menyusul langkah Ara.
Ara hanya menggeleng pelan tampak wajahnya sendu. Meski mencoba tersenyum tapi tampak ada yang disembunyikan dari senyumnya itu.
“Tidak So Eun. Tapi kumohon jangan bicarakan itu lagi karena itu akan merusak pertemananku dengannya. Aku mohon .” Ara membungkukkan badannya.
“Nde..Aku janji.”So Eun tidak tega melihat kemata Ara yang berubah mendung.

*****
Yunho Pov
Kenapa Ara bersikap seperti itu ya saat So Eun menayakan hal itu. Apa dia benar-benar tidak menyukaiku. Padahal tadi aku juga akan menjawab kalau Ara adalah sahabat terbaikku  tapi aku ragu untuk menjawab karena takut manyakitinya.
Aku juga sebenarnya bingung akan menjawab apa kalau aku manjawab tidak menyukainya pasti akan membuat Ara terluka tapi kalau aku jawab suka aku juga tidak yakin. Selama ini aku dekat dengan Ara karena dia adalah sahabatku sejak kecil. Meski dia lebih muda dariku tapi karena kami selalu bermain bersama maka maka aku menganggapnya temanku juga seperti kakanya,Changmin adalah temanku juga.
“Yunho-ah aku boleh pulang denganmu?” Seulgi bertanya padaku.
Heh! yeoja yang satu ini kenapa tidak pernah bosan mendekatiku.
“Maaf Seulgi-ssi, aku tidak bisa karena sudah ada janji.”
“pentingkah? Jadi tidak bisa ya?!’’sepertinya ia kecewa.
“mianheyo…”
Seulgi meninggalkanku dengan kekecewaan yang tergambar jelas diwajahnya.
Aku hanya menghela nafas saja.Aku hanya tak ingin dia mempunyai harapan lebih padaku makanya aku berusaha menjaga jarak dengannya. Meskipun dia yeoja yang cantik tapi perasaanku biasa saja padanya tak bisa menyukainya lebih dari teman.
Tapi sebenarnya aku tak ada janji dengan siapapun terpaksa aku harus berbohong agar dia tak memaksa ikut denganku. Sebenarnya aku ingin mengajak Ara pulang denganku usai kuliah ini. Aku tidak tahu apa Ara mau pulang denganku atau tidak.
Sebenarnya aku masih khawatir dengan pembicaraan kami di kantin tadi dan aku ingin meminta maaf padanya, meskipun aku tahu Ara tidak pernah marah padaku. Sejak kecil Ara sangat baik dan selalu mengalah dan dia seorang yang sangat pemaaf itu terlihat dari kecil, bukan hanya aku yang selalu dimaafkannya tapi hampir semua teman yang melakukan kesalahan selalu dimaafkannya.
Aku duduk di depan tangga menunggu Ara.Aku yakin kalau Ara belum pulang. Makanya aku menunggu disini saja.
Ah itu dia dengan So Eun.
“Ara kita pulang bersama ya?”
“Aku…..”Ara menoleh kearah So Eun.
“Kau dengan Yunho sunbae saja Ara, aku kan pulang dengan sopirku.”So Eun berkata pada Ara.
“Aku duluan ya Sunbae .Anneyong”So Eun melambikan tangan menjauhi kami.
“Ayo..”
Ara hanya terdiam dan mengikuti langkahku.Aku benar-benar merasa tidak enak dengan sikapnya itu.
“Mianhe Ara….”aku mencoba mencairkan suasana beku ini.
“untuk apa? Kau tidak salah padaku.”jawabnya.
“kau tidak marah dengan kejadian dikantin tadi?’’
Ara hanya menggeleng. Saat aku menengok kearahnya pandangan Ara fokus kedepan tak berekspresi.
“kalau kau tak marah, kau mau temani aku kan?”
“ Mau kemana?” akhirnya aku mendapat perhatiannya. Entah kenapa dadaku terasa plong, aku lega.
“Pokoknya ikut saja ya?”Aku hanya ingin membuat dia penasaran.
“Kenapa sih kau selalu membuat teka-teki, senang sekali ya mengerjai orang?”
Aku hanya tersenyum mendengar sungutannya meski begitu aku tahu dia tidak marah hanya merajuk saja dan aku tahu dia tak menolakku karena……eh aku baru sadar selama ini Ara tak pernah menolak permintaanku.
Aku agak sedikit menaikkan gasku membuat Ara melotot kearahku.Aku tertawa melihat tampangnya yang sedikit tegang.Aneh..kenapa aku merasa senang setiap melihat dia memperhatikanku dan aku sedih bila dia acuh padaku. Mungkin karena aku sudah terbiasa dengannya sejak kecil ya makanya aku merasa dia adalah bagian dariku juga , rasanya ada yang hilang kalau Ara tidak ada.

*****
Ara Pov
Aku tidak tahu Yunho itu bodoh atau memang tidak peka sih. Apa dia benar-benar tidak melihat aku terluka saat dia lebih memilih aku menjadi temannya dan tak lebih dari itu.Dan kenapa aku memilih menjadi yeoja bodoh mencintai orang yang sama sekali tak mencintaiku. Bahkan aku menolak seorang namja tampan yang bersungguh-sungguh menyukaiku seperti Ki Bum. Tapi itu lebih baik daripada aku mempermainkan perasaannya nanti aku malah akan merasa sangat bersalah karena mempermainkan perasaannya.
“Hey kau melamun nona!”aku kaget.
“mianhe……”aku baru sadar sedang duduk dengan seseorang didepanku.
“apa yang kau pikirkan Ara-ssi?”
“Anyo…bukan apa-apa aku hanya tidak terbiasa ditempat seperti ini.”jawabku berbohong.
“Kau mau berdansa Ara-ssi?” namja tampan didepanku berdiri dan mengulurkan tanganya.
Jujur aku kaget, apa yang harus aku lakukan.Rasanya tidak enak menolak ,tapi, aku menoleh kearah Yunho yang sedang menyanyi didepan piano yang sedang dimainkannya juga.
Dia tak melihat kearahku dan konsentrasi pada lagu dan pianonya, padahal aku ingin meminta ijin padanya.
Ah bodoh sekali memangnya aku siapanya Yunho, tapi entah kenapa aku merasa harus melakukannya aku takut dia tak mengijinkannya.
Tapi melihatnya serius  aku mengurungkan niatku dan berdiri menyambut uluran tangan namja yang baru saja dikenalkan Yunho padaku ini.
“Tapi aku tidak pandai berdansa Leeteuk-ssi…”aku benar-benar merasa agak tegang.
“ Aku juga kok, aku hanya merasa sayang melewatkan lagu yang bagus ini jadi ingin berdansa saja.”katanya lagi.
“sayangkan apalagi ditemani seorang yeoja cantik.”dia tersenyum.
Ah apa dia sedang bercanda mencoba merayuku padahal baru juga bertemu.
“ Oh ya Ara kau benar-benar temannya Yunho?” Tanya Leeteuk padaku.
Aku hanya mengangguk saja sambil tersenyum kearahnya.
“ Kalau begitu dia tidak akan marah kan kalau aku mengajakmu kencan?”
“mwo?” Aku kaget mendengar pertanyaannya.
“ Aku rasa kau yeoja yang menarik Ara.”katanya melihat reaksiku tadi.
“Apa kau sedang merayuku?”tanyaku. Dia tersenyum.
“ Aku tidak suka basa-basi kok, apa terlihat seperti merayu ya?”
Aku jadi malu sendiri,ternyata aku sangat gr ya pasti dia melihat wajahku memerah sekarang.
“Kau terlihat sangat cantik dari dekat Ara”
Aku terbelalak mendengar ucapannya yang blak-blakan seperti itu. Wajahku terasa sangat panas dan aku yakin pasti sudah seperti kepiting rebus.
Tiba-tiba music berhenti, syukurlah.
 Aku langsung melepaskan tanganku dari pundaknya diapun melepaskan tangannya dari pinggangku. Tanpa menunggu aba-aba aku menuju ke bangku tempat kami duduk tadi.
Tak berapa lama Yunho menghampiri kami dan tersenyum lebar sambil duduk di sebelahku.
“ Bagaimana penampilanku?”tanyanya pada kami berdua.
Leeteuk mengacungkan kedua jempolnya. Yunho tersenyum senang.
“Menurutmu?” Yunho bertanya padaku.
“Suaramu kan memang bagus dan kau tadi sangat bagus” akupun memberinya dua jempol juga.
“Gomawoyo…….”
Kamipun mengobrol kesana kemari cukup lama. Sampai akhirnya Yunho mengajakku pulang walupun pada awalnya Leeteuk mengajakku pulang tapi aku menolak karena aku merasa Yunho yang mengajakku jadi dia yang harus mengantarku pulang juga.
“ Kenapa kau menolak diantar pulang Leeteuk?”
“ Eh…aku….aku…kan kau yang mengajakku kesini Yun, jadi kau yang harus mengantarku pulang kan?!”kataku mendengar dia bertanya seperti itu.
“ Jadi kalau bukan aku yang mengajakmu kau mau diantar pulang olehnya?”tanyanya lagi.
“ Anyi…..kalau kau tidak memperkenalkanku aku tidak akan mengenalnya kan?” elakku.
“ Kenapa aku merasa kau kesal padaku Yun.”kataku menengok kearahnya.
“ Karena kau berbohong padaku Go Ara.” Ucapnya sinis.
“ Mwo? Apa maksudmu?” Aku tak mengerti dengan ucapannya.
“Kau tidak melihat aku bernyanyi kan? Tapi kau bilang penampilanku bagus.Kau bohong Ara!”
Entah kenapa aku mendengar kesedihan dari ucapannya itu.
“ Aku melihatmu, dan aku mengatakan yang sebenarnya Yun.”suaraku bergetar karena menahan kesedihan mendengar dia menuduhku berbohong,aku benar-benar sedih.
Tiba-tiba Yunho menghentikan mobilnya.
“ Kenapa kau tidak jujur saja padaku Ara, itu akan jauh lebih baik meskipun mengecewakan.” Matanya langsung menatap tajam padaku seakan mencari kejujuran yang diragukannya.
“ Apa maksudmu sebenarnya Yunho…….”Suaraku semakin parau karena aku tidak tahu apa yang dimaksudnya, mataku juga sudah mulai memanas dan aku rasakan pandanganku berkaca-kaca. Rasanya sebentar lagi airmataku pasti akan sulit terbendung.
Yunho mencengkeram pundakku membuat kami berhadapan dan aku yakin dia melihat mataku berkaca-kaca.
“ Kau tadi berdansa dengannya Ara, kau tak melihat aku bernyanyi!”Suara Yunho masih tinggi.
“ Mwo? Aku….aku….aku tidak enak menolaknya. Tadi aku mau minta ijin padamu tapi kau kelihatan asyik dengan pianomu, aku takut mengganggumu.” Kataku berusaha menjelaskan padanya.
“ Mwo? Apa kau benar-benar akan melakukanya kalau aku tak mengijinkannya?”tanyanya.
Aku Cuma mengangguk.
“ Mian Yun……”Ucapku lirih.
“ Mianhe Ara…….kenapa aku harus marah padamu.” Yunho mengusap airmataku yang terlanjur menetes dengan jarinya.
“ Kau jangan menangis Ara…..”Sepertinya Yunho merasa bersalah melihat aku menangis.
 Tiba-tiba dia memelukku dan mengusap lembut rambutku.Aku masih sesenggukan ,entah kenapa aku merasa sangat sedih bila Yunho marah padaku. Aku sangat terluka. Aku tak ingin membuatnya sedih dan terluka meskipun itu berarti aku akan melukai diriku sendiri.

*****

Sejak peristiwa itu Ara dan Yunho malah jarang sekali bertemu.Yunho juga jarang menelepon atau sekedar mengirimkan pesan singkat.Ara jarang sekali melihat Yunho ada di kampus. Menurut beberapa temannya Yunho memang sedang sibuk mempersiapkan penampilannya di jepang sehingga jarang masuk kuliah, lebih banyak distudio untuk latihan jadi hanya sesekali dia datang ke kampus.
 Pihak universitas sendiri memberi  keringanan pada kelompok itu untuk bebas latihan di luar kampus dan di ijinkan untuk tak mengikuti mata kuliah dan berkonsentrasi dengan kegiatannya sampai keberangkatnnya ke jepang. Dan boleh menyusul untuk tambahan mata kuliah setelah pulang dari jepang.
Sebenarnya Ara merasa kesepian dengan tidak adanya Yunho disampingnya, tapi Ara bisa apa? Yunho sendiri tak pernah minta untuk ditemani, meski tanpa diminta diam-diam Ara sering melihat Yunho latihan tanpa diketahui olehnya.
Ara juga sering mengirimkan sms yang memberikan dukungan semangat pada Yunho. Dan tanpa Yunho ketahui juga Ara selalu mengabadikan setiap moment latihan Yunho dengan kamera digitalnya, tanpa terasa selama 1 bulan Ara mengikuti latihan Yunho dia mencetak 5 album yang berisi ratusan foto Yunho.
Ara kadang merasa dia itu seperti seorang penguntit dan maniak karena diam-diam memotret Yunho tanpa diketahui.Padahal Yunho juga pasti tidak akan keberatan bila Ara menemaninya latihan, tapi Ara memilih merahasiakan supportnya untuk Yunho.
Sebenarnya juga tanpa disadari terkadang Yunho kehilangan semangat untuk latihan saat dia merasa tak ada orang yang memberinya support. Tapi Ara sering mengirim sms saat Yunho sedang drop. Anehnya Ara sering mengirim sms  disaat yang tepat, seperti Ara melihatnya saja sedang tidak bersemangat.Dan itu satu-satunya dukungan yang Yunho rasa tulus.
“ Apa kau akan terus menyembunyikan perasaanmu Ara?” Tanya So Eun pada Ara.
“Mwo?” Ara mengeryitkan keningnya mendengar pertanyaan So Eun.
“ Perasaanmu pada Yunho.” Jawab So Eun.
“ Aku tidak punya perasaan apa-apa So Eun, Yunho itu sahabat baikku.”jawab Ara datar.
“ Kau tidak usah berbohong padaku Ara. Aku tahu kau menyukainya  kan?”
“Aku menyayanginya dan aku yakin dia juga menyayangiku sebagai sahabat.” Ara masih mencoba menjawab dengan biasa saja.
So Eun tersenyum mendengar Ara mencoba menekan perasaannya.
“ Baiklah kalau kau masih mengelak.”kata So Eun.
“ Tapi menurutku sebaiknya kau utarakan perasaanmu padanya Ara sebelum terlambat nanti kau akan menyesal. Aku dengar sekarang dia dekat dengan seorang yeoja bernama Taeyoen yang juga pasangannya di dance. Dan seorang yeoja yang terang-terangan mengejarnya bernama Seulgi.Apa kau rela kalau salah satu dari mereka menjadi kekasihnya?”
Ara tidak menjawab pertanyaan So Eun, dia hanya menunduk mendengar ucapan So Eun. Hatinya bergejolak. Ia ingin mengatakan semuanya pada So Eun setidaknya agar beban hatinya sedikit berkurang tapi Ara memilih untuk diam saja.
Siapa Taeyoen? Apakah yeoja  yang kemarin diantar pulang oleh Yunho dari tempat latihan mereka. Ara memang sempat curiga melihat kedekatan mereka saat latihan, mereka terlihat sangat akrab tapi  Ara berusaha menepis kecurigaan itu karena mereka memang pasangan dalam dance itu yang mengharuskan mereka dekat. Tapi setelah mendengar perkataan So Eun kini Ara mulai menghubung-hubungkan kecurigaannya selama ini.
Meski  banyak yeoja yang mengejar Yunho tapi Yunho menanggapinya biasa saja dan itupun berlaku dengan Seulgi itu yang Ara tahu. Memang dia merasa aneh melihat Yunho bisa akrab dan tertawa lepas dengan Taeyoen.
Makanya tidak aneh bila banyak yang menganggap kedekatan mereka adalah lebih dari teman biasa. Apalagi banyak yang menganggap mereka adalah pasangan yang serasi. Jago dance,tampan dan cantik dan sama-sama jadi wakil kampus kejepang.
Ara merasa sangat tidak beruntung dan kalah bersaing dengan Taeyoen dan itu membuat Ara pelan-pelan menarik diri dari Yunho.Terkadang Ara hanya menatap Yunho dari kejauhan bila rindunya pada Yunho tak tertahan. Walau tidak satu dua kali Yunho yang merasa kehilangan Ara sering meneleponnya mengajak bertemu tapi dengan berbagai alasan Ara selalu mencoba menghindari pertemuan dengan Yunho.
Sampai suatu hari Yunho benar-benar merasa Ara menghindarinya dan membuat dia merasa rindu ingin bertemu dengan Ara. Dia pun mencari Ara di ruangannya tapi tak menemukannya.Ingin bertanya dengan So Eun pun ternyata tidak ada sedangkan teman yang lain tidak ada yang tahu mereka dimana karena mereka kebanyakan memang tidak terlalu mengenal baik Ara.
Yunho melangkah gontai meninggalkan fakultas psikologi menuju kearah kantin karena perutnya sedikit lapar. Tak sengaja di tangga dia bertemu dengan So Eun.
“ Anyeong So Eun?” Yunho langsung mengembangkan senyumnya begitu melihat So Eun.
“ Sunbae ?!.” So Eun membungkukkan badan membalas sapaan Yunho.
“Apa kau melihat Ara? Kau tidak bersamanya?” Tanya Yunho.
“ Tadi aku bersamanya kekantin tapi dia bilang ingin menemui seseorang di taman belakang, mungkin dia masih ada disana.” Jawab So Eun.
“Gomawo….anyeong So Eun-ssi” Yunho langsung meninggalkan So Eun menuju kearah taman belakang.
So Eun menggelengkan kepalanya. Dan berguman
 kapan mereka menyadari kalau mereka itu saling menyukai
Yunho tertegun melihat Ara sedang bicara sangat akrab dengan seorang namja di bangku taman belakang. Dia mengurungkan niatnya untuk menghampiri mereka saat melihat Ara tertawa dengan namja itu. Sebenarnya bukan karena Ara terlihat senang berbicara dengan namja itu tapi namja itulah yang membuat Yunho terkejut. Namja yang sedang berbicara dengan Ara adalah Lee Min Ho, anak pemilik yayasan pendiri kampus dimana mereka semua sedang menuntut ilmu.
 Ara kelihatan sangat senang berbicara dengan Lee Min Ho
 gumam Yunho meninggalkan taman dengan langkah gontai.
Ara tertawa mendengar Lee Min Ho mengatakan sempat putus asa mencari seorang yeoja yang dia lihat didalam sebuah bus kota.
“ Itu benar aku mencarinya tiap hari mengikuti rute bus itu tapi ternyata yeoja itu tak pernah terlihat lagi naik bus itu. Itu aku lakukan selama satu bulan. Akhirnya aku menyerah karena tahu usahaku akan sia-sia.” Ujar Min Ho serius.
“ Memangnya yeoja itu sangat menarik ya sampai seorang Lee Min Ho rela melakukan itu?” Tanya Ara polos. Min Ho tersenyum.
“Nde, dia sangat cantik. Bukan itu saja dialah yang memberi  semangat padaku meskipun dia tak tahu.”
“Sincha? Jadi apa kau sudah bertemu dengannya?” Tanya Ara lagi.
“ Nde, saat itu sebenarnya aku sedang putus asa tapi saat melihat dia tersenyum semangatku langsung kembali. Senyumnya seperti bidadari.”Min Ho tersenyum bahagia.
“aku sudah bertemu dengannya karena itulah aku sangat bahagia sekarang tapi aku belum memberitahunya.” Ujar Min Ho memandang Ara.
“ Kenapa?”Tanya Ara.
“ Entahlah……..aku hanya menunggu saat yang tepat saja.”Min Ho tersenyum penuh misteri.
Ara hanya tersenyum kecil melihat seorang namja tampan yang banyak di gilai yeoja itu seperti anak kecil yang baru mendapat mainanya kelihatan sangat bahagia.
“ Oh iya….kenapa kau menceritakan ini padaku?” Tanya Ara penasaran.
“ Kau yang paling pantas mendengar cerita ini Ara.”jawab Min Ho santai.
“ Mwo?”
“Nde.” Lagi-lagi Min Ho menjawab singkat.
“ Kau lihat Min Ho banyak yeoja yang iri melihatku duduk denganmu disini.”Kata Ara menyapukan pandangannya kearah para yeoja yang memperhatikan mereka.
“ Kenapa perdulikan mereka. Aku kan bukan siapa-siapa mereka.”kata Min Ho cuek.
“ Nde, tapi setelah ini pasti banyak yeoja yang akan membenciku.” Kata Ara polos.
“ Mwo? Siapa yang berani melakukan itu akan berhadapan denganku!” Ujar Min Ho sedikit keras suaranya membuat beberapa orang menengok kearah mereka.
“ aiisshh kau ini… Tidak usah berteriak begitu. Lihat mereka melihat kearah kita.” Ara menggubris Min Ho.
Lee Min Ho nyengir menyadari bahwa ia berlebihan.
“ Nanti pulang kau kuantar ya Ara?”
“ Nde, apa tidak apa-apa?”Tanya Ara memandang Min Ho.
“Nde, aku akan senang kalau kau mau.” Min Ho mengembangkan senyumnya.
“ Baiklah.” Jawab Ara.
“aneyong haseo Ara…”Min Ho tersenyum senang mendengar Ara  mau diantarnya pulang.
“ Anneyong Min Ho.” Ara berdiri dan membungkuk sebelum meninggalkan Min Ho.
Min Ho tersenyum sendiri. Dia sangat bahagia karena menemukan yeoja yang dicarinya kemana-mana tidak ketemu tapi malah ada didekatnya.
Seandainya sore itu mobilnya tidak mogok dan kehujanan karena sibuk membetulkannya mungkin dia tak akan pernah tahu yeoja yang dicarinya selama ini kuliah di tempat yang sama dengannya.
Seperti dugaannya pemilik senyum dalam bus kota itu pasti punya hati yang tulus seperti senyumnya. Dan itu terbukti saat dia dalam kesulitan.
Flash back
Lee Min Ho sempat putus asa saat tengah malam pulang dari rumah temannya dan tiba-tiba mobilnya mogok ditengah jalan sedangkan hari sedang hujan dan malam itu sangat sepi, sialnya lagi batre hpnya habis jadi dia tak bisa minta tolong pada siapapun. Min Ho melihat sekeliling jalan itu sangat sepi dan rumah-rumah sudah terkunci rapat sementara tak terlihat satupun taksi, mungkin karena ini bukan jalan kota dan pusat perbelanjaan tapi komplek perumahan makanya sangat sepi, karena orang-orang pasti sudah beranjak tidur.
Min Ho melihat pergelangan tangannya jarum jam sudah menunjukan pukul 2 dinihari dan udara sangat dingin karena sedang hujan. Min Ho menggigil kedinginan karena kehujanan saat mencoba membetulkan mobil tadi.Min Ho sengaja membiarkan pintu mobilnya terbuka jadi sewaktu-waktu ada taksi ia bisa segera menyetopnya.
Min Ho terkejut saat sebuah suara mengagetkannya.
“ Aneyong, kau kenapa tuan?” Min Ho mendongak.
“ Mobilku mogok…nona?”Min Ho sangat terkejut melihat yang menyapanya seorang yeoja.
“ Anda kehujanan? sepertinya anda sangat kedinginan tuan.” Kata yeoja  itu lagi.
“Nde, tadi aku mencoba membetulkan mobilnya tapi tidak hidup juga.” Min Ho memperhatikan wajah yeoja itu. Hatinya langsung bergetar begitu melihat senyumnya.
“ Sebaiknya kau ganti bajumu Tuan nanti kau sakit.”Yeoja itu mengajak Min Ho kerumahnya yang Cuma berjarak 5 meter dari mobilnya yang mogok.
“gomawo nona…anda baik sekali.”Min Ho benar-benar tidak menyangka bertemu dengan Yeoja pemilik senyum malaikat itu justru di saat yang tidak terduga.
Setelah yeoja itu mempersilahkan Min Ho masuk kerumah sederhana tapi terasa hangat, yeoja itu langsung memberinya handuk dan mempersilahkan Min Ho untuk membersihkan diri di kamar mandi.
“ Sebaiknya anda bersihkan tubuh dulu Tuan, saya sudah siapkan baju didalam kamar.” Yeoja itu mempersilahkan Min Ho memasuki sebuah kamar, dengan membungkuk Min Ho menuju kamar yang ditunjuk Yeoja itu.
“Gomawo…”
Yeoja itu hanya tersenyum mengangguk.
Min Ho langsung menuju kamar mandi dan membersihkan diri, giginya sampai gemeretuk menahan dingin. Setelah selesai dan mengganti pakaian yang kebetulan pas sekali ditubuhnya.
 Min Ho tak langsung keluar kamar, dia menyapukan pandangannya keseluruh ruang kamar itu. Didinding menggantung foto seorang namja tampan bearambut ikal dengan mata besar dan bibir yang agak lebar kalau dilihat kurang lebih punya tinggi sama dengannya. Min Ho menduga pasti pakaian yang dikenakannya milik namja itu. Tapi kemana dia kenapa tidak ada di kamarnya?
Min Ho mengalihkan pandangannya kearah meja komputer yang tampak rapi dan kalau diperhatikan sepertinya sudah lama tidak tersentuh karena meski rapi dan bersih tapi seperti tak tersentuh sama sekali.
Min Ho mendekati meja itu dan mengambil sebuah foto yang dibingkai dengan indah, Min Ho tersenyum melihat didalam foto itu namja tampan itu memeluk seorang yeoja cantik sementara disampingnya ada dua orang lainnya, Min Ho menduga pasti itu Ayah dan Ibu dari keduanya.
Min Ho merasa lega tahu bahwa yeoja yang menolongnya hanya adik dari namja tampan itu. Min Ho menduga itu karena di beberapa foto lainnya dimeja itu namja itu berpose dengan namja cantik lainnya yang ia menduganya itu adalah yeojacingunya.
TOK! Tok! Tok!
Min Ho kaget mendengar suara ketukan dari luar kamar.
“ aneyong Tuan ! apa kau sudah selesai?”Tanya suara dari luar kamar.
“Nde….gomewoyo.”Min Ho keluar dari kamar itu.
Yeoja itu tersenyum menyambutnya.
“ Sudah lebih hangat Tuan?”tanyanya melihat Min Ho sudah berganti baju.
“Nde, Gomawoyo.”Lagi-lagi Min Ho menugcapkan terima kasih.
“Sudah jangan berterima kasih terus, sebaiknya kau makan ini tuan agar tubuhmu menjadi hangat.”
“Mianhe merepotkan……”Min Ho merasa tidak enak dengan perlakuan yeoja ini.
“Tidak apa-apa, makanlah..”
Karena lapar dan melihat ketulusan tuan rumah Min Ho melahap makanan itu dengan senangnya.
“Aku Lee Min Ho, nona?” Min HO memperkenalkan diri.
“Go Ah Ra imnida” yeoja itupun memperkenalkan diri.
“ Gomawo Ara-ssi, kau baik sekali.”Min Ho rasanya sangat bahagia mengetahui nama yeoja pemilik senyum lembut itu.
“Panggil saja aku Ara, tidak usah terlalu resmi.”
“Kalau begitu kau juga panggil aku Min Ho saja. Kita deal?”Ara mengangguk menyambut uluran tangan Lee Min Ho.
Merekapun akhirnay terlibat pembicaraan akrab sampai tanpa disadari menjelang pagi.
Sebenarnya Ara juga tidak sengaja menolong Min Ho.Ara terpaksa keluar rumah untuk membeli obat untuk ibunya karena tiba-tiba sakitnya kambuh sementara ayahnya sedang keluar kota dan hanya dia yang harus membeli obat diapotik.
Awalnya Ara merasa takut keluar karena disamping sedang hujan itu juga sudah tengah malam tapi demi ibunya Arapun nekad memberanikan diri keluar mencari obat. Sebenarnya dia ingin minta tolong pada Yunho tapi menyadari hubungannya dengan Yunho akhir-akhir ini yang agak jauh Arapun mengurungkan niatnya.
Ara sempat sedih memikirkan seandainya saja oppanya masih hidup dan Yunho tak menjauhinya maka semua pasti akan lebih ringan dan ia tidak harus merasa sendirian didunia ini. Tapi Ara merasa ia tak boleh putus asa dengan keadaanya dia tak boleh cengeng dan membuat orangtuanya khawatir karena tinggal dialah satu-satunya harapan orangtuanya jadi semua kesedihan hanya disimpan sendiri oleh Ara dalam hati.
Awalnya Ara agak ragu menyapa seseorang  didalam sebuah mobil yang tampaknya sedang mogok di dekat rumahnya. Tapi setelah melihat orang itu kedinginan Ara merasa tidak tega.Ara hanya berpikir untuk menolong orang itu dan mencoba membuang pikiran-pikiran jelek dalam benaknya. Ara yakin bila dia tulus menolong orang itu maka semua akan baik-baik saja.
End flash back
Sejak saat itulah Ara mengenal Lee Min Ho yang ternyata satu kampus dengannya sekaligus juga anak dari pemilik yayasan. Entah itu keberuntungan untuk Ara atau Min Ho yang pasti sejak saat itu Min Ho sering sekali terlihat berdua dengan Ara dan Ara sendiri merasa nyaman bebincang dengan Min Ho karena Ara merasa kepribadian Min Ho sangat mirip dengan Yunho jadi itu terasa mengobati kesepiannya saat Yunho semakin jauh darinya.
*****

Sejak melihat Ara berdua dengan Min Ho, Yunho semakin menjauhi Ara. Meski Yunho merasa kecewa tapi dia juga tak berhak melarang Ara dekat dengan siapapun.
Yunho lebih senang menenggelamkan waktunya ditempat latihan dance, tapi tak bisa di pungkiri hatinya sering merasa sepi dan sedih bila terlintas pikiran tentang Ara, tapi Yunho tak tahu kenapa. Dan entah kenapa meski dia merasa menjauhi Ara tapi Ara selalu tahu saat dia sedang gundah. Karena saat itu juga ia mendapat sms dari Ara yang memberinya semangat.
Bahkan Yunho sering membaca sms itu berulang-ulang dan tak satupun sms itu yang dihapus dari kotak pesan masuknya, entah kenapa Yunho merasa sayang untuk mengahapusnya padahal kata-katanya selalu sama, tapi itu mampu membuat semangat Yunho kembali berkobar.
 ~ dear  yunho
    Kau pasti bisa, hwaiting!!
           Ara ~
Padahal kalu dipikir-pikir kata-kata itu biasa saja tidak ada yang istimewa tapi Yunho selalu merasa bahagia setiap mendapat sms itu dari Ara.
Tapi hati Yunho sering kesal melihat Ara sering berdua dengan Min Ho, bahkan sering sekali Min Ho mengantarkan Ara pulang. Ara lebih sering menghindarinya dan selalu mengelak bila Yunho mengajaknya berbincang-bincang meski hanya sebentar.
Tanpa Yunho tahu Ara sering menangis sendiri setiap dia menolak ajakan Yunho, dia hanya tak ingin semakin terluka bila tetap membiarkan dirinya terus dekat dengan Yunho sementara dia harus terus menahan perasaannya.
 Ara sudah sangat sering terluka setiap melihat Yunho berjalan dengan Taeyoen mereka tampak seperti pasangan yang sempurna.
Sekarang Yunho sangat sering memperlihatkan kemesraannya dengan Taeyoen di depan semua orang. Mereka pulang dan pergi kuliah bersama juga saat latihan dance.
Meski begitu Ara tak pernah melewatkan Yunho latihan dance, masih tetap diam-diam dia memberi semangat pada Yunho, saat dia melihat wajah Yunho mulai terlihat murung dan lelah Ara akan mengirimkan sms dan Ara sangat senang karena begitu membaca sms-nya Yunho mengembangkan senyumnya dan kembali bersemangat.
Hari keberangkatan Yunho keJepang makin dekat, yaitu seminggu lagi. Dan latihan dance kelompok itupun sudah terlihat sangat solid dan bagus.
Bahkan Ara sangat kagum dengan gerakan dance yang dilakukan oleh Yunho dan Taeyoen meski hatinya miris tapi harus diakui mereka sangat hebat dan Ara bahagia karena Yunho bisa ngedace dengan sangat bagus.
 Ada kebanggaan yang Ara rasakan melihat orang yang amat disayanginya itu dan Ara merasa yakin bahwa mereka pasti akan berhasil di jepang nanti meski pasti persaingan tidak akan mudah karena mereka akan bersaing dengan group dance hebat lainnya dari seluruh dunia.
Tapi Ara selau berdo’a untuk keberhasilan orang yang amat dicintainya itu dengan setulus hati. Karena kebahagiaan Yunho adalah juga kebahagiaannya.
Dan satu hari sebelum keberangkatan mereka ke jepang pihak kampus mengadakan prom night untuk memberi semangat pada kelompok dance kebanggaan kampus.
Hari itu adalah besok malam dan meski Ara enggan untuk datang tapi Yunho memintanya datang untuk memberinya support.
“ Kau harus datang Ara.” Kata Yunho.
“ Tapi kau kan tahu aku tidak terlalu suka pesta Yun…”jawab Ara masih enggan.
“ Kalau kau masih menganggapku teman maka kau harus datang.”Yunho mengancam Ara.
“Aku akan kecewa kalau kau tak datang Ara.”Yunho melanjutkan ucapannya.
“Baiklah, aku lakukan ini untukmu.”kata Ara menyerah melihat kekecewaan di mata Yunho.
Mendengar ucapan Ara, Yunho tersenyum senang.
“Gomewo Ara-ah” Yunho mencubit pipi Ara.
“ Kau………”
Yunho tertawa belari menjauhi Ara sebelum Ara sempat memprotesnya. Melihat kepergiannya Ara tersenyum mengelus pipinya sendiri. Rasanya sudah sangat lama Yunho tak memperlakukannya seperti itu, dan itu sangat Ara rindukan.
“Sebenarnay apa hubunganmu denganya Ara?”sabuah suara mengagetkan Ara.
“ Mwo? Anyo…..dia temanku.”Ara menjawab dengan gugup.
“Tapi kalian sangat dekat sekali ya?” Min Ho masih belum yakin dengan jawaban Ara.
“Karena kami berteman sejak kecil Min Ho-ah.” Kata Ara lagi.
“Nde? Pantas…….”Minho mejawabnya datar.
“Ikut aku Ara, Aku punya sesuatu untukmu.” Minho menyeret tangan Ara untuk mengikutinya. Ara menurut saja.
“Ini apa?”Tanya Ara kaget menerima sebuah kado dari Min Ho.
“ Untukmu, buka saja.”kata Min Ho tersenyum.
Ara membuka kotak yang  kelihatan sangat bagus berwaran merah muda itu dengan hati-hati.
Ara terbelalak kaget melihat isi kotak itu yang ternyata sebuah gaun cantik berwarna putih dan sepatu berhak tinggi berwarna emas.
“ Ini untukku?” Ara masih terkejut.
Min Ho mengangguk.
“ Tapi ini terlalu bagus untukku dan untuk apa?” kata Ara memandang Min Ho.
“ Besok kan ada acara prom night di kampus untuk melepas group dance kau akan datangkan? Kau akan cantik dengan gaun ini.” Jawab Min Ho memandang Ara.
“ Tapi……..”
“Kau jangan menolaknya Ara, aku mohon pakailah demi aku.” Min Ho memohon dengan melas. Membuat Ara tidak tega menolaknya.
“Baiklah….akan ku pakai.”jawab Ara.
“gomewoyo Ara, besok aku jemput kau ya. Anneyong……” Min Ho menyalakan mobilnya dan melambaikan tangan meninggalkan Ara yang masih melongo dengan memegang hadiah dari Min Ho.
seandainya saja Yunho yang menberikannya , ujar Ara dalam hati.
 Kenapa harus Yunho yang terpikir olehnya padahal Min Ho sangat memperhatikannya akhir-akhir ini, dia begitu baik dan sangat memperhatikan Ara. Beda sekali dengan Yunho yang cuek padanya.
 ah pabo….pabo…..kenapa aku harus membandingkan Min Ho dengan Yunho,  runtuk Ara dalam hati.
Dan kenapa dia tetap tak bisa membuka hatinya untuk orang lain bahkan untuk seorang namja tampan dan sempurna seperti Min Ho.Ara tahu Min Ho menyukainya tapi Ara selalu mencoba mengelak setiap Min Ho mencoba mengungkapkan perasaannya. Meski Min Ho baik tapi Ara tetap tak bisa menyukainya lebih dari seorang teman saja. Dan Ara tahu kalau Min Ho juga menyadari itu tapi Min Ho tetap baik padanya dan tak memaksakan perasaannya.
Malam itu aula kampus sangat ramai dan meriah.Seluruh mahasiswa yang datang berpakaian bagus dan mereka kelihatan tampan-tampan dan cantik-cantik. Banyak acara yang dibuat dan semuanya sangat keren. Mulai dari nyanyi, dance dan juga drama musical.
Yunho celingak celinguk mencari seseorang disamping panggung utama, tapi dia tampak kecewa tak melihat yang dicarinya.
“ kau mencari siapa Yunho?” Tanya Taeyoen melihat Yunho celingukan.
“mwo? Anyi…temanku belum datang.”kata Yunho agak sedikit kecewa.
“mungkin masih dijalan Yun, sebaiknya kita bersiap kita akan ke stage sekarang.”Kata Taeyoen mengajak Yunho kebelakang panggung.
Meski dengan perasaan kecewa Yunho mengikuti Taeyoen kebelakang panggung.
 kenapa kau tak datang Ara,  gumaam Yunho dalam hati.
Yunho menyesal kenapa dia tak menjemput Ara tadi tapi Yunho benar-benar tidak sempat karena seharian dia di tempat latihan untuk persiapan akhir sebelum besok berangkat ke jepang.
Min Ho menjemput Ara dirumahnya. Saat melihat Ara , Min Ho tertegun.
“aneyonghaseo  Min Ho.”Ara berusaha menyapa Min Ho yang kelihatan sangat tampan dengan memakai tuksedo.
“Apa aku kelihatan aneh?” melihat Min Ho diam saja tak menjawab sapaannya Ara melanjutkan pertanyaanya.
“ mwo? Anyi….tidak Ara! hanya kau kelihatan beda dari biasanya.” Ucap Min Ho malu.
“sincha?”Tanya Ara.
“kau kelihatan cantik sekali.”ujar Min Ho takjub.
“mwo? Kau jangan bohong Min HO-ahh.”muka Ara memerah mendengar ucapan Min Ho.
“Aku tidak bohong Ara, kau cantik sekali.”Min Ho serius dengan ucapannya.
“Kita jalan sekarang?”
“Nde.”jawab Ara.
Selama perjalanan kekampus berkali-kali Min Ho melirik Ara yang tampak diam saja dalam perjalanan, Min Ho benar-benar terpesona dengan penampilan Ara malam ini. Saking terpesonanya dia sampai lupa mengajak Ara berbincang dan asyik bermain dengan khayalannya sendiri.
Sementara Arapun tak berminat membuka percakapan dan hanya diam saja memperhatikan jalan didepannya. Dalam benaknya Ara malah berkecamuk bayangan Yunho yang akan meninggalkannya ke Jepang selama dua minggu untuk ikut kompetisi dance.
Sesampainya mereka di kampus acara sudah dimulai dan acara utama juga sedang berlangsung yaitu penampilan dari group dance yang akan dikirim ke jepang.
Kehadiran Min Ho cukup menarik perhatian, apalagi dia ditemani seorang yeoja cantik yang mereka tidak tahu siapa.
Para namja sangat terpesona dengan kecantikan yeoja yang datang bersama Min Ho dan merasa iri dengan keberuntungan namja yang satu itu.
Sedangkan para yeoja melihat iri dengan kecantikan yeoja itu karena selain cantik dia juga bisa menjadi kencan Lee Min Ho di pesta kampus. Mereka seperti Raja da Ratu dipesta itu.
“Ara...” So Eun langsung menyapa melihat kedatangan Ara.
“So Eun-ahh”Ara senang melihat So Eun juga ada di pesta itu.
“Nde, kau cantik sekali Ara.”Kata So Eun tak menyembunyikan kekagumannya melihat Ara yang biasanya polos, berdandan meski So Eun tahu pada dasarnya Ara adalah seorang yeoja yang cantik.
“ah kau membuatku malu... Kau juga sangat cantik.Kau datang dengan siapa?”Ara bertanya pada So Eun.
“Ini aku kenalkan, dia Kim Sang Bum” So Eun malu-malu mengenalkan namja disampingnya.
“Kim Bum imnida”Kim Bum membungkuk memperkenalkan diri pada Ara dan Min Ho.
“Go Ara imnida.”jawab Ara membalas membungkukkan badannya.
“Lee Min Ho imnida”jawab Min Ho.
“ayo kita lihat dancenya dari dekat, kelihatannya sangat keren. Temanmu Yunho sangat hebat ya Ara.” Lanjut Min Ho mengajak mereka lebih mendekat ke panggung.
Ara hanya tersenyum sementara matanya tak lepas dari atas pentas dimana Yunho tengah performance.
Ara tersenyum bahagia bisa melihat Yunho menari dengan sangat bagus meski entah kenapa Ara merasa wajah Yunho agak sedih. Rasanya kerinduannya satu hari tak bertemu dengan Yunho terobati dengan melihatnya seperti ini.
Seluruh ruangan bertepuk tangan dengan riuh dan bangga melihat betapa hebatnya group dance yang akan mewakili mereka ke jepang nanti dan ada keyakinan yang sangat besar melihat betapa bagusnya penampilan mereka malam ini yang membawakan satu dari 10 performance yang akan mereka tampilkan di jepang nanti.
Dibalik keriuhan itu ada seuntai wajah yang menunduk kecewa saat melihat Taeyoen memeluk dan mencium pipi Yunho merayakan penampilan mereka yang disambut tepuk tangan dan teriakan histeris mahasiswa yang menontonnya.
Tapi Ara mengangkat kepalanya lagi dan bertepuk tangan, larut dalam kemeriahan itu. Cukup hatinya yang terluka dan tak perlu memperlihatkan pada orang lain apalagi ditengah kegembiraan  seperti saat ini.
Yunho menyapukan pandangannya ditengah tepuk tangan meriah yang merupakan pujian untuk penampilannya. Yunho tertegun melihat sosok yang dicarinya ada ditengah-tengah penonton bersama seseorang yaitu Lee Min Ho. Yunho benar-benar kaget melihat Ara yang berbeda dengan hari-hari biasanya.
dia cantik sekali  bisik suara hati Yunho.
Yunho tersenyum karena Ara datang seperti janjinya tapi kenapa hatinya menjadi sedih melihat Min Ho merangkul pundak Ara dengan mesra.
kenapa denganku,  sungut Yunho kesal sendiri.
Melihat Yunho tersenyum kearahnya, Ara membalas senyuman itu dan mengacungkan dua ibu jarinya. Yunho melakukan hal yang sama. Yunho dan kelompoknya meninggalkan panggung diiringi tepuk tangan yang tak ada habis habisnya sampai punggung mereka benar-benar hilang dari pandangan.
Ara berharap Yunho menghampirinya di pesta tapi itu tak terjadi. Sampai dia lelah dan bosan dan akhirnya meminta Min Ho membawanya menjauhi pesta itu.
“Kau bosan ya?”Tanya Min Ho.
“Aku memang tidak terlalu suka keramaian.”kata Ara datar.
“Sepertinya bukan hanya itu.Kau kecewa dengan sesuatu?” Ara terkejut mendapat pertanyaan seperti itu dari Min Ho.
“ Anyi……aku benar-benar tak suka pesta.”Suara Ara bergetar menekan perasaannya yang memang sedang kecewa.
“Baiklah. Disini lebih romantis.”Ucap Min Ho memandang langit.
“mwo?”Tanya Ara.
“Kalau aku dengan yeojacinguku, aku juga akan lebih memilih tempat ini daripada pesta itu.”kata Min Ho mengalihkan pandangannya kearah Ara.
Ara mengalihkan pandangannya saat melihat Min Ho menatapnya dengan tajam.
“Ara..apakah kau tidak menyukaiku?”Tanya Min Ho.
“Apa? Aku…aku…..”Ara bingung harus menjawab apa.
Min Ho menggeser duduknya lebih dekat dengan Ara.Itu membuat Ara deg degan tak karuan. Keringat dingin mulai membasahi lehernya yang jenjang.
“Apa aku benar-benar tidak pantas kau sukai Ara?” Tanya Min Ho lagi.
“Bukan begitu.”Ara menjawab lirih, dia menunduk entah kenapa hatinya sangat pedih, karena bayangan seseorang tiba-tiba melintas dalam pikirannya.Dan tanpa sadar pipinya telah basah.
“Kenapa menangis Ara?”Min Ho kaget melihat airmata mengalir di pipi Ara.
“Mianhe Ara..aku tidak akan memaksamu.Mian..”Min Ho merasa bersalah melihat Ara menangis.
“Aku ingin pulang.”Ucap Ara dengan suara bergetar.
“Baiklah Ara. Tapi tolong jangan menangis aku jadi merasa bersalah.”Kata Min Ho menyesal.
“Bukan salahmu Min Ho. Ini karena aku sendiri.”Kata Ara menyeka airmatanya.
Min Ho mengantarkan Ara pulang.Sepanjang jalan mereka tak bicara apa-apa.
 Ara kelihatan sangat sedih dan sebenarnya Min Ho tak kalah sedih melihat Ara seperti itu, seandainya saja Ara mengijinkan, ia ingin memeluk gadis itu dan menghapus semua kesedihan dalam hatinya.
 Tapi Ara menutup diri darinya dan lebih memilih menyimpan semuanya sendiri.
“Gomawo Min Ho, Mianhe…..”Ara merasa tidak enak dengan sikapnya pada Min Ho.
“Mianhe Ara…kau jangan membenciku karena ini.”suara Min Ho bergetar menahan sedih.
“Nde.”Ucap Ara.
“Aneyong “ Min Ho berlalu dengan mobilnya membawa berjuta kecewa dan sedih dalam hatinya.
Ara membuka pintu pagar rumahnya ketika sebuah suara menghentikannya.
“Ara!”suara yang sudah sangat dikenal Ara.
“Yunho?!”Ara terkejut melihat Yunho berdiri dibelakangnya.
“Kenapa kau meninggalkan pesta tanpa mengucapkan apa-apa padaku Ara.”kegusaran tampak dari suara Yunho.
“Aku tidak suka pesta.”Ara menjawab dengan ragu.
“Itu bukan alasan Ara, setidaknya ucapkan sesuatu padaku sebelum kau pergi. Apa karena Lee Min Ho?”Tanya Yunho berharap itu tidak benar.
“Aku menunggumu tapi kau tidak keluar Yunho.”jawab Ara.
“Kau tidak bohong Ara?” Yunho tidak percaya ucapan Ara.
“Kenapa kau tidak percaya padaku Yunho.Aku tidak pernah berbohong padamu.”suara Ara bergetar menahan sesak didadanya mendengar Yunho lagi-lagi menuduhnya berbohong
Yunho mendekati Ara tepat dihadapannya Yunho menariknya dalam pelukannya.
“Kenapa kau menangis cantik?” Yunho menghapus airmata Ara setelah melepas pelukannya.
“Apa aku selalu membuatmu sedih Ara?”Yunho menatap mata Ara yang memerah karena menangis.
Ara hanya menggeleng pelan meskipun hatinya menjawab iya.
“Apa kau dan Min Ho………”Yunho tak melanjutkan ucapannya, dia hanya melihat reaksi Ara.
“Anyi……”Ara menjawab dengan cepat mendengar pertanyaan Yunho. Yunho merasa lega.
“Benarkah kalian tak pacaran? Tapi dia sepertinya sangat menyukaimu Ara.”Yunho masih belum yakin.
“Aku tak bisa menyukainya.”jawab Ara datar.
“Ada orang lain yang kau sukai Ara?”
Ara tak menjawab dia hanya menunduk, terasa ada yang mengiris hatinya.
“Apa kau pernah menyukaiku Ara?”Tanya Yunho hati-hati hampir tidak terdengar.
“Mwo?”Ara sangat terkejut mendengar Yunho menanyakan itu.
“A…aku…..”Mulut Ara tercekat tak bisa bicara apa-apa.
Yunho menatap matanya dengan sinar yang sangat aneh dan Ara tak bisa mengartikannya, selalu saja Ara tak pernah sanggup menatap mata itu yang terasa akan menelannya bulat-bulat. Padahal sinar mata itu sangat lembut tapi Ara selalu merasa tak sanggup lama-lama menatap mata Yunho.
“Kau dan Taeyoen……..”Ara mencoba mengalihkan pertanyaan Yunho.
“ Taeyoen?”Yunho mengeryitkan keningnya.
“Kau pikir aku dan Taeyoen pacaran?”Tanya Yunho.
“Bukankah benar?”Ara malah balik bertanya.
Yunho tersenyum mendengar Ara malah balik bertanya.Ara penasaran melihat Yunho hanya tersenyum mendengar pertanyaannya.
“Kau mau tahu jawabannya?”Tanya Yunho serius, matanya kembali menatap tajam Ara.
Ara hanya terdiam tak bereaksi.
Yunho mendekatkan wajahnya kewajah Ara sampai Ara mundur dan bersandar di tembok pagar rumahnya.Tapi Yunho tak menghentikan aksinya, wajahnya pun makin dekat ke wajah Ara.
Dan waktu seakan berhenti saat Yunho menyentuh bibir Ara. Ara tak sanggup menolak sentuhan hangat bibir Yunho yang terasa menghentikan detak jantungnya.
Ara memejamkan matanya merasakan kehangatan yang menyelimuti hatinya.
Ada seruak bahagia di hati Yunho saat Ara menyambutnya dengan hangat juga. Seakan tak ingin melepaskan Yunho membiarkan bibirnya terus menyentuh lembut bibir Ara. Sampai akhirnya Ara melepaskannya karena nafasnya tersengal. Mereka baru menyadari bahwa mereka berciuman cukup lama.
Yunho tersenyum lembut dan menarik Ara kedalam pelukannya,Ara membalas memeluk Yunho dengan erat seakan takut melepaskannya.
“ Kenapa kau tak pernah bertanya padaku Ara?” Yunho bertanya sambil terus mendekap tubuh Ara erat.
“Kau juga tak bertanya padaku.”
“Selama ini aku tak yakin dengan perasaanku Ara, sampai akhir-akhir ini aku kehilanganmu dan aku tak bisa.”suara Yunho sangat lembut ditelinga Ara.
“Aku juga kehilanganmu Yun,aku merasa kau menjauhiku.”jawab Ara sedih.
“Aku tak pernah menjauhimu Ara, hanya aku terlalu sibuk berlatih dan kau semakin dekat dengan Min Ho, jadi aku malah merasa kau yang menjauhiku.”kata Yunho lagi.
“Anyi, Min Ho memang baik tapi aku tak bisa menyukainya.Kau dan Taeyoen sebenarnya seperti apa?” Ara mendongakkan wajahnya. Yunho tersenyum, tangannya menyentuh lembut pipi Ara.
“Taeyoen hanya pasangan danceku saja Ara tak lebih dari itu, aku dekat dengannya agar kami terlihat natural saat menari.”
“Tapi tadi Taeyoen menciummu Yun.”ada kecemburuan dalam ucapan Ara.
“Itu hanya spontanitas karena dia merasa bahagia bahwa dance kami ternyata diapresiasi dengan bagus Ara.Dan bukan aku yang menciumnya kan?  Aku juga sudah menegurnya tadi agar dia tak melakukannya lagi.”Yunho mencium tangan Ara .
“Jadi kau akan berangkat jam berapa besok Yun?”
“jam 10 pagi….Aku tak ingin menyesal maka sebelum aku pergi aku harus tahu perasaanmu sebenarnya padaku.”
“Sekarang kau sudah tahu?”Tanya Ara.
“Nde, dan aku sangat bahagia.”Yunho menjawab dengan mata berbinar .
“Tapi aku belum bilang apa-apa Yun.”Ara mencoba menggoda.
“jadi kau tak menyukaiku?”Yunho bertanya khawatir.
“Tidak.”Ara menjawab datar.
‘’Mwo?”Yunho terkejut mendapat jawaban Ara sampai dia melepaskan genggaman tangannya.
“Aku tak menyukaimu tapi Aku mencintaimu.”Jawab Ara tenang dan tersenyum penuh kemenangan.
“Kau ini…….”Yunho malu bereaksi berlebihan menanggapi candaan Ara.
“Aku tidak mencintaimu Go Ara tapi sangat mencintaimu.” Yunho mengeratkan pelukannya.
Ara tersenyum bahagia, meski nafasnya sesak karena eratnya pelukan Yunho tapi Ara merasa nyaman dan tak ingin melepaskanya.
“Saat aku pergi ke jepang kau jangan terlalu dekat dengan Min Ho ya.”kata Yunho kemudian.
“kenapa, kau cemburu ya?”Ara tersenyum menggoda.
“Ya! tadi sebenarnya aku ingin memukulnya melihat dia merangkul pundakmu.” Yunho memperlihatkan muka seriusnya.
“Kau ini…tidak boleh begitu. Aku kan hanya menyukaimu.”
Yunho tersenyum bahagia mendengar pengakuan Ara.
Seakan enggan berpisah Yunho dan Ara sama-sama menunggu siapa yang  beranjak duluan. Akhirnya Yunho mengalah karena dia tahu Ara tak akan masuk rumah kalau Yunho tak pergi dulu. Sekali lagi Yunho mencium Ara denga lembut sebelum masuk ke dalam mobilnya.
“aneyong Ara cantik……..saranghe.”Yunho melambaikan tangannya.
“Aneyong Yunho tampan…..saranghe.” Ara memasuki rumah dengan perasaan berbunga-bunga tak berbeda dengan Yunho yang tersenyum lebar dan bernyanyi-nyanyi sepanjang perjalanan pulang meluapkan kebahagiaannya.

*****
Cinta terkadang memang aneh dan itu dirasakan Yunho, setelah dia kehilangan Ara baru menyadari betapa berarti dia buatnya.Sayangnya keahagiaan itu harus ditundanya sementara karena meski baru mengungkapkan perasaannya tapi harus berpisah . Ara memang tak ikut mengantar YUnho sampai ke bandara tapi sepanjang jalan menuju bandara Yunho tak pernah melepas handphone dari telinganya.
“Kau harus mengikuti siaran langsungnya.”kata Yunho.
“Aku akan selalu mendukung namjacikungku.”Suara disebrang sana membuat senyum Yunho mengembang.
“Seandainya kau bisa ikut aku Ara….”Ada nada kecewa pada ucapan Yunho.
“Aku pasti akan lebih semangat.”
“Kau harus tetap semangat Yun, kau tahu meski aku tak ikut bersamamu tapi aku akan selalu mendukungmu.”Kata Ara memberi  semangat.
“Aku tahu, kita kan baru jadian.Aku  masih ingin bersamamu………”nada kecewa masih terdengar dari ucapannya.
“Kalau kau begitu aku akan kecewa Yun, karena itu berarti aku yang menghalangimu.”kata Ara merasa sedikit bersalah.
“Anyi, bukan begitu sayang…aku yang ingin bersamamu dan aku tahu kau pasti tak mau aku menjadi lembek seperti ini, aku terlalu melankolis ya hehe……..”Yunho jadi malu sendiri.
“Sepertinya kau benar-benar cinta padaku ya?”Ara tersenyum senang mendengar ucapan Yunho.
“Nde.. sangat! Aku menyesal kenapa baru sekarang aku sadari perasaanku.”ucap Yunho dengan pedenya..
“Kau tahu Yun, meski 10 tahun lagi aku tidak akan menyesal menunggumu…”meski Yunho tak ada didepannya tapi wajah Ara memerah mendengar ucapan Yunho.
“Aku namja yang paling beruntung dicintai oleh Ara.”Yunho benar-benar dibuat melambung oleh perasaan bahagianya.
“Aku juga yeoja yang beuntung dicintai oleh Yunho.”
“Aisshhss…aku benar-benar rindu padamu Ara.”Yunho merajuk.
“Kita baru berpisah dua jam yang lalu.”Ara tersenyum simpul.
“Apa kau tak rindu padaku?’’
“Kau seperti anak kecil…..”Ara tertawa mendengar rajukan seorang Yunho yang dikenalnya dari kecil.
“Jadi kau benar-benar tak merindukanku?”
“Sekarang aku sedang memandang fotomu.”kata Ara akhirnya.
“Hehehe…..kau ngefans ya padaku.”Yunho kegirangan mendengar pengakuan Ara.
“Mwo? Gr sekali memangnya siapa kau.”
“Namjacingu Go Ara.”
“Hehehe…jangan lupa telepon aku ya kalau kau tidak sedang pentas.”Ara tertawa bahagia.
“Nde,cantik…muah”
“Genit sekali!”Ara malu sendiri mendengar ucapan Yunho.
“Biar saja, aku kan mencium yeojacinguku.”
Rasanya Yunho tak bosan mendengar suara kekasihnya itu padahal mereka sudah lama saling kenal dan Yunho sudah mendengar suara Ara dari kecil tapi sejak malam mereka menjadi pasangan kekasih Yunho merasa suara Ara sangat seksi dan tak bosan untuk selalu didengarkan.
Cinta memang bisa merubah hal yang biasa menjadi luar biasa bagi orang yang tengah merasakannya. Semua yang didengar dan disentuh menjadi indah dan memabukkan.
*****
Seperti dugaan Ara kompetisi dance yang diikuti Yunho sangat ketat dan luar biasa. Tapi Ara bahagia karena kelompok Yunho selalu mendapat nilai yang memuaskan meskipun tak selalu mendapat nilai sempurna tapi itu sangat bagus karena pemenangnya memang dipilih berdasarkan beberapa kategori. Dan Ara berharap Yunho bisa memenangkan salah satunya.
Seminggu telah berlalu sejak kepergian Yunho ke jepang.Dan siang itu Ara baru sadar dia tak pernah melihat Min Ho sejak malam pesta. Entah kemana, Ara bukan tidak pernah menghubunginya tapi beberapa kali telepon dan sms Ara tidak pernah dibalas Min Ho. Ara jadi merasa bersalah, perasaannya benar-benar tidak enak.
Akhirnya dengan tujuan meminta maaf Ara mencari tahu kabar Min Ho pada teman-temannya, tapi mereka tidak tahu keberadaan Min Ho dan kenapa dia tak masuk kuliah beberapa hari belakangan.
“ Min Ho kan sekarang sedang sakit.”Tanpa sengaja Ara mendengar seorang yeoja yang tengah membicarakan Min Ho.
“Memangnya dia sakit apa?”Tanya yeoja yang satunya lagi.
“Aku juga tidak tahu, tapi menurut sebuah sumber dia sampai dirawat di rumah sakit” Ara agak terkejut mendengar percakapan kedua yeoja itu. Tapi dia memutuskan mendengarkan saja.
“Apakah separah itu?”Tanya yeoja berambut sebahu itu dengan cemas.
“Entahlah tapi mereka merahasiakan tempatnya.”
“Kenapa begitu, pasti ada yang tidak beres.”
“Padahal aku ingin sekali menengoknya.”Kata yeoja itu lagi.
“Apa kau masih menyukainya, Jandi?”yeoja berambut sebahu itu bertanya pada temannya.
“Ya, meski aku tahu dia tak pernah menyukaiku tapi aku ingin tetap mendekatinya karena aku tahu dia belum punya yeojacingu.”ujar yeoja yang di panggil Jandi itu.
Semantara Ara yang dari tadi mendengarkan merasa cemas mendengar kalau ternyata Min Ho tengah sakit sampai di rawat di rumah sakit. Ara bergegas menemui So Eun.
“Ternyata dia sakit,” kata Ara pada So Eun yang sedikit heran melihat Ara seperti orang yang sangat cemas.
“Siapa yang sakit Ara?”Tanya So Eun.
“Min Ho.”Jawab Ara.
“Benarkah? Kau tahu dari siapa kalau Min Ho sakit?” Tanya So Eun lagi.
“Aku mendengar beberapa yeoja membicarakannya tadi.” Kata Ara dengan wajah yang masih terlihat cemas.
“Kau yakin Ara?”
Ara mengangguk.
“Apa kau mengkhawatirkan Min Ho, Ara?” Tanya So Eun memandang Ara. Ara Cuma terdiam.
“Apa kau tahu dimana rumahnya?”Tanya Ara.
“Kau?...... Apa ingin menemuinya Ara?” Tanya So Eun agak sedikit heran.
“Mwo…..aku ingin memberinya semangat.Selama ini dia sudah sangat baik padaku.”jawab Ara tak memperdulikan keheranan So Eun.
“Aku tahu karena orang tua kami adalah teman. Kau pergi sendiri atau aku temani Ara?” So Eun memberikan secarik kertas bertuliskan sebuah alamat.
“Gomewo So Eun, aku tak ingin menyusahkanmu aku pergi sendiri saja.”kata Ara tersenyum.
Sebenarnya Ara ingin ditemani So Eun tapi dia bepikir lagi kejadian malam itu yang akhirnya membuatnya mengurungkan niatnya meminta So Eun menemaninya.
Denganperasaan campur  aduk Ara menuju sebuah alamat yang diberikan oleh So Eun. Sesampainya disana Ara tertegun melihat betapa besar dan mewah rumah di hadapannya. Ara ragu untuk meneruskan langkahnya. Tapi seseorang membuyarkan lamunannya.
“ Aneyong haseo….”kaget Ara mencari sumber suara yang menyapanya.
“Kau sedang  apa disini nona?” Tanya seorang namja yang kira-kira seusia dengan Ara.
“Oh..eh..aneyong…aku….”Ara agak gelagapan menjawab pertanyaan dari namja tersebut, mata Ara memincing memperhatikan orang didepannya.
“Apa kau mau masuk?” namja itu menunjuk ke dalam rumah yang punya halaman sangat luas itu.
“Mmmmm…kau siapa ya, apa kau tinggal disini?”bukan menjawab Ara malah balik bertanya.
“Kenalkan namaku Onew.”jawab namja itu tersenyum ramah.
“Go Ara imnida.”Arapun memperkenalkan dirinya.
“Ara-ssi apa yang kau lakukan disini?”Tanya Onew lagi.
“Apa kau….”Ara memandang rumah itu lagi tapi tak melanjutkan ucapannya.
“Aku memang tinggal disini.”kata Onew menebak pertanyaan yang tidak diselesaikan Ara.
“Oh begitu, berarti aku salah alamat.” Ara agak sedikit kecewa.
“kau tersesat? Coba kulihat alamatnya,”Onew mengulurkan tangan meminta selembar kertas kecil yang kebetulan dipegang Ara.
“Ah! Kau tidak salah alamat , memang disini tempatnya, kau mencari siapa?”Tanya Onew ramah.
“Emm…Apa benar Min Ho tinggal disini?”Tanya Ara sedikit ragu.
“Kau mencari Min Ho! Lee Min Ho maksudmu?” Tanya Onew semangat.
Ara mengangguk.
“Masuklah…”Onew mengajak Ara memasuki gerbang megah itu. Meski agak sedikit ragu tapi Ara mengikuti langkah Onew.
“Onew-ssi kau……”Onew tersenyum.
“Aku sepupu Min Ho. Aku tinggal disini baru dua bulan karena orang tuaku dinas ke laur negeri, aku tinggal disini karena dirumahku tidak ada yang mengurusku.” Onew sepertinya tahu maksud ucapan Ara.
“Kau selalu bisa menebak apa yang mau kutanyakan, apa kau cenayang?” Tanya Ara tersenyum, Ara merasa nyaman karena sikap Onew yang sangat bersahabat dan sedikit konyol kalau melihat penampilannya yang agak sedikit nyleneh.
“Kau tunggu disini Ara, sebentar aku akan kembali.”Kata Onew setelah mereka masuk rumah dan mempersilahkan Ara duduk diruang tamu yang sangat mewah itu. Ara hanya mengangguk.
Tak lama Onew kembali dengan membawa dua buah gelas berisi orang juice.
“Kau pasti haus kan? Biasanya yeoja itu suka orange juice, kau juga kan?” Tanya Onew agak sedikit memaksa sih sebenarnya.
“Gomewo, kau memang berbakat jadi cenayang,”Ara tersenyum.
“Apa kau sudah bilang pada Min Ho aku mencarinya?”Ara bertanya pada Onew karena tak melihat Min Ho menghampiri mereka setelah cukup lama.
“Mianhe Ara, aku jadi lupa apa maksudmu kesini.”Onew tertawa kecil saat Ara mengingatkan tujuannya kerumah itu.
“Kenapa kau mencari Min Ho?”Tanya Onew,
“Aku tidak melihatnya masuk kuliah akhir-akhir ini.”jawab Ara.
“Apa kau yeojacingunya?”
“Anyi…..aku temannya, dia itu teman yang sangat baik.”jawab Ara sedikit gugup.
“Kenapa kau jadi gugup Ara.”kata Onew seperti menyelidik.
“ Pertanyaanmu aneh sih…..”elak Ara.
“Jadi kau salah satu fansnya juga,”ada nada sinis dari ucapan Onew.
“Anyo….aku bukan fansnya dia kan bukan artis kenapa harus jadi fans Min Ho.”jawab Ara.
“Min Ho kan Tampan banyak yeoja yang memujanya meskipun dia bukan seorang selebriti.”Onew masih dengan nada sinisnya membicarakan yeoja yang mengejar-ngejar Min Ho.
“Sudahlah aku tak tertarik, tolong bilang pada Min Ho, Ara ingin menemuinya, kalau dia tidak mau aku akan pulang saja.”kata Ara bosan dengan kata-kata Onew.
“Apa kau yakin Min Ho mau menemuimu?”Tanya Onew.
“Aku tidak tahu, apa kau sudah menanyakannya?”Ara balik bertanaya.
“belum,”jawab Onew singkat.
“kau mempermainkanku, aku pulang saja. Aneyong…”Ara beranjak dari tempat duduknya dan melangkah menuju pintu keluar.
“Ara tunggu! Mianhe… aku tidak bermaksud mempermainkanmu. Min Ho tak pernah cerita dia punya teman seorang yeoja dan setahu aku yeoja-yeoja itu tak pernah dianggap teman oleh Min Ho.” Onew mencegah Ara keluar.
“Aku tidak tahu apa MinHo menganggapku teman atau bukan, tapi aku menganggapnya sebagai teman karena selama ini dia baik padaku.”mata Ara berkaca-kaca. Meski hanya teman rasanya menyakitkan sekali tak diakui.
“Baiklah Ara, tapi kau harus janji padaku tak memberitahu siapapun kalau kau sudah bertemu Min Ho.”kata Onew melihat kesungguhan Ara.
Ara hanya mengangguk.
“Kau tahu kalau Min Ho sakit?”Tanya Onew.
“Aku hanya mendengar rumor saja, makanya aku ingin tahu, apa itu benar?”Ara menoleh pada Onew yang membawanya entah kemana, tapi yang pasti keluar dari rumah Min Ho.
Onew mengangguk meski tak terlalu kentara tapi ada besit kesedihan disana.
“Dia adalah hyung yang baik, sangat baik padaku dan dia tidak pantas merasakan ini.”Onew Nampak geram bercampur kecewa.
“Maksudmu apa ?”Tanya Ara tidak mengerti.
“penderitaannya, sakitnya…….kenapa harus dia yang merasakan itu. Hyung masih sangat muda tapi penyakit itu menggerogoti tubuhnya yang seharusnya sehat dan kuat sekarang.”
“Sebenarnya dia sakit apa?”
“ kangker  tulang belakang.”Ara kaget mendengar jawaban Onew, hatinya sangat miris mendengar itu.
“kasihan Min Ho, dia tak pernah bercerita padaku.”kata Ara pelan.
“Dia memang sok kuat, hyung tak ingin orang tahu sakitnya. Hanya keluarga saja yang tahu dia sakit dan melarang kami untuk bercerita pada siapapun. Tapi aku sekarang melanggarnya, entah kenapa aku ingin bercerita padamu Ara.”Onew memandang Ara.
“Aku merasa kau akan membawa kebaikan untuk hyungku, kumohon jangan kecewakan aku Ara.”
‘’Aku……”Ara tak melanjutkan ucapannya, Ara bingung harus berkata apa saat melihat wajah memelas Onew yang memandangnya.
“Berjanjilah kau tak akan mengecewakanku, sudah cukup dia merasakan sakitnya, berilah kebahagiaan bila kau menyayanginya Ara.”Ada harapan yang terasa bagai tekanan untuk Ara. Ara benar-benar bingung harus bicara apa, dan dia memilih untuk diam saja.
*****
Tak lama mobil itu memasuki sebuah rumah sakit besar.Onew langsung menajak Ara naik ke lantai 3. Ara benar-benar merasa iba melihat Min Ho tergeletak dengan banyak selang di mulut dan hidungnya. Onew bercerita kesehatannya menjadi sangat drop seminggu ini karena hilangnya semangat untuk hidup.
 Ara meneteskan airmata melihat Min Ho disana terlihat sangat menderita, Ara benar-benar menangis karena dia kembali teringat Oppanya changmin. Yang meninggal karena semangat hidup yang hilang dan memilih jalan pintas.
Ara berjanji pada dirinya sendiri untuk menolong Min Ho mengembalikan semangat hidupnya. Karena entah kenapa Ara juga merasa bersalah bahwa mungkin saja Min Ho begini karenanya.
*****
Ara banyak menghabiskan waktu dirumah sakit menemani Min Ho.Sudah hampir empat hari Ara bolak-balik kerumah sakit tapi belum ada tanda-tanda Min Ho membaik, tapi Ara tak pernah putus asa, Ara membawa buku-buku untuk dibacanya saat  menemani Min Ho.
“Ara kau sepertinya sangat lelah, matamu terlihat kurang tidur.”kata So Eun melihat wajah Ara yang terlihat kelelahan.
“Hanya kurang tidur saja.”jawab Ara.
“Apa kau setiap hari kerumah sakit?”Ara hanya mengangguk.
Tiba-tiba telepon Ara bunyi.
“yoboseo..”
“…”
“Mwo? Baiklah aku akan kesana sekarang.”wajah Ara Nampak girang mendapat telepon itu dan bergegas beranjak dari duduknya.
“Kau mau kemana Ara!”teriak So Eun melihat Ara meninggalkannya tanpa mengucapkan apa-apa. Ara hanya melambaikan tangan dan berlari menjauh.
So Eun sebenarnya merasa kasihan dan sekaligus bingung dengan Ara. Setahu dia Ara sudah berpacaran dengan Yunho tapi perhatian Ara yang besar pada Min Ho apa tidak akan menjadi salah paham nantinya.
ah apa yang kupikirkan itu bukan urusanku,  geleng So Eun bicara dalam hati.
Min Ho membuka matanya saat mendengar sebuah suara menyapa Onew.
“Aneyong haseo ...”Ara menyapa Onew yang sedang duduk menbaca majalah didepan tempat tidur Min Ho.
“Ara ! kau sudah datang.”Onew langsung meletakkan majalahnya.
“Min Ho sadar pagi tadi , sekarang dia sedang tidur.”Onew kelihatan sangat senang.
“Syukurlah……”Ara ikut merasa lega.
“ Kau sudah bangun?”Onew medekati tempat tidur melihat Min Ho sudah membuka matanya.
Min Ho hanya tersenyum, pandangannya beralih kesosok yeoja cantik disamping Onew. Ara tersenyum ikut mendekati Min Ho.
senyum itu  , Ujar Min Ho dalam hati.
Senyum yang sanggup membuatnya melupakan sakitnya selama ini.
“Ara….”ucap Min Ho lirih.
“Aku senang kau sudah bangun Min Ho.”Ara duduk disamping tempat tidur. Tangannya menyentuh tangan Min Ho yang masih sangat lemah.
Sentuhan lembut Ara menggetarkan hati Min Ho dan untuk sesaat dia merasa sangat sehat dan ingin berlari karena senang.Tapi saat mencoba menggerakkan badannya Min Ho meringis.
“Kau mau apa?”Ara sangat khawatir melihat Min Ho kesakitan.
“Aku hanya ingin duduk”kata Min Ho masih berusaha menggerakkan badannya.
“Sudahlah kau tidur saja, kalau sudah sehat kau boleh duduk semaumu.”Ara membaringkan tubuh Min Ho.
“Aku merasa malu terlihat sangat lemah didepanmu.”kata Min Ho.
“kenapa malu, buatku kau adalah orang yang paling kuat karena bisa melawan penyakitmu.”kata Ara.
“kau selalu penuh semangat Ara.”Min Ho tersenyum.
“Kau pasti sangat lelah dan bosan melihatku ya?”Min Ho bertanya pada Ara melihat yeoja cantik itu terlihat letih.
“Siapa bilang,  aku senang berada disini, nanti aku kan juga akan bekerja dirumah sakit, aku anggap saja sebagai latihan.”jawab Ara terlihat tanpa beban.
Meski perlahan Min Ho mulai membaik kesehatannya tapi Ara tak pernah melewatkan seharipun menemani Min Ho, sampai dia benar-benar sehat dan di perbolehkan pulang. Kedekatan itu semakin tak bisa menjauhkan Min Ho dari Ara.
Tapi Ara melupakan seseorang….

*****
Yunho benar-benar frustasi dan putus asa kehilangan kontak dengan Ara selama berada di jepang. Tapi tekadnya yang kuat membuat dia merasa harus melupakan egonya dulu sementara dan mengesampingkan masalah pribadinya demi prestasi dan kepercayaan teman-teman satu kelompoknya.
 Bahkan ditengah kebahagiaannya mendapat juara pertama untuk solo dance, Yunho ingin persembahkan itu untuk orang yang dicintainya, tapi Ara seperti hilang ditelan bumi. Kalau mau jujur  ada kecewa dan juga khawatir saat Ara tak pernah menjawab telepon darinya.
Sampai menjelang kepulangannya Yunho tetap tak bisa menghubungi Ara. Meski dia tertawa tapi Yunho sangat kecewa. Sambutan meriah bak pahlawan di bandara tak sanggup menghapus sesak dalam dadanya saat tak melihat Ara diantara kerumunan orang yang menyambutnya dengan gempita.
Sesampainya di korea Yuhno tak membuang waktu dan langsung menuju rumah Ara tapi lagi-lagi kekecewaan yang didapat, Ara tak berada dirumah.saat dia mencoba bertanya pada So Eun, jawabannya pun sama.
 sebenarnya kau dimana Ara ,  gumam Yunho.
Rindu yang sangat bercampur dengan kekecewaan yang sangat juga.
Apa kau tak rindu padaku Ara  , suara Yunho tercekat.
Yunho mengarahkan mobilnya ke pusat kota, dia berhenti di sebuh café. Saat hendak memasuki café Yunho melihat pemandangan yang membelalakkan matanya.
ARA!
Ingin sekali Yunho berlari dan memeluknya, meluapkan kerinduan yang terasa sudah sangat mengkristal,tapi langkahnya tiba-tiba terhenti.
MIN HO!
Lagi-lagi Yunho harus menahan diri. Yunho melihat betapa perhatiannya Ara pada Min Ho, bahkan dengan lembut Ara menyeka keringat yang menetes di dahi Min Ho.
 Kaki Yunho seperti kram dan tak bisa digerakkan.Hatinya seketika hancur berkeping-keping, tak terasa pipinya menjadi hangat ternyata sudut matanya meneteskan airmata tanpa disadari.
Ingin sekali Yunho menumpahkan kemarahan pada dua orang manusia didepannya, tapi jangankan marah untuk berkata-kata saja Yunho tak sanggup. Yang dilakukannya malah sebaliknya Yunho mengambil langkah seribu berbalik dan menjauhi mereka.
Café itu tidak sepi juga tidak terlalu ramai. Beberapa orang menyapa Yunho ada juga yang memberi  ucapan selamat atas keberhasilannya di jepang.
“Hai hyung, selamat! Kau memang luar biasa.”Leeteuk menjabat tangan Yunho, meski Yunho hanya tersenyum.
“Kenapa kau lesu begitu?bukan kau seharusnya senang sekarang?”Leeteuk jadi bingung dengan sikap Yunho yang terlihat sedih bukannya senang.
Yunho hanya diam saja tak menanggapi pertanyaan Leeteuk. Dia malah melangkah menuju panggung dan duduk didepan piano. Perlahan Yunho memetik satu-persatu tuts nada piano dan mulai bernyanyi
Nungamado boycoyo
Meolli isseodo arroyo
Geunyeoga elmana yeppeun saramin geonji

Sondo mot daegenneun geolloyo
Kkaejyo deoril geot gatayo
Geunyeoga ealmana yeorin saramin geonji

Saramdeul sogeseo utgo inneun
Jeo choon saneun naui guenyeojo

# aigachi jarang seureowoyo
   Babo geteun pyojeong dwaebeoryeoyo
   Jebal naegeman useoyo oh she…she….
   Dangsinui kkechigo sipeungeollyo
   Geu gotmani cheongugin geollyo
   Sasang hana ppunin oh she…she…

Jajorsimi ganghan saram
Jeoldae ulji annoeun saram
Geunyeoneun ealmana dolchan saramin geonji

Yuchihan nae jangnanedo
Mae beon jeulgeowohajiman
Geugeosi jinsiminji moreul ttaedo isseoyo

Almyeon alsurok moreugesseo
Jeo sarami naui geunyeojyo
#
O nan geunyeoreul arayo baby
Na ppunjiyo
Saranghaneun saramman al su itjyo
Geunyeoui nunmulkkaji
#

Meski pengunjung café menikmati penampilannya dan memberikan applause tapi buat Leeteuk sahabatnya itu tidak bernyanyi seperti biasanya.
“ Kau kenapa Yun?” Leeteuk bertanya setelah Yunho kembali duduk didekatnya.
“Aku sedang tidak bersemangat.”jawab Yunho datar.
“Apa kau sedang patah hati?”Leeteuk menebak sikap Yunho yang tampak tidak bersemangat.
Yunho tak menanggapi pertanyaan Leeteuk, dia malah memanggil pelayan dan memesan minuman. Tak lama minuman datang dan Yunho langsung menuangkannya dalam gelas dan meminum dengan cepat , membuat dahi Leeteuk berkerut heran.
“Sejak kapan kau minum Yunho-ah?” Tanya Leeteuk melihat Yunho Minum separti kesetanan.
Yunho tetap asyik minum sampai akhirnya mabuk, Leeteuk yang berusaha menghentikannya malah didorong dan akhirnya membiarkan saja Yunho minum sendiri. Leeteuk hanya melihat saja.
Akhirnya Yunho benar-benar mabuk dan bicara tak karuan. Sebagai teman Leeteuk tak tega melihatnya. Tanpa banyak bertanya Leeteuk membawanya pulang ke apartemennya.
*****
Kepala Yunho terasa sangat berat saat bangun.Dia melihat sekeliling dan rasanya sangat asing dengan kamar yang ia tempati. Yunho berusaha untuk turun dari tempat tidur bernuansa biru itu. Dia melihat sekeliling dan baru paham setelah melihat foto yang bergantung didinding diatas tempat tidur.
 Leeteuk….  gumam Yunho lirih.
Yunho membuka pintu kamar mencari penghuni apartemen itu. Setelah berkeliling tak menemukannya Yunho duduk di sofa ruang tengah apartemen itu. Dia meraba sakunya dan mengeluarkan telepon genggamnya bermaksud menelepon Leeteuk saat tiba-tiba pintu apartemen ada yang membuka.
“Hai sudah bangun kau Yun…”Leeteuk tersenyum ramah.
“Kau membawa aku kesini semalam?”Yunho malu bertanya pada Leeteuk sambil memegang kepalanya yang masih terasa pening.
“Kau mabuk semalam.”Leeteuk meletakkan makanan yang baru dibelinya.
“Makanlah dulu kau pasti lapar, minum susu ini untuk menetralkan.”Leeteuk memberikan segelas susu yang diambilnya dari dapur mungil di apartemennya itu.
“gomewo hyung……aku jadi malu.”Yunho menerima dengan perasaan tidak menentu antara malu dan tidak enak.
“Sudahlah kau kan temanku.”Leeteuk Cuma tersenyum
“Sebenarnya kau kenapa Yun, apa kau punya masalah berat sampai mabuk, setahuku kau bukan peminum.”Leetuk berusaha mencari tahu kenapa Yunho sampai mabuk di cafenya.
“Mianhe menyusahkanmu, aku hanya sedang banyak pikiran saja.”Yunho tak ingin menceritakan apa yang sebenarnya sedang dialaminya.
“Oke…kalau kau tak mau cerita. Tapi jangan mabuk lagi di café milikku, bisa berabe aku nanti membawamu pulang tiap hari.”Leeteuk tak mendesak Yunho untuk bercerita.
“Nde…..”Yunho tertawa mendengar peringatan Leeteuk
“Siap boss…aku janji cukup sekali saja, pusing kepalaku. Tapi aku masih boleh tetap menyanyi di cafemu kan?” Yunho mengacungkan dua jarinya membentuk huruf v .
“Tentu saja kan cuma kau penyanyi yang tidak mau aku bayar, pengunjung juga suka padamu.”Leeteuk mengangguk dengan mantap.
“Gomewo boss……”Mereka tertawa, sejenak Yunho melupakan kesedihan dalam hatinya.
*****
Ara pulang dari rumah Min Ho, badannya terasa lelah.Ara tak pernah memperlihatkannya di depan Min Ho. Tapi sebenarnya bukan hanya badannya yang lelah tapi hatinya juga.
 Beberapa hari ini dia berusaha menghubungi Yunho tapi ternyata Yunho tak pernah mau mengangkat telepon darinya dan tak membalas smsnya.
 Ara cuma bisa menebak-nebak mungkin Yunho terlalu sibuk sejak pulang dari jepang sehingga tak sempat menemuinya dan membalas panggilan darinya.
 Saat dikampus Ara memang tak sempat mencari Yunho karena perhatiannya tersita untuk Min Ho dan Ara sangat bingung dengan situasi ini.
 Tapi Ara lebih memilih menahan hasrat hatinya mencari dan menemui Yunho demi melihat keadaan Min Ho yang kian melemah tiap hari. Ara tak ingin menyesal kedua kali kehilangan orang yang dekat dengannya.
Ara hanya merasa kecewa kenapa Yunho tak pernah berusaha mencarinya padahal mereka satu kampus dan Yunho juga tahu dimana Ara tinggal.
Apa hanya sebatas itu cinta Yunho untukku  , desis Ara sedih.
Ara merasa Yunho menjauhinya.Sampai akhirnya suatu hari mereka tak bisa menghindari satu dengan yang lain.
“Aneyong……”Ara merasa kaku menyapa Yunho yang tengah duduk dikantin dengan beberapa temannya.
Yunho nampak terkejut, tapi menjawab juga karena merasa tidak enak dengan teman-temannya.
“Aneyong.”Yunho memandang Ara dengan perasaan tidak menentu.
“Boleh bicara sebentar Yunho-ah?”Tanya Ara sedikit ragu.
“Ada yang penting? Kenapa tak bicara disini saja.”jawab Yunho dingin tahu bahwa Ara ingin mengajaknya bicara berdua saja.
“Tapi….”Ara melihat sekeliling.
“Apa tidak bisa ya kalau berdua saja?”kata Ara lagi melihat Yunho nampak enggan .
Yunho terdiam tak menjawab, sebenarnya dia bingung harus menjawab apa.Pikirannya berkecamuk antara mengiyakan atau menolak ajakan Ara. Kalau boleh jujur Yunho merasa senang bisa melihat Ara dari dekat setelah sekian lama terpisah.
“Kalau Yunho tidak mau denganku saja, cantik.”seorang namja yang duduk didepan Yunho tiba-tiba nyeletuk. Wajah Ara langsung memerah mendengarnya.
“Denganku saja! Kau Ara kan dari Psykologi? Kalau ada prom lagi kau pergi denganku saja ya?” namja disamping Yunho malah terang-terangan mengajak Ara kencan.
Mendengar ledekan teman-temannya pada Ara membuat Yunho gusar dan sedikit marah. Meski dia sedang sakit hati pada Ara tapi tetap saja dia tak akan rela Ara dirayu namja lain apalagi terang-terangan didepannya.
“Aissshhhhhh…kalian ini. Ayolah!”Akhirnya Yunho menyeret tangan Ara menjauhi teman-temannya.
“Ara namaku Siwon, kalau mau nomerku  minta sama Yunho ya!”teriak namja yang mengajak kencan Ara saat Yunho mengajak Ara menjauhi mereka. Yunho memelotokan matanya pada Siwon yang cuek.
Meski Yunho hanya menggandeng Ara untuk menjauhi teman-temannya tapi Ara merasa hangat mendapat sentuhan tangan Yunho, walaupun Yunho tak menyentuhnya dengan lembut tapi malah terkesan kasar dan menyeretnya. Ara tersenyum saat tahu Yunho menyelamatkannya dari situasi yang buat Ara sangat memojokkannya, setidaknya Yunho ternyata masih peduli padanya.
Yunho sendiri sibuk menata hatinya saat ini.
kenapa aku masih cemburu  ,  kata Yunho dalam hati.
Sampai ditaman samping kampus yang agak sepi Yunho berhenti disebuah bangku dan melepaskan tangannya dari tangan Ara dan dengan cueknya duduk tanpa mempersilahkan Ara.
Melihatnya seperti itu membuat dada Ara terasa bagai ditindih batu besar yang sangat berat, terasa sesak.
“Apa yang ingin kau bicarakan Ara?”Tanya Yunho dingin.
“Aku….kau……”Ara bingung harus bicara apa.
“Tadi kau bilang mau bicara padaku!”Yunho nampak kesal.
Ara kaget mendengar suara Yunho yang tinggi dan keras. Matanya langsung berkaca-kaca, Ara sungguh tak pernah menyangka Yunho bisa sekasar itu padanya, setahu dia Yunho adalah orang yang sangat lembut, bahkan sebelum menjadi kekasihnya Yunho adalah teman yang sangat baik.
Ara menggeleng berusaha menahan airmatanya jatuh.
“Mian Yun…..”Ara berlari menjauhi Yunho tanpa mampu bicara apa-apa padahal banyak sekali yang ingin dia tanyakan pada sosok yang sangat dirindukannya itu. Yunho hanya memandang kepergian Ara tanpa mencegahnya.
 Mian Ara, biarlah seperti ini, ini akan jauh lebih baik. Aku belum mampu menahan hatiku. Aku masih mencintaimu Ara karena itulah aku belum bisa merelakanmu. Saat nanti aku benar-benar bisa melupakanmu, aku akan datang sebagai temanmu tapi untuk sekarang aku belum bisa….
 Yunho menahan sakit dalam hatinya melihat kepergian Ara. Ingin rasanya dia memanggil dan memeluk yeoja yang amat dicintainya itu dengan hangat. Tapi tubuhnya menolak beranjak dari duduknya. Yunho mengurut dadanya, terasa sangat sakit harus memperlakukan Ara seperti itu.
*****
Sejak hari itu Yunho benar-benar jarang melihat Ara, beberapa hari inipun ternyata Ara jarang masuk kuliah , karena Yunho sering melihat So Eun sendiri padahal biasanya mereka selalu berdua.
Yunho enggan bertanya pada So Eun, meski ingin sekali tahu ada apa dengan Ara tapi Yunho selalu menahan diri dan hanya pikirannya yang menebak-nebak saja.
Apalagi Yunho sekarang mulai merintis karier di dunia entertainment, waktunya makin tersita dengan banyaknya jadwal kegiatan.
Tapi buat Yunho itu adalah pelarian yang bagus, dengan bekerja terus menerus membuatnya sedikit melupakan sakit hatinya.
Tak berbeda dengan Ara, sejak pertemuan terakhir mereka yang sangat tidak nyaman, membuatnya memutuskan untuk menjauhi Yunho. Dalam hati Ara bertekad melupakan Yunho, Yunho telah meninggalkannya tanpa kata perpisahan.
Terkadang ada sesal dihati Ara, kenapa saat Yunho tahu perasaannya mereka malah jauh, Ara merasa jauh lebih baik memiliki Yunho dulu saat masih hanya sebatas sahabatnya.
ternyata mencintaimu terang terangan jauh lebih menyakitkan daripada mencintaimu diam-diam Yun……. Bisik suara hati Ara lara.
Saat menemani Min Ho makan disebuah restoran bergaya prancis Ara melihat siaran langsung di sebuah baliho besar dipinggir jalan yang sedang menyiarkan acara gossip selebritis.
 Tadinya Ara tidak tertarik pada acara itu saat sebuah nama yang disebutkan pembawa acara membuatnya mau tak mau melihatnya.
“Aneyong Yunho!” pembawa acara itu menyebut sebuah nama yang taka asing ditelinga Ara.
Yunho menyambut salam pembawa acara itu dengan senyum ramahnya, senyum yang sangat dirindukan Ara.
Ternyata Yunho akan merintis karir di dunia tarik suara dan mengatakan sudah dalam proses rekaman dan berencana membuat MV.
Memang sejak keberhasilannya di Jepang dunia Yunho seakan mulai berubah perlahan dari mulai banyak di wawancarai media sampai tawaran menjadi model iklan sampai undangan ngedance diberbagai acara.
Tapi Ara sangat terkejut saat Yunho mengatakan bahwa dia akan meminta Taeyoen untuk menjadi model di MV pertamanya.
“Kami sangat dekat karena itu saya memintanya menjadi model di Mv debut saya.”Ucap Yunho terlihat sangat senang.
“Apa kalian punya hubungan khusus?”Tanya pembawa acara itu.
“kami dekat, sangat dekat dia, adalah partner yang hebat.”Yunho tersenyum mendengar pertanyaan pembawa acara itu.
“Kalian terlihat sangat serasi dan sangat cocok satu dengan yang lain, apa benar kalian tidak pacaran?”pembawa acara itu berusaha mengorek Yunho.
“Kalaupun aku punya kekasih aku ingin menyimpannya pribadi saja.”ucap Yunho tanpa menyangkal atau mengiyakan.
“Wah begitu ya, ada benar-benar membuat saya penasaran!”pembawa acara itu terlihat makin penasaran mendapat jawaban dari Yunho.
“Yang pasti hati saya dimiliki seseorang.”Yunho makin menambah penasaran sang pembawa acara.
“Nanti saat yang tepat saya akan beritahu anda.Gomewo atas supportnya….”Yunho menyudahi wawancaranya.
Ara menunduk kecewa melihat semua itu.
 jadi benar kau ada hubungan dengan Taeyoen, Yun. Jadi itukah alasanmu meninggalkanku……bisik suara hati Ara ngilu.
Min Ho melihat Ara yang tiba-tiba sedih setelah melihat Yunho, membuat hati Min Ho tak kalah sakit.
Meski dia tahu Ara tak pernah mencintainya tapi buat Min Ho sudah cukup Ara selalu ada didekatnya disisa-sisa waktunya yang kian menipis.
 Min Ho menyadari kalau dia egois terus menahan Ara bersamanya sementara hatinya pergi entah kemana, tapi buatnya memiliki Ara saat ini adalah hal terbaik dalam hidupnya.
Siapapun yang Ara cintai bisa memilikinya seumur hidup tapi Min Ho?
Aku ingin menghabiskan sisa waktuku bersamamu Ara, meski Aku tahu kau tak mencintaiku kau hanya kasihan padaku tapi biarlah asal di akhir hidupku aku tetap bisa melihat senyum itu
 hati Min Ho sendu.
“Kita pulang Ara.”MinHo mengajak Ara beranjak dari restoran itu.
“Tapi temani aku membeli sesuatu dulu ya.”kata Min Ho lagi. Ara hanya tersenyum mengangguk.
*****
Min Ho dan Ara mampir di sebuah pusat perbelanjaan. Min Ho menggandeng tangan Ara, sebenarnya Ara merasa agak sedikit risih tapi dia membiarkan saja Min Ho melakukan itu karena Ara tahu bahkan untuk berjalan Min Ho terkadang sering limbung.
 Jadi buat Ara lebih kepada menjaga ketimbang bergandengan tangan.
 Min Ho mengajak Ara kesebuah toko perhiasan. Pelayan menyambut mereka dengan ramah. Tampaknya Min Ho adalah pelanggan ditoko itu karena mereka menyapa namanya.
 Tanpa basa-basi Min Ho menanyakan pesanannya, tak lama seorang pelayan membawa  sebuah kotak mungil yang sangat cantik dan memberikannya pada Min Ho. Min Ho memnerimanya dan melihat kearah Ara yang duduk disampingnya.
“ Ini untukmu.”Dia meletakkan kotak itu ditelapak tangan Ara.
“Mwo? Untukku?”Ara kaget.
“Nde!”Min Ho mengangguk tersenyum.
Ara membuka kotak itu dan terbelalak melihat sebuah cincin indah berbentuk teddy bear kecil, sangat cantik. Untuk sesaat Ara tertegun melihat betapa indah cincin itu. Tapi Ara segera menutupnya kembali dan mengembalikan pada Min Ho.
“Kau tak seharusnya memberi  aku ini, ini terlalu bagus untukku.”Ara menolak pemberian Min Ho.
“Ara aku ingin memberimu hadiah karena 3 alasan dan kuharap kau tak menolaknya Ara, aku mohon.” Wajah Min Ho murung . Ara benar-benar tidak tega melihat Min Ho seperti itu.
“Aku boleh tahu 3 alasanmu? Setelah itu mungkin aku akan menerimanya.”kata Ara akhirnya menyerah melihat kesedihan di wajah Min Ho.
“ Baiklah……..”kata Min Ho tersenyum mendengar perkataan Ara.
“Yang pertama karena kau telah menolongku malam itu Ara tanpa bertanya siapa aku, kau sangat baik dan tulus. Kedua kau telah menjagaku selama ini  dan memberiku semangat untuk hidup disaat aku benar-benar merasa sangat putus asa dengan sakitku dan yang ketiga………” Min Ho berhenti sejenak.
“Kau adalah yeoja pemilik senyum dalam bus itu.”kata Min Ho memandang Ara.
“Mwo?”Ara sangat terkejut mendengar pengakuan Min Ho.
“Nde Ara….pemilik senyum indah dalam bus yang aku cari itu adalah senyummu. Dan kau selalu tersenyum untukku memberiku banyak hidup yang sebenarnya sudah habis untukku.” Min Ho berkata dengan sedih.
“Sekarang ulurkan tanganmu Ara.”Ara tercekat mendengar perkataan Min Ho, tanpa sadar Ara mengulurkan tangannya.
 Min Ho memakaikan cincin itu dijari manis Ara. Ara tidak tahu apa Min Ho hanya memberinya hadiah atau melamarnya karena toh Min Ho tak mengucapkan kata-kata itu.
 Ara hanya memandang mata Min Ho yang tampak berbinar. Ara merasa ikut senang melihat sorot mata yang akhir-akhir ini kosong seakan terisi kembali energy itu. Meski Ara tahu Min Ho menyukainya tapi dia sangat tidak menyangka bahwa yeoja yang sering diceritakan Min Ho adalah dirinya karena Ara tahu betapa berartinya yeoja itu dalam hidup Min Ho. Ada rasa haru dalam hati Ara tapi entah kenapa hatinya juga sangat sedih. Sedih karena tidak bisa mencintai Min Ho juga sedih karena tiba-tiba terlintas bayangan Yunho.
Sebelum meninggalkan toko itu saat hendak melangkah Min Ho menahan langkah Ara.
“Ara bolehkah aku memelukmu.”kata Min Ho lirih.
Ara memandang Min Ho, ada harapan yang sangat besar dari permintaannya itu. Ara mengangguk.
Min Ho memeluk Ara dengan senyum dan berbisik lembut….
“Gomewo Ara……terima kasih kau selalu ada disisihku.”
Ara tersenyum, menggigit bibirnya.
 kenapa aku tak bisa merasakan apa-apa kenapa hanya kesedihan yang bisa aku rasakan……
Ara tidak mengerti dengan hatinya yang tetap tidak bisa menepiskan perasaan kosong dan sepi dalam hatinya.
Tanpa mereka sadari sepasang mata melihat semua kejadian itu dari kejauhan. YUNHO!
*****
Setelah interviewnya dengan sebuah televisi selesai disebuah mall, Yunho memutuskan untuk berjalan-jalan sebentar mencari sepatu.
Tapi sungguh tak terduga jalan-jalannya kali ini bukanlah keputusan yang tepat karena dia harus melihat Ara berpelukan dengan Min Ho di pusat keramaian setelah Min Ho memakaikan sebuah cincin di jari Ara.
Hatinya yang sudah hancur kini makin terkeping menjadi butiran pasir dan rasanya sangat sulit untuk kembali disatukan lagi. Yunho meninggalkan tempat itu dan membawa mobilnya dengan kencang kearah pantai.
“ AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAHHHHHHHHHHHHHH……..!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!” yunho berteriak sekencang-kencangnya berkali-kali.
“Wae Ara……wae……..”Yunho terduduk lelah dan menitikkan airmata. Sekeras apapun Yunho mencoba tetap saja dia tidak bisa mengilangkan sakit dihatinya saat melihat Ara dengan Namja lain.
Yunho memejamkan mata mencoba menghimpit lukanya, mecoba menepis baying-bayang Ara yang memeluk Min Ho, mencoba melupakan senyum Ara sesaat setelah dia menciumnya, mencoba melupakan mata indah yang selalu meluluhkan hatinya.
 Tapi semakin mencoba semakin bayangan itu berseliweran di benaknya. Sampai Yunho benar-benar tak punya daya menghilangkannya dan tertidur dimobilnya di pinggir pantai. Dinginnya udara tak mampu mengusik badan Yunho yang sangat lelah menanggung beban pikirannya.
Yunho terbangun karena dering telepon genggamnya. Tak terasa hari sudah siang.
“yoboseo Taeyoen.”Yunho menjawab masih dengan setengah bangun.
“………”
“Nde…kau yang bangunkan aku.”
“….”
“Oh iya……aku sampai lupa. Mian Taeyoen, aku tak bisa menjemputmu sebaiknya kita bertemu disana saja.”Yunho tak mungkin menjemput Taeyoen dalam keadaan kacau seperti ini.
“…..”
“nde.” Yunho menutup teleponnya dan menarik nafas menghirup udara pantai yang mulai terasa panas.
aku harus melupakannya… tekad Yunho dalam hati.
HWAITING!!!
Teriak Yunho rasanya sedihnya sudah dihabiskannya semalaman.

*****

Ternyata debut pertama Yunho berhasil dengan baik walhasil Yunho pun semakin sibuk dengan kegiatan musiknya.
Perlahan dia mulai menikmati semua kegiatannya dan melupakan sakit hatinya. Dan kedekatannya denga Taeyoen semakin mengedarkan gossip bahwa mereka memang menjalin hubungan serius. Tapi Yunho dan Taeyoen tak pernah menyangkal ataupun mengiyakan.
Ara hanya bisa melihat keberhasilan Yunho dari televisi dan majalah yang memuat berita tentangnya. Ara bahagia Yunho telah berhasil menggapai satu dari sekian banyak impiannya, meskipun Yunho tak pernah lagi berbagi bahagia dengannya.
“ Ara kau kemana hari ini?’’ Tanya So Eun.
“tidak kemana-mana, dirumah saja.”jawab Ara.
“kau mau ikut ke festival Ara?”
“Aku sedang tidak bersemangat So Eun.”jawab Ara agak malas.
“Kau ini kenapa sih selalu murung, kau harus bersenang-senang sedikit Ara.”kata So Eun setengah memaksa. Ara hanya tersenyum.
“Kau ini sebenarnya sedih karena siapa sih?”Tanya So Eun sedikit menyelidiki.
“Mwo? Maksudmu apa?”Tanya Ara balik.
“Ditanya malah balik nanya, kau sedih karena kehilangan Yunho atau ditinggal Min Ho!”kata So Eun.
“Entahlah…….”Ara tak bisa menjawab pertanyaan So Eun.
“Jadi siapa yang sebenarnya kau cintai Ara?”
“Aku mencintai Yunho tapi aku sayang dengan Min Ho. Aku tak bisa memilih keduanya bila memang mereka pilihan, tapi kenyataannya Cuma aku sendiri kan?!” Ara menatap kosong kedepan.
“Sudahlah Ara tak usah merasa sedih. Setidaknya kau tahu mana yang meninggalkanmu dan mana yang tak rela meninggalkanmu.”kata So Eun memeluk Ara.
“Aku tahu, tapi tetap saja aku kehilangan…..”suara Ara terasa bergetar.
“Andai saja Min Ho masih ada aku lebih rela kau dengannya Ara.”So Eun mengemukakan pendapatnya.
“ Karena Yunho tidak pantas mendapatkanmu, kau terlalu baik untuknya, dia adalah namja terbodoh yang meninggalkan yeoja yang tulus mencintainya sepertimu.”Ada nada kesal di suara So Eun.
“Ah…mungkin bukan dia yang jahat So Eun, aku yang mungkin tidak sepenuh hati mencintainya.”kata Ara membela Yunho.
“Kau ini Ara sudah disakiti masih saja membelanya.”kata So Eun sedikit kesal mendengar Ara masih membela Yunho.
“Bukan begitu tapi aku merasa semua bukan hanya salahnya, aku juga banyak melakukan kesalahan padanya…..”Ujar Ara sedikit mengelak.
“Kau benar-benar sangat mencintainya Ara. Kau tahu meski sekarang aku membencinya karena menyakitimu tapi aku akan selalu mendukungmu apapun keputusanmu.”Ujar So Eun.
“Kata orang semakin sulit dan berat cinta itu diraih semakin besar dan kuat cinta itu saat engkau dapatkan. Mudah-mudahan itu berlaku padamu Ara.”Meski kesal dengan Yunho tapi So Eun tidak tega melihat Ara.
“Tapi kau harus janji padaku! Kau tak akan mempertahankannya dan menangis untuknya selamanya. Kau harus meninggalkanya kalau dia sudah mengakui hubungannya dengan yeoja lain!”Ujar So Eun mengancam Ara. Ara tersenyum mendengar sahabatnya itu memberi  semangat sekaligus mengancamnya.
“ Hahaha……..kau ini sebenarnya memberi  dukungan atau mematahkan sih, aku jadi bingung.”Ara tertawa. So Eun nyengir.
“Tapi aku berhasil membuatmu tertawa, ah…….senangnya.”
“Iya……iya……sudah, kau mau mengantarku kan sekarang?”Tanya Ara.
“Tentu, kita mau kemana?”So Eun kegirangan melihat Ara lebih bersemangat.
“Antar aku ke suatu tempat.”kata Ara.
“Baiklah………”So Eun mengangguk.
Kuburan itu masih sangat baru dan terlihat rapi, ada bunga segar disana sepertinya baru diganti, mungkin saja baru ada yang kesana sebelum Ara dan So Eun.
“Min Ho……..Aku harap kau selalu bahagia disana.”Ara mengusap batu nisan Min Ho. Tak terasa airmatanya menetes. So Eun mengelus pundak sahabatnya itu dengan perasaan yang sama sedihnya.
“Sekarang kau tidak lagi harus menahan sakit. Aku akan selalu berdo’a untukmu, seperti janjimu kau akan selalu disisihku walaupun ragamu tak ada disampingku, tapi aku percaya padamu Min Ho. Berjanjilah kau akan selalu memberi semangatmu untukku.” Airmata Ara semakin deras mengalir. So Eun memeluk sahabatnya itu dan menuntun Ara meninggalkan kuburan Min Ho. Meski So Eun tahu Ara tak mencintai Min Ho tapi dia tahu Ara pasti sangat menyayangi Min Ho.
“Aku kehilangan dua Oppaku sekaligus So Eun dan itu sangat berat.”kata Ara lirih.
“Aku tahu Ara, tapi kau harus kuat demi mereka, Changmin dan Min Ho pasti tak akan rela melihatmu sedih.”Kata So Eun menguatkan Ara.
Ternyata Ara menyayangi Min Ho seperti kakaknya sendiri. Sejak pertama melihat Min Ho memakai baju milik Oppanya Changmin, Ara memang melihat sosok oppanya pada diri Min Ho, dan itulah alasannya dia menjaga dan menemani Min Ho selama dia sakit.
 Rasa sayang Ara yang besar pada Min Ho sama seperti rasa sayangnya pada Oppanya Changmin. Tapi ternyata Ara memang tak sanggup berbuat apa-apa melawan penyakit yang telah mengerogoti tubuh Min Ho dari kecil.
 Segala usaha yang dilakukan keluarga besar Lee tak sanggup mencegah penyakit itu merenggut nyawanya padahal segala macam obat, terapi dan operasi telah dijalani Min Ho sejak usianya 8 Tahun.
Tak jarang Min Ho menghabiskan waktunya dirumah sakit sampai berbulan-bulan bila sedang menjalani pengobatan baik di dalam negeri atau di luar negeri.
Uang bukanlah masalah buat keluarga Lee tapi ternyata mereka semua hanyalah manusia biasa seberapa banyakpun uang dan seberapa hebatpun dunia kedokteran tapi bila kehendak-Nya terjadi maka tanpa dapat di cegah semua akan terjadi.
Min Ho meninggal 2 hari yang lalu dalam pelukan Ara disaksikan seluruh keluarganya. Mereka tahu Min Ho sangat mencintai Ara dan keluarga besar Lee sangat berterima kasih pada Ara yang dengan ikhlas dan tulus selalu menemani Min Ho selama sisa hidupnya.
 Ketulusan Ara merawat Min Ho benar-benar membuat Onew sangat menghormati Ara. Meski Onew melihat bahwa Ara menyayangi Min Ho lebih seperti ke saudaranya tapi ketabahannya mendampingi Min Ho membuat Onew benar-benar mengagumi Ara.
“Ara!”Ara dan So Eun menghentikan langkah mereka.
“Onew!”Ara melihat Onew yang mendekatinya.
“Kau dari kuburan Min Ho?”Tanya Onew, Ara mengangguk.
“Kau juga Onew?”Tanya Ara.
“Ya tapi tadi aku kekuburan hyungku disebelah sana juga.”jawab Onew menunjuk suatu tempat di sebelah kanan kuburan Min Ho.
“Pantas ada bunga yang masih segar.”Kata Ara.
“Setelah ini kalian mau kemana?”
“Ke festival, Ara sudah berjanji padaku setelah mengantarnya kesini akan ikut aku ke festival tahunan.”jawab So Eun.
“Nde! Boleh aku ikut?”
“Tentu saja.”jawab Ara dan So Eun berbarengan.
*****
“Wah ramai sekali….”Onew Nampak kegirangan menikmati suasana festival yang meriah dan banyak pengunjung.
“Kau ini seperti baru pertama ke festival saja…….”kata So Eun tertawa geli melihat Onew.
“Memang…..”jawab Onew santai.
“Mwo? Aisshh….kau serius?”Tanya Ara lumayan kaget.
“Nde!”jawab Onew tersenyum.
“Pantesan norak!”So Eun tertawa.
“Bira saja.”Onew tidak perduli ditertawakan kedua yeoja cantik itu.
Onew memang lebih sering tinggal diluar negeri makanya hampir tidak pernah mendatangi festival-festival yang diadakan dinegaranya, korea.
 “Kita lihat pentas kesana.”kata Onew melihat panggung besar ditengah-tengah penyelenggaraan festival itu.
Ara dan So Eun mengikuti saja langkah Onew yang mendekati panggung, mereka memilih tempat dipinggir sebelah kanan panggung dekat dengan stage naik dan turun ke panggung.
“Wah lihat mereka keren sekali……”kata Onew melihat penampilan beberapa hallyu yang menyanyi dan melakukan gerakan dance dengan apik.
“Selanjutnya adalah penampilan yang kita tunggu-tunggu, mari kita sambut dengan meriah penyanyi dan dancer terhebat tahun ini JUNG YUNHO!” teriak pembawa acara disambut gempita penonton. Suara itu bagaikan petir buat Ara, reflek Ara berbalik hendak meninggalkan panggung tapi So Eun menahan tangannya dan menggeleng sambil melihat kearah Onew yang terlihat antusias untuk melihatnya.
“Wah…… cool! Keren! Terima kasih kalian mengajakku kesini. Aku ngefans dengannya sejak melihatnya memenangkan lomba dance di jepang beberapa waktu lalu.”Kata Onew bersemangat tanpa memperhatikan wajah Ara yang tegang.
So Eun menggenggam tangan Ara yang mulai berkeringat dingin.
Tak lama Yunho muncul dipanggung dengan sejumlah penari, setelah menyapa penonton Yunho memanggil seseorang dan naiklah Taeyoen, mereka memakai kostum yang senada dan menjadi pasangannya dalam dance. Penampilan Yunho benar-benar powerfull, meski menari dengan atraktif tapi suara Yunho tetap stabil saat bernyanyi dan itu membuat penonton sangat kagum.
Ara tak memperhatikan apa yang dinyayikan Yunho atau bagaimana gerakan tari Yunho tapi hanya wajah Yunho yang dilihatnya, wajah orang yang paling dirindukannya.
 Saat semua orang berteriak-teriak senang Ara malah mengusap airmatanya yang menetes tanpa disadari. Ara benar-benar tidak kuat apalagi diatas panggung Yunho memeluk erat Taeyoen, hatinya hacur berkeping-keping. Ara melepaskan tangan So Eun dan berlari sebelum Yunho menyudahi penampilannya.
“Ara!”So Eun memanggil Ara yang berlari.
“Onew aku pulang dulu!”Teriak SO Eun menyusul Ara. Onew kaget dan melihat SO Eun mengejar Ara yang meninggalkan festival.Dengan wajah heran Onew pun terpaksa menyusul mereka meskipun hatinya sangat tidak rela melewatkan penampilan Yunho.
Sesampainya diparkiran Ara terduduk lemas.
“Ayo kuantar pulang…”So Eun mengulurkan tangannya. Ara hanya menuruti tanpa bicara apa-apa.
“Kenapa kalian cepat-cepat pulang?’Tanya Onew yang berhasil menyusul mereka.
“Ara tidak enak badan Onew.’’Kata So Eun.
“Sincha? Kau sakit Ara?”Tanya Onew jadi ikutan cemas.
“Aku hanya pusing Onew.”jawab Ara melihat Onew mencemaskannya.
“Aku antar kau ke rumah sakit ya?”kata Onew lagi.
“tidak usah aku mau pulang saja,”
“Kalau begitu biar aku yang mengantarmu pulang.”
“Tidak usah aku tidak apa-apa biar aku pulang dengan So Eun saja.”jawab Ara.
“Kau yakin Ara?”
“Nde.”
“Baiklah. Kalian hati-hati ya, kabari aku kalau ada apa-apa. Kau tahu Ara? Aku sudah berjanji pada Min Ho untuk menjagamu.”Kata Onew.
“Nde.Aneyong.”Ara duduk disamping So Eun yang menyetir sendiri mobilnya.
Mereka melambaikan tangan pada Onew yang masih terlihat agak cemas. Onewpun meninggalkan festival karena sudah tidak bersemangat lagi untuk menonton.
*****
Saat turun dari panggung Yunho nampak termenung.
“Kau kenapa Yunho-ah?”Tanya Taeyoen melihat Yunho yang nampak melamun setelah mereka turun panggung.
“Tidak apa-apa, hanya sedikit lelah saja.”
“Jinjja? Biasanya energimu tak pernah habis, kau kan cuma menyanyi satu lagu saja. Apa ada yang sedang kau pikirkan?”Taeyoen tidak percaya dengan alasan Yunho.
“ Benar Taeyoen, aku tidak apa-apa. Kau mau pulang sekarang?” Tanya Yunho mengalihkan pembicaraan.
“Nde..apa kau mau mengantarku Yun?”Meski Taeyoen tahu Yunho menyembunyikan sesuatu tapi ia tak mau terlalu mengorek keterangan, ia hanya takut Yunho tersinggung.
“Nde, aku ganti baju dulu.”jawab Yunho belalu keruang ganti.
Didalam ruang ganti Yunho kembali merenung, masih dengan kebingungan dalam pikirannya.
 apakah aku tak salah lihat? Apa benar aku tadi melihatnya?  ujar Yunho dalam hati.
 Ah mungkin itu hanya bayanganku saja karena kerinduanku.Rindu?   Yunho menggelangkan kepalanya mencoba mengusir suara-suara dalam benaknya yang berseliweran.
 tapi aku tak mungkin salah lihat karena aku lihat So Eun, tapi siapa namja itu, itu bukan Min Ho
bisik suara hatinya yang lain.
Dengan kesal Yunho merobek kostum panggungnya karena tidak bisa mengusir semua kata-kata itu dari pikirannya.
Dalam perjalanan mengantar Taeyoen pulang Yunho tak banyak berkata-kata sampai Taeyoen membuka percakapan.
“Kau tahu Yunho-ah, kampus sekarang sedang bersedih.”kata Taeyoen.
“Bersedih? Maksudmu apa?”Tanya Yunho tak mengerti.
“Jadi kau belum dengar?”Tanya Taeyoen.
“Dengar apa? Kau ini bicara apa sih Taeyoen-ah aku tidak mengerti.”Yunho agak sedikit kesal dengan teka-teki yang Taeyoen ciptakan.
“Kau memang sangat sibuk, kau kan juga jarang kuliah sekarang jadi tidak tahu kalau ada kejadian di kampus kita.”
“Taeyoen! Biasakah kau langsung beritahu aku ada apa di kampus?”Sepertinya Yunho mulai habis kesabarannya.
“Ok…ok…tidak usah kesal begitu. Dua hari lalu saat kau sedang tour di  jepang Min Ho meninggal dunia.”
“MWO?!!!”Yunho menghentikan mobilnya mendadak, membuat Taeyoen kaget.
“Apa kau bercanda Taeyoen!”teriak Yunho melotot kearah Taeyoen yang masih shock karena Yunho mendadak berhenti.
“Kau ini seperti mendengar suara geledek mendengar Min Ho meninggal, memangnya kau kekasihnya.”sungut Taeyoen agak kesal melihat reaksi Yunho.
“Mianhe. Aku hanya terkejut saja. Ternyata banyak yang aku lewatkan. Kenapa dia meninggal?”Tanya Yunho setelah bisa menguasai diri dan menyadari reaksinya yang berlebihan.
“Nde…kau terlalu sibuk dengan dirimu sendiri sampai tak memperhatikan orang di sekitarmu.”kata Taeyoen agak sedikit menohok perasaan Yunho.
“Min Ho itu punya sakit kangker tulang belakang sejak kecil.”
“Kasihan sekali padahal dia namja yang tampan dan usianya masih sangat muda.”Ujar Yunho.
Tapi entah kenapa Yunho malah merasa lega, rasanya jahat sekali kalau harus tersenyum mendengar Min Ho meninggal. Tapi disaat bersamaan Yunho mencemaskan Ara.
 “Ah, apa dia baik-baik saja..”   gumam Yunho.
“Mwo?”Tanya Taeyoen mendengar Yunho bergumam.
“Tidak apa-apa, Aku langsung pulang saja Taeyoen.”kata Yunho sesampainya didepan Rumah Taeyoen.
“Nde…kamsahamnida.”Taeyoen tersenyum.
“Aneyong..”
*******
Yunho meninggalkan rumah Taeyoen. Dia sangat bingung harus berbuat apa mendengar kabar itu, apa dia harus senang atau sedih. Yunho hanya berpikir bagaimana keadaan Ara saat ini.
 Tanpa disadarinya mobilnya telah sampai didepan rumah Ara. Di pandanginya rumah yang telah memberikannya kenangan terindah dalam hidupnya. Yunho tersenyum saat melihat tembok disamping pintu gerbang.
Yunho ragu apa dia akan memencet bel itu atau tidak. Dia hanya berjalan mondar-mandir didepan pintu.
~ apa yang harus aku lakukan ~
Akhirnya Yunho memberanikan diri memencet bel. Tak lama terdengar suara langkah kaki, Yunho menunggu dengan dada berdebar.
“Aneyong Go ahjuma….”Yunho menyapa Ibu Ara yang keluar menemuinya.
“Aneyong….Jung Yunho-ah!”Ibu Ara agak terkejut melihat Yunho.
“Nde.”Jawab Yunho.
“Masuklah…..kau mencari Ara?”tanyanya lagi.
“Nde..apa Ara ada?”jawab Yunho sedikit gugup.
“Ara sedang keapotik sebentar, aku suruh dia membeli obat.”jawab Ibu Ara.
“Nde…kalau begitu biar aku menyusulnya saja Ahjuma.”kata Yunho.
“Kau tidak menunggu saja disini?”
“Tidak apa-apa biar aku menyusulnya, gomawo..”Yunho membungkukkan badannya dan bergegas keluar. Ibu Ara hanya menggelengkan kepalanya.
anak itu makin tampan saja, Changmin juga pasti setampan dia seandainya dia masih hidup ……ada nada pilu dihati oemma Ara.
Setahu Yunho apotik itu hanya berjarak beberapa ratus meter dari rumah Ara hanya melewati sebuah lapangan bola basket. Yunho melihat sosok yeoja didekat lapangan basket sedang berjalan berlawanan arah dengannya. Dia menunduk dan tak memperhatikan jalan didepannya.
Ara kaget didepannya tiba-tiba berdiri sesosok tubuh tinggi menjulang.
“AH!”Ara kaget setengah mati.
“Ha!”yunho malah jadi ikut terkejut melihat Ara berteriak.
“Kau ini apa-apaan muncul tiba-tiba.”Hardik Ara setelah melihat namja didepannya ikut berteriak.
“Kenapa jalanmu menunduk, memangnya apa yang kau cari?”kata Yunho tak mau kalah.
“Seperti hantu saja.”Ara melangkah melewati Yunho. Yunho menahan langkah Ara.
“Boleh aku bicara sebentar Ara?” Yunho tak melepaskan pergelangan tangan Ara yang dipegangnya dengan erat.
“Sakit……..”Ara mengibaskan tangan Yunho.
“Mianhe…please Ara….”Yunho meminta dengan suara parau.
“Aku harus mengantar obat ini untuk Oemma.”kata Ara berusaha menghindar dari Yunho.
“Kau jangan menghidar dariku Ara.Tadi aku sudah meminta ijin pada Ahjuma.”Yunho tak menyerah.
“Mwo? Kau kerumah?”Tanya Ara, yunho mengangguk.
Ara duduk direrumputan dipinggir lapangan dan memandang ketengah lapangan yang kosong itu, Yunho menyusulnya duduk disampingnya.
“Aku rindu padamu Ara…..”Yunho memandang yeoja cantik disampingnya. Meski tak pernah memakai make up tapi Ara tetap terlihat cantik natural. Wajah mungilnya dan mata indahnya seperti perpaduan yang sangat sempurna dan membuat Yunho tak mampu berpaling pada yeoja lain.
“Kau tidak usah berbohong Yun…”Ara menjawab dengan datar.
“Kenapa harus bohong Ara, tidak ada untungnya buatku.”Yunho melihat wajah Ara yang tanpa ekspresi dan itu terasa mengiris hatinya.
apa aku sudah pergi dari hatinya,  bisik hati Yunho sedih.
“Kau telah meninggalkan aku Yunho. Dan sekarang kau merindukan aku? Kalau aku tak berarti apa-apa untukmu setidaknya jangan bohongi aku dengan kata-katamu.”kata Ara menatap tajam Yunho.
Yunho sangat terkejut melihat sikap Ara yang tampak dingin.
“Bukankah kau yang meninggalkanku Ara?”Tanya Yunho mendengar Ara menuduhnya meninggalkannya.
“Kau yang berpaling dariku Ara.”Suara Yunho agak sedikit emosi antara marah dan sedih.
“Aku tak pernah kemana-mana Yun…kenapa kau malah menuduhku….”Ara jadi ikut emosi mendengar tuduhan itu.
“Saat aku dijepang kau kemana Ara? Saat aku pulang kau dimana?Aku mencarimu Ara tapi kau tidak ada. Sampai aku menemukanmu berpelukan dengan Lee Min Ho. Apa yang harus aku lakukan?” suara yunho bergetar menahan emosi.
Ara terbelalak mendengar ucapan Yunho.
“Jadi kau mengira aku dengan Min Ho…….”
“Aku hancur Ara, disaat seharusnya aku berbagi bahagia denganmu kau malah memilih meninggalkanku dengan namja lain.” Terdengar sangat sedih Yunho mengatakan itu.
“Kau salah Yun…..kau salah…..Min Ho sangat baik padaku, saat dia sakit aku tak bisa membiarkannya menderita sendiri, aku ingin menolongnya, memberinya semangat hidup, dia selalu mengingatkanku pada Oppa Changmin.”mata Ara berkaca-kaca.
“Seharusnya kau bertanya padaku Yun…tidak meninggalkanku sendiri menanggung semua ini.”
“Tapi kulihat kau sangat bahagia saat bersamanya.”Yunho masih ragu dengan pengakuan Ara.
“Apa aku harus memperlihatkan kesedihanku pada orang yang sedang sakit dan hidupnya tak lama lagi? Kau egois sekali Yunho.” Ucap Ara dengan sinis.
“Tapi itu bukan alasan Ara untuk kau mengabaikanku demi namja lain, siapa kekasihmu sebenarnya?”
“Ternyata kau benar-benar tak punya hati Jung Yunho, kenapa aku harus jatuh cinta dengan namja sepertimu. Aku benar-benar bodoh.” Ara beranjak dari duduknya dan meninggalkan Yunho yang terdiam.
apa yang aku lakukan..desis Yunho segera bergegas menyusul Ara yang sudah menjauh.
Yunho berlari dan memeluk Ara dari belakang.
“Kumohon Ara jangan seperti ini. Mianhe…aku telah melukaimu,”Yunho memeluk Ara dengan erat.
Meski marah Ara merasa sangat bahagia, hatinya terasa hangat saat yunho mendekapnya,Ara tak ingin berontak, perlahan pipinya menghangat oleh airmata, entahlah apa dia bahagia atau sedih, perasaanya campur aduk sekarang.
“Aku sangat mencintaimu Ara.”Yunho berbisik lembut ditelinga Ara tanpa melepaskan pelukannya. Ara memejamkan mata mendengar suara Yunho, suara dan kata yang sangat dirindukannya selama ini.
“Kenapa kau baru datang sekarang Yun….”Suara Ara hampir tidak terdengar karena tercekat.
“Mian Ara……Aku baru tahu kalau Min Ho telah meninggal.”
Ara melepaskan pelukan Yunho dan langsung berpaling menghadapnya.
“Mwo? Jadi karena itu kau menemuiku dan bagaimana kalau dia masih hidup?!”Ara benar-benar kecewa mendengar pengakuan Yunho.
“Bukan begitu maksudku Ara. Jujur aku takut terluka saat kau dengannya karena itulah aku hanya melihatmu dari jauh saat aku rindu padamu.”Pengakuan itu sedikit mengejutkan Ara.
“Jadi kau masih belum mengerti juga Jung Yunho. Kau…..”Ara sangat emosi.
Tiba-tiba Ara mencium Yunho dengan cepat dan sebelum Yunho sempat membalasnya Ara sudah berlari menjauhinya.
 Yunho yang masih kaget segera mengejar Ara yang tentu saja bisa tersusul dengan cepat. Tanpa basa basi Yunho menyentuh lembut bibir Ara.kerinduan yang terpendam lama diantara mereka seakan tertumpah dengan penyatuan itu, rasa sakit yang ada selama ini hilang begitu saja.
Ara memejamkan matanya merasakan hangat yang menyelimuti sekujur tubuhnya. Yunho sepertinya tak ingin mengakhiri sentuhannya.Yunho memeluk pinggang Ara dengan erat sedangkan Ara sendiri mengalungkan tangannya keleher Yunho.
Untuk beberapa saat waktu berhenti untuk mereka berdua.
“Aku tak ingin kesalahpahaman memisahkan kita lagi Ara.”Bisik Yunho menyentuh rambut Ara.
“Nde, kau harus bertanya padaku sebelum memutuskan meninggalkanku.”kata Ara.
“Aku tak akan pernah meninggalkanmu Ara, tak akan pernah…”Yunho mendekap erat kekasihnya itu.
“Sincha?”
“tentu saja, karena itulah aku tak pernah meminta putus padamu karena aku tak sanggup kehilangan cintamu.”kata Yunho lembut.
Ara tersenyum, dia jadi teringat bahwa Yunho memang tak pernah memutuskannya.
“Aku ingin selalu melihat senyummu Ara dan mata indahmu.”Yunho mencium mata Ara yang tengah menengadah memandangnya membuat Ara kaget .
“Aduh perih…….”Ara merajuk.
“Mian…”Yunho menusap lembut mata itu dengan jemarinya.
“Dan yeoja pemilik hatimu……”Ara teringat sebuah wawancara Yunho dengan sebuah televisi.
“Kenapa masih bertanya? Kau tahu jawabannya.”Yunho tersenyum.
Ara merasa sangat bahagia.
“Kenapa waktu itu kau tak sebutkan namaku Yun, apa kau malu?”Tanya Ara.
“Mwo? Malu?kalau kau mau sekarang aku akan beritahu seluruh dunia kalau yeojacinguku adalah Go Ara. Kau tahu saat itu kau dekat dengan Min Ho tapi hanya kau kekasihku, apa kau ingin aku membuat pengakuan.”kata Yunho mengelus jemari Ara.
“Tidak, aku lebih suka kita seperti ini, aku bisa memilikimu saat seperti ini.”Ara menggelengkan kepalanya yang bersender di dada Yunho.
“Jadi semua ini tetap menjadi pribadi buat kita?”Yunho mencium rambut Ara.
“Nde.”
“Baiklah Little teddy love.”Yunho tersenyum bahagia.
“Mwo? Little teddy love? Jadi ucapan terima kasih di albummu itu untukku?”Tanya Ara saat Yunho memanggilnya seperti itu.
Yunho mengangguk, Ara mengeratkan pelukannya.

*****
Meski sibuk setiap ada waktu dan kesempatan Yunho selalu bersama Ara, meski hanya mengobrol saja itu sangat membuatnya nyaman dan menghapus lelah karena kegiatan padatnya sebagai seorang public figure.
Takut menyakiti Ara sekarang Yunho lebih sering memakai dancer namja untuk menemaninya perform. Ara sendiri sudah berkali-kali mengatakan pada Yunho tak apa dia tetap berpasangan dengan Taeyoen, tapi Yunho yang memilih tak lagi berpartner dengannya. Ara tak ingin menjadi penghalang Yunho untuk berkarir di dunianya.
“Ara, hari ini aku boleh bersamamu seharian kan?”Tanya Yunho.
“Memangnya kamu tidak ada kegiataan?”jawab Ara.
“Hari ini aku sengaja mengosongkan jadwalku, aku ingin menghabiskan hari ini hanya denganmu Ara.”
“Kenapa aku merasakan kamu aneh hari ini Yun?”Ara sedikit merasa heran.
“Aku juga tidak tahu……..rasanya aku rindu sekali denganmu Ara, Aku selalu merasa tersiksa saat tak melihatmu disampingku.”
“Sincha? Kalau aku selalu ikut denganmu aku jadi seperti groupies atau fangirl? Tidak mau.”ujar Ara.
“Tidak apa-apa kan? Kau kan mendukung namjacingumu?”Yunho menyentil hidung Ara dengan gemas.
“Aku nggak negefans sama Jung Yunho.”Ara pura-pura cuek.
“Benar Go Ara tidak ngefans sama Jung Yunho?”Yunho mendekatkan wajahnya sambil tersenyum menggoda. Ara jadi gugup.
“Kau mau apa?”Ara malah menjauhkan wajahnya yang mulai memerah.
“Kenapa gugup cantik?”Yunho tersenyum melihat Ara gugup.
“Tidak!”Ara malah pura-pura marah.
“Kau ini…….aku kan namjacingumu kenapa masih gugup.”Yunho menarik tubuh Ara yang duduk disampingnya ke dalam dekapannya.
Ara hanya tersenyum malu, tetap tak berani menatap Yunho, Ara malah menyembunyika kepalanya didada namjacingunya itu.
“Aku ingin merasakan ini setiap hari Ara.”Yunho menyentuh lembut rambut Ara.
“Aku juga……”Ara melingkarkan tangannya dipinggang Yunho.
Entah apa yang dirasakan Yunho, hari itu terasa sangat berbeda, dia merasa tak ingin melepaskan pelukannya pada Ara.Sampai mereka lelah berbicara dan tertidur berpelukan di sofa apartement yang ditempati Yunho.
Saat Ara terbangun, dia masih dalam pelukan namja yang sangat dicintainya itu, tadinya Ara ingin membangunkan Yunho tapi melihat Yunho tertidur lelap Ara jadi urung membangunkannya. Wajahnya yang seperti bayi saat tidur membuat Ara tersenyum.
‘’Kau seperti anak kecil saat seperti ini Yun, padahal kau lebih tua dariku’’ bisik Ara lembut.
Perlahan Ara melepaskan tangan Yunho dari tubuhnya, sangat pelan karena Ara takut membangunkannya. Ara menyentuh lembut pipi Yunho dan hati-hati mengecup keningnya. Ara melihat pergelangan tangannya dan jarum jam sudah menunjukan angka 9.
Ternyata sudah malam, desisnya.
Ara menuju dapur, sebelum pulang Ara ingin memasakkan sesuatu untuk Yunho. Ara yang sibuk menyiapkan makanan tak menyadari kehadiran Yunho. Tanpa menyapa Yunho asyik memperhatikan kekasihnya itu memasak. Saat tahu Ara sudah selesai Yunho baru mendekat dan memeluk Ara dari belakang membuat Ara kaget.
“Baunya enak sekali.”Yunho mengenduskan hidungnya .
“kau sudah bangun?”
“Dari tadi………aku melihatmu memasak.”jawab Yunho tak melepaskan pelukannya meski tahu pergerakan Ara jadi terhambat memindahkan makanan dari Teflon ke piring.
“benarkan? Aku tak tahu.”
“Kau terlalu serius sampai tak lihat sekelilingmu.”sungut Yunho, Ara hanya tersenyum.
“Sekarang lepaskan tanganmu, dan tunggu dimeja makan saja.”Kata Ara melepaskan tangan Yunho dari perutnya, Yunho hanya menurut saja.
Yunho ternyata sangat menyukai makanan yang dimasak Ara sehingga dia makan banyak sekali dan itu membuat Ara senang padahal dia sendiri tak tahu masakannya enak atau tidak.
“kau benar-benar lapar ya?”Tanya Ara.
“Nde, masakanmu juga sangat enak.”Yunho tak berhenti mengunyah, sesekali dia menyuapi Ara yang hanya sedikit makannya.
“Sekarang aku pulang ya?!” kata Ara pamit setelah Yunho selesai makan.
“Kenapa cepat sekali.”Yunho tak rela Ara pergi.
“Ini sudah malam Yun, nanti Oemma mencariku.”kata Ara.
“Tapi setelah malam ini kau akan sulit menemuiku Ara.”kata Yunho menggenggam tangan Ara.
“Tapi kau tak sulit menemuiku kan Yun?”
“mwo?”
“kalau aku sulit menemuimu, aku harap kau tak sulit menememuiku.”Ara menatap penuh harapan pada Yunho.
“Tanpa kau minta aku akan melakukannya Ara.”Yunho mengelus pipi Ara dengan lembut.
Dengan sangat berat Yunho melepaskan Ara pulang.Entah kenapa rasanya sangat berat kali ini padahal selama ini Yunho meninggalkan Ara untuk tour ke banyak kota.
 Mulai besok Yunho harus meninggalkan korea untuk mempromosikan single barunya ke beberapa Negara asia berkolaborasi dengan beberapa penyanyai tenar korea lainnya.
Yunho seperti merasakan dia melepaskan sesuatu yang telah menyatu dihatinya.
Kenapa kali ini berat sekali meninggalkan Ara , bathin Yunho.
Ternyata itu adalah sebauh firasat.
****
Sepertinya kejadian saat dia pergi ke jepang terulang kembali. Yunho putus komunikasi dengan Ara. Ketakutannya sebelum berangkat tur menjadi kenyataan.
Meski Yunho tak tahu karena apa tapi kehilangan Ara dengan alasan apapun membuat Yunho seperti limbung. Itu benar-benar mempengaruhi penampilan dan kesehatannya.
 Meski dia berusaha bersikap professional tapi kenyataan harus berbicara lain. Di penampilan terakhirnya Yunho pingsan setelah selesai perform. Dan dokter mengatakan Yunho tak hanya kelelahan secara fisik tapi juga pikirannya yang sangat berpengaruh pada daya tahan tubuhnya, sehingga dokter menyarankan Yunho untuk istirahat secara total dan menghentikan kegiatan panggungnya selama satu bulan penuh.
Awalnya Yunho tidak percaya dengan perkataan dokter itu tapi setelah dipikirkannya masak-mask Yunho memilih menuruti nasehat dari dokter karena itu berarti dia akan pulang lebih dulu ke korea dan bisa tahu ada apa dengan Ara. Karena dia sudah berjanji pada Ara tak akan meninggalkan Ara sebelum bertanya padanya.
Sesampainya di korea bukannya menuruti nasehat dokter untuk istirahat Yunho malah langsung ke rumah Ara begitu mendarat dari pesawat.
Apa yang dikatakan Tuan Go bagaikan petir disiang bolong yang menyambarnya.
“Ara hilang di perbatasan lepas pantai saat mengikuti kegiatan kemanusiaan.”kata Tuan Go dengan airmata yang tak dapat dibendung.
“Ara…………”desis Yunho terduduk lemas, seluruh tubuhnya terasa tanpa tenaga.
Hati YUnho makin teriris perih melihat keluarga Ara, Ibunya benar-benar terpukul dengan peristiwa ini dan langsung jatuh sakit.Semantara Ayah Ara sepertinya sangat putus asa dan sangat sedih sampai terlihat lebih tua karena beban yang sangat berat.
Ingin rasanya Yunho menghibur mereka tapi Yunho sendiri sadang hancur sekarang. Ara sudah menjadi nafas keduanya dan untuk membuatnya sendiri tersenyumpun Yunho tak tahu bagaimana caranya.
“Hyung, kau bisa ketempatku sekarang.”Yunho menelepon Leeteuk.
Tak lama Leeteuk  sampai diapartement Yunho.
Yunho akhirnya menceritakan tentang hilangnya Ara pada Leeteuk yang sangat terkejut.
“Apa?! Ara hilang?”Seakan tak percaya Leeteuk membelalak.
“Nde…”Yunho menjawab dengan lirih.
“Sebenarnya apa hubunganmu dengan Ara, Yunho-ah?”Tanya Leeteuk melihat sahabatnya itu terlihat begitu hancur.
“Dia yeojacinguku.”Jawab Yunho.
“Jadi Ara itu bukan hanya temanmu?”Tanya Leeteuk lagi.
“Nde, dia memang temanku sekaligus pacarku.”
“Kau tahu Yun, aku sempat menyukainya.Tapi aku lihat dia menyukaimu jadi aku tak jadi mengejarnya , karena kupikir kau juga punya perasaan yang sama.Dan dugaanku benar.”Leeteuk bicara tentang perasaanya dulu pada Ara.
“Sincha?”Yunho sempat terkejut mendengar pengakuan Leeteuk.
“Benar. Tapi itu sudah lama, sekarang apa yang aku bisa lakukan untuk membantumu, Yun….”
“Aku juga tak tahu harus apa.”Yunho tanpak putus asa.
“Aku ingin mencarinya sendiri, bagaimana menurutmu?”Tanya Yunho.
“mwo? Kau mau kepulau itiu YUn?”Tanya Leeteuk terkejut.
“Nde.”
“Tapi bukankah katamu Tim SAR yang mencarinya tak berhasil menemukan sisa penumpang kapal.”kata Leeteuk lagi.
“Aku tahu…..tapi selama aku belum menemukan jasad Ara  maka kemungkinan dia masih hidup ada kan?”kata Yunho berusaha meyakinkan Leeteuk.
Leeteuk  termenung sejenak.
“memang.. tapi kau juga harus realistis Yun, mereka sudah seminggu mencarinya terus menerus tapi sisa dari korban tak ditemukan sedangkan yang ditemukanpun sudah menjadi mayat.”Leeteuk merasa kasihan pada Yunho tapi ia tak ingin Yunho juga mempunyai harapan kosong.
“Kau tak mau bantu aku, hyung?”Yunho kecewa tak mendapat dukungan dari Leeteuk.
“Bukan begitu, aku hanya tak ingin kau terlalu berharap Yun.”Leeteuk merasa bingung harus mendukung atau mencegah.
“Aku tak minta kau temani Hyung, aku Cuma ingin kau bantu aku cari kapal saja yang bisa mengantarku.”
“Apa boleh buat kalau kau sudah bertekad, aku akan bantu cari kapal, aku juga akan ikut kau mencari Ara.”kata Leeteuk akhirnya melihat betapa besar tekad sahabatnya itu, tak tega rasanya melihat Yunho hanya terduduk menyesali diri.
Mungkin ini jalan satu-satunya agar Yunho bisa yakin, bathin Leeteuk
“Jadi kau mau ikut juga hyung?”Yunho senang mendengarnya.
“Nde…tapi janji padaku kau tak beritahu orangtua Ara, aku kasihan mereka terlalu berharap.”jawab Leeteuk. Yunho hanya mengangguk.
*****
Sudah hampir tiga minggu Ara hilang. Badai yang menerjang pantai timur korea telah banyak menelan korban didaerah itu, tapi Yunho tak pernah menyangka Ara menjadi salah satu korbannya. Hampir dua puluh orang meninggal dan tujuh orang dinyatakan hilang satu diantaranya adalah Ara. Ditemani Leeteuk, Yunho mencari Ara tiap hari menyusuri sepanjang pantai dan di pulau-pulau terdekat juga menyusuri desa-desa sepanjang pantai tapi hasilnay nihil. Apalagi Tim Sar sudah memutuskan berhenti mencari dan menyatakan mereka semua korban hilang dinyatakan meninggal.
Yunho sangat marah tapi dia juga tak bisa berbuat apa-apa karena pencariannya pun ternyata sia-sia. Ara tak pernah ada jejaknya. Satu bulan berlalu, dua bulan berlalu sampai akhirnya setahun waktu berlalu dan Ara tak pernah ditemukan.
Bahkan keajaiban yang selalu ingin Yunho dapat tak pernah menjadi kenyataan. Bulan-bulan pertama Yunho benar-benar frustasi dan sempat mengurung diri. Tapi Leeteuk terus memberinya semangat dan pada akhirnya Yunho mau kembali ke dunia hiburan.
Perlahan tapi pasti Yunhopun mampu melupakan Ara. Dia sudah merelakan kepergiannya, terkadang saat merindukannya Yunho sering memandang pantai dan melarutkan anyelir putih dan boneka teddy bear yang sangat disukai Ara.
*****
Seorang namja tampan nampak sedang memainkan piano sambil bernyanyi, sesekali matanya melihat kearah seorang yeoja berkuncir kuda dan tersenyum. Selesai menyanyi namja itu menhampiri yeoja itu dan mencium keningnya dengan sayang.
“Bagaimana kau suka?”Tanya namja itu.
“Nde, suaramu ternyata sangat bagus.”puji yeoja itu tersenyum bahagia.
“Aku bahagia sekali malam ini, Angel.”yeoja cantik yang dipanggil Angel itupun tersenyum.
“Aku juga , jagiya.”Kata Angel bergelayut manja.
Kim Hyun Joong  tersenyum  balas memeluk Angel.
“Jangan lupa besok kau harus sudah siap jam 10 pagi ya, pesawat kita take off jam 11 siang.”
“Kau jemput aku jam berapa Oppa?”Tanya Angel.
“Mungkin jam ½ 10, kita  pergi berdua soalnya Umma dan Appa sudah berangkat dulu kemarin”jawab Hyun Joong.
“Oh jadi kita tidak jadi berangkat bersama?”
“Ya! kata Appa ada urusan lain dulu di seoul selain ke acara pernikahan itu, ya jadi harus jalan dulu.”
“Ya sudah, tapi kita nanti tinggal dihotel yang sama kan?”
“Nde, tapi sepertinya Appa hanya tinggal 3 hari.”kata Hyun Joong  lagi.
“Tapi bukankah kau bilang seminggu kita di korea?”Tanya Angel mengeryitkan kening.
“Ya kalau kita memang sudah booking tempat 1 minggu. Aku sudah janji sama kamu kan untuk jalan-jalan dulu selain ke resepsi pernikahan teman appa itu.”
“Aku senang kau tak ingkar janji. Aku kan ingin tahu seperti apa korea itu.”Angel tersenyum puas mendengar perkataan Hyun Joong.
“Nde, aku juga sama denganmu, kita kan orang korea tapi kita tak banyak tahu tentang korea. Sejak kecil seingatku aku kekorea hanya 3 x.”Hyun Joong menerawang mengingat-ingat.
“Aku malah tidak tahu apa sudah pernah ke korea atau belum.”gumam Angel.
“Aku lupa semuanya, aku hanya tahu jepang saja.”kata Angel melanjutkan.
“Aku janji akan membawamu kelilng Seoul, Angel selama satu minggu penuh, bagaimana? Kau senang.”
“Nde, setidaknya kita masih bisa bahasa korea.”Angel tersenyum disambut anggukan Kim Hyun Joong.
***
Saat menginjakkan kaki pertama di bandara Gimpo,  Angel tersenyum lebar dan berputar-putar merentangkan tangannya, sepertinay dia senang sekali. Kim Hyun Joong ikut senang melihat tunangannya itu tampak bahagia.
“Kau senang sekali!”kata Hyun Joong  menggandeng Angel keluar dari bandara.
“Nde, aku seperti merindukan tempat ini!”Angel masih tersenyum lebar terlihat sekali matanya yang indah berbinar semakin memperlihatkan keindahannya.
“Syukurlah..kau senang tadinya aku ragu untuk mengajakmu ke korea.”
“Kenapa?”Tanya Angel.
“Takut kau tak mau.”
“Pasti mau….aku kan tidak mau hanya tahu Jepang dan Paris saja, aku juga ingin tahu tempat asal Oemma sama Oeppa. Mereka belum sempat membawaku kesini karena sangat sibuk.”Kata Angel penuh semangat.
“Baiklah sekarang kau puas kan?! Tapi hari ini kita istirahat saja di hotel, biar besok kita fresh saat acara resepsi itu kan tidak lucu kalau wajah kita kusut karena kelelahan.”saran Hyun Joong melihat Angel yang bersemangat sekali.
“Baiklah, MyPrince.”Angel tersenyum menggelendot ke bahu Hyun Joong.
“Nde..MyPrincess.”Mereka tersenyum bahagia menuju Hotel Hilton yang telah mereka booking sebelumya.
*****
Yunho malas sekali harus pergi ke undangan relasi ayahnya. Tapi dia memaksa karena merasa tidak enak.
“Kau harus datang Yun, ini acara penting.”ujar Ayah Yunho.
“Nde, Appa.”Yunho hanya mengiyakan.
“Kau ajak Yeojacingumu ya?!”
“Nde.”Yunho tak terlalu bersemangat mengikuti keinginan Ayahnya.
“Kamu sepertinya keberatan Yun?”Ayah Yunho melihat keengganan di jawaban Yunho.
“Mwo? Enggak Appa, tapi kenapa harus dengan pacarku?”Tanya Yunho mencoba tak mengecewakan Appanya.
“Karena kita akan datang ke resepsi pernikahan anak relasi Appa, Yun. Kan tidak lucu anak Appa yang tampan datang sendiri, sedangkan anak teman Appa yang menikah itu lebih muda dari kau.”Kata Appa Yunho tanpa memandang anaknya, hanya melirik sekilas dan melanjutkan membaca Koran.
“Ah Appa……kenapa bicara begitu aku kan masih ingin konsentarsi dikarirku dulu Appa.”Yunho jadi malu mendapat teguran Appanya itu.
“Ya sudah, Jadi kau harus datang ya.”
“Nde Appa.”
**********
Yunho benar-benar tak menyangka kalau yang dimaksud rekan bisnis oleh Appanya adalah Ayah So Eun. Tapi bukan So Eun yang menikah melainkan Oppanya Kim Ki Bum.
“ Yunho Sunbae, kau datang ya, Gomawoyo.”So Eun nampak cantik dengan gaun terusan berwarna putih dengan tali kecil dan rambut yang dibiarkan terurai.
“Nde, Appa mengajakku kesini tapi aku tidak tahu kalau Oppamu yang menikah So Eun-ssi.”kata Yunho berbincang dengan So Eun setelah selesai memberi  ucapan selamat pada Ki Bum.
“Mianhe…aku memang tidak mengundang teman-temanku, hanya teman kakakku saja.”kata So Eun merasa tidak enak.
“Tidak apa-apa So Eun.”Yunho tersenyum melihat So Eun sepertinya merasa bersalah.
“Oh ya, ini siapa Sunbae? Apa Yeojacingumu?”So Eun tersenyum pada Yeoja cantik disamping Yunho.
“Nde, kenalkan ini Sulli.”Yunho memperkenalkan Sulli pada SO Eun.
Sulli membungkuk ramah.
So Eun membalas membungkuk.
Merekapun berbincang-bincang dengan hangat. Yunho merasa tidak asing disuasana pesta yang tadinya dia sangka akan membosankan dan berisi dengan basa-basi bisnis saja.
“Yunho Sunbae kau sumbangkan lagu untu Oppaku ya?”So Eun meminta Yunho untuk menyanyi untuk pengantin.
“Mwo? Tapi aku datang kesini sebagai tamu bukan pengisi acara.”Elak Yunho agak sedikit enggan.
“Ayolah demi Oppaku!”So Eun meminta dengan setengah memaksa.
Yunho akhirnya menyerah setelah dibujuk oleh Sulli dan So Eun.
Yunho melangkah kearah pojok kanan disamping pelaminan dimana seorang yeoja tengah memainkan piano.
“Permisi, maaf mengganggumu, aku ingin menyumbangkan suaraku untuk pengantin.”Yunho berkata pada yeoja itu yang sedari tadi hanya memainkan musik pengiring pengantin.
“Nde, silahkan! Ah kau Jung Yunho?!”Yeoja itu terkejut melihat siapa yang menyapanya.
“Nde.”Yunho membungkuk dan tersenyum.
“Kau mainkan piano juga? Aku sangat ngefans denganmu.”Yeoja itu senang sekali bisa bertemu dengan Yunho.
“kamsahamnida…..”Yunho tersenyum ramah.
“Maaf menggangu, Aku Jung Yunho sedikit menyela . Aku hanya ingin membagi kebahagiaan dengan pengantin dan menyanyi bila anda semua berkenan mendengarkan.”Tamu undangan serentak menengok ke arah suara Yunho.
“Aku persembahkan lagu ini untuk kedua mempelai dan seorang wanita cantik yang memiliki hatiku.”Ujar Yunho tersenyum.
Yunho bernyanyi dengan suara bassnya yang terdengar sejuk dan romantis, dia menyanyikan lagu ‘endless love ‘ dan ‘ She ‘  lagu yang sangat istimewa untuknya karena lagu itu punya seribu kenangan untuknya. Sulli hanya tersenyum ada bahagia menyusup hatinya.
Tepuk tangan menutup nyanyain Yunho yang sangat menghibur para tamu undangan.
“Gomawoyo Yunho sunbae, kau memang hebat.”Puji SO Eun puas, senang melihat tamu senang dengan nyanyian Yunho.
“Nde.”Yunho tersenyum.
“Anneyong haseo…”Sapa seorang namja tampan menghampiri meja mereka.
Serempak mereka menoleh.
“Mianhe…apa kau Jung Yunho? Penyanyi itu?”Tanya namja itu.
“Nde.”Jawab Yunho masih sedikit terkejut.
“Senang bertemu denganmu secara langsung. Aku penggemarmu, aku dari jepang.”kata namja itu mengulurkan tangan.
“Sincha? Gomawoyo tapi kau berbahasa korea?”Yunho menyambut uluran tangan namja itu.
“Nde, Orangtuaku dari korea tapi kami tinggal dijepang dan kami masih berkomunikasi dengan bahasa korea.”Ujar namja itu.
“Namaku Kim Hyun Joong, senang mengenalmu.”Namja itu membungkukkan badan.
“Kau sudah tahu namaku, senang berkenalan denganmu juga Kim Hyun Joong-ssi.”Kata Yunho ramah.
Yunho memperkenalkan Sulli, SO Eun dan Kim Bum pada namja itu.
“Apa kau datang sendiri Hyun Joong-ssi?”Tanya So Eun agak sedikit bingung karena belum pernah melihat namja itu dan setahu dia kakaknya tak punya teman di Jepang.
“ Oh iya aku sampai lupa…Aku datang bersama tunanganku mengikuti orangtuaku yang merupakan partner bisnis Ayah pengantin Pria. Sebentar aku perkenalkan tunanganku.”Hyun Joong  meninggalkan meja yang ditempati So Eun dan teman-temannya.
Tak lama namja itu kembali dengan menggandeng seorang yeoja cantik.
“perkenalkan ini tunanganku, Angel!”
“Choneun Angel Kim Imnida!”wanita cantik itu membungkuk dan saat dia mengangkat kepalanya, So Eun, Yunho dan Kim Bum sangat kaget.
ARA!
Yunho benar-benar seperti terpelanting ketanah dan tak bisa bangun melihat yeoja didepannya. So Eun tak kalah terkejut.
“Apa kalian mengenalnya? Kalian sepertinya sangat terkejut?”Tanya Kim Hyun Joong melihat mereka terkejut, kecuali Sulli.
“Apa benar namamu Angel.”akhirnya So Eun bisa menguasai diri.
“Nde,namaku Angel Kim, aku tunangan Hyun Joong.”Angel mengembangkan senyumnya.
“Kau sangat mirip dengan teman kami.”kata Kim Bum ikut bicara, sementara Yunho tak mampu bicara apa-apa dan hanya bisa memandang yeoja itu tanpa berkedip.
“Sincha?”Tanya Angel.
“Tapi dia sudah meninggal satu tahun yang lalu.”kata So Eun.
“Jadi karena itu kalian sangat terkejut?”Tanya Hyun Joong  akhirnya mengerti.
“Nde.”Jawab So Eun yang juga terus memandangi Angel dengan penuh selidik.
“Aku jadi merasa risih kalian pandangi seperti itu, apa sangat mirip ya?”Angel merasa tidak nyaman terus dipandangi oleh kenalan barunya.
“Mianhe……tapi kau memang sangat mirip. Apa kau tinggal di Jepang?”Tanya So Eun merasa tidak enak.
“Nde, ini pertama kalinya aku kekorea.”
“Benarkah? Apa kalian akan langsung pulang ke Jepang?”So Eun merasa berbincang dengan Angel sangat nyaman dan seperti sudah mengenal sangat lama, mungkin karena angel sangat mirip dengan sahabatnya Ara.
“Tidak. Kami akan tinggal disini seminggu, aku sudah berjanji pada Angel mengajaknya keliling kota Seoul.”Jawab Hyun Joong.
“Aku akan senang jadi pemandumu!”So Eun menawarkan diri.
“Apa tidak merepotkan?”Tanya Angel.
“Ah tidak aku akan sangat senang memperkenalkan korea padamu tapi kau orang jepang atau korea kau bisa berbahasa korea Angel?”Tanya So Eun.
“Sama seperti Oppa, orangtuaku orang korea tapi kami sudah lama tinggal di Jepang.” Angel tersenyum.
“Sayang aku tak bisa menemani kalian, aku sibuk sekali minggu ini.”kata Sulli menyesal.
“kamsahamnida….tidak apa-apa senang rasanya punya teman-teman baru yang baik seperti kalian.” Angel memandang mereka dengan rasa terima kasih saat pandangannya bertemu dengan Yunho, Angel agak sedikit tersentak.
Namja ini dingin sekali, kata Angel dalam hati.
“Gomawo…kalian benar-benar orang baik.”Hyun Joong ikut mengucapkan terima kasih.
“Kau menginap dimana Angel?”
“Di hotel Hilton.”Angel menjawab singkat.
Angel sangat nyaman berbincang-bincang dengan So Eun dia merasa seprti sudah mengenal SO Eun sangat lama padahal mereka baru bertemu.
Tapi Angel juga merasa bingung dengan sikap dingin Yunho terhadapnya sepertinya dia menjaga jarak, tapi entah kenapa sesekali Angel ingin melirik kearahnya.
Angel tahu meski kelihatan dingin tapi Yunho sering mencuri pandang padanya dan sepertinya Angel juga melakukan hal yang sama dan terkadang saat mata mereka bertemu pandang mereka sama-sama terkejut dan segera mengalihkan pandangan kea rah lain.
********
Dia bukan Ara….
Yunho bicara sendiri. Dia tidak bisa tidur sama sekali. Bayangan Angel kini bercampur dengan bayangan Ara yang sebenarnya sudah berhasil sedikit-sedikit ditepiskannya. Tapi pertemuannya dengan Angel telah memporak-porandakan pertahananya selama ini.
Kalau dia Ara dia pasti mengenaliku
Yunho terus bergumam sendiri. Tapi wajah mereka bagai pinang dibelah dua yang membedakan hanya penampilannya saja.
 Kalau Ara lebih suka tampil polos dan apa adanya sangat berbeda dengan Angel yang terlihat sangat modis dan glamour. Meski tak bermake up tebal tapi Angel sepertinya sangat memperhatikan penampilannya secara keseluruhan. Saat di pesta dia hanya memakai gaun hitam selutut dengan satu tali dan sepatu berhak tinggi kelihatan sangat elegan dan membuat semua mata tertuju padanya.
“Yoboseo!”
“Mianhe So Eun, apa aku mengganggumu?”Yunho agak sedikit malu.
“Yunho Sunbae?tidak, aku belum bisa tidur.”
“Apa kau memikirkan Angel?”Yunho menebak kenapa So Eun juga tak bisa tidur.
“Nde, kau juga pasti sedang gelisah sekarang ya Sunbae?”Tanya So Eun.
“Nde! Apa kau percaya dia bukan Ara?”
“Aku tidak tahu, tapi aku merasa dekat dengannya. Mereka seperti kembar tapi Angel sangat berbeda dengan Ara.”kata So Eun.
“Nde, tapi saat melihat matanya aku seperti melihat mata Ara.”Suara Yunho mulai sedikit sedih.
“Jangan sedih Sunbae, kau sekarang sudah punya Sulli dan Aku rasa Angel bukan Ara, dia juga sudah bertunangan dengan Hyun Joong-ssi.”So Eun berusaha mengingatkan Yunho meski sebenarnya dalam hatinya berharap bahwa Angel adalah Ara.
“Apa dia sebenarnya Ara?”Yunho masih berusaha untuk meyakini bahwa Angel adalah Ara.
“Maksudmu apa sunbae?”
“Mungkin dia memang ingin meninggalkanku…..”Yunho semakin terdengar sedih.
“Tidak mungkin! Ara sangat mencintaimu, bahkan saat kau meninggalkannya dia tetap menunggumu jadi Ara tak mungkin berbuat begitu kecuali….”So Eun ragu-ragu melanjutkan ucapannya.
“Kecuali apa SO Eun?”Yunho penasaran.
“Kecuali dia hilang ingatan”
“Hilang ingatan!”Yunho benar-benar kaget.
Kenapa aku tak berfikir kesana?
“Aku akan mengantar  Angel ke taman hiburan apa kau mau ikut sunbae?”Tanya So Eun.
“Aku tidak enak pada Hyun Joong .meskipun aku ingin,”Yunho mendesah kecewa.
“Aku tahu……Aku akan cari cara supaya kau bisa berbicara berdua dengannya kalau kau mau.”So Eun merasa kasihan pada Yunho.
“gomawo, SO Eun. Aku sangat rindu pada Ara.”So Eun tak melihat airmata yang menetes disudut mata Yunho tapi So Eun bisa merasakan betapa sedih Yunho saat ini.
“Tapi …bagaimana dengan Sulli?”
“Aku tidak tahu, Sulli sangat baik padaku. Aku merasa dia bisa membuatku nyaman tapi aku belum bisa mencintainya . Terkadang aku merasa bersalah tapi aku juga tak tega memutuskannya.”Suara Yunho seperti sedang menanggung beban yang sangat berat.
“Aku akan kabari kau.”So Eun bingung harus bicara apa.
“gomawo So Eun sudah mau mendengarkan aku, anneyong.”Yunho mengakhiri perbincangannya lewat telepon dengan SO Eun.
“nde, anneyong.”
*********
Pagi-pagi So Eun sudah berdandan cantik dan bersemangat mengeluarkan mobilnya. Dia berjanji menjemput Angel di hotel dan mengajaknya ke taman hiburan hari ini sebagai hari pertamanya tour keliling Seoul.
Entah kenapa So Eun merasa sangat senang mungkin seperti Yunho dia sangat merindukan Ara dan ketika bertemu Angel mereka langsung dekat.
Angel sudah menunggunya di lobby hotel, tapi wajahnya agak sedikit murung.
“Kenapa sedih, kita kan mau senang-senang hari ini?”Tanya So Eun.
“Oppa pulang kejepang tadi pagi-pagi sekali dia ada urusan yang sangat penting.”Angel nampak sangat kecewa.
“Aku akan menemanimu kemanapun kau mau, Angel-ssi.”tawar So Eun.
“Kau baik sekali, gomawo. Padahal kau baru mengenalku.”Angel mengembangkan senyumnya.
“Aku menyukaimu…kita seperti sudah kenal lama.Kau juga sangat cantik.”Kata So Eun.
“Kau bisa saja, aku jadi malu…..kau juga cantik.”Angel tersipu.
Meski hanya memakai jins dan baju tanpa lengan serta mantel Angel terlihat sangat cantik. Rambutnya dikuncir tinggi, dia memakai sepatu kanvas ringan tapi terlihat bagus dan mahal.
“Tapi apa tidak apa-apa merepotkanmu?”Angel merasa tidak enak juga.
“Jangan khawatir, aku yakin Hyun Joong-ssi  tak akan meninggalkanmu sendiri kalau tak yakin padaku kan?!”
“Nde, kau benar, tadi dia memang bilang begitu.”
“Dan kau juga yakin padaku?!”So Eun tersenyum.
“Kenapa kamu tahu ya?”Angel jadi malu.
“Karena kalau tidak kau pasti sudah ikut pulang dengannya.”
“Betul juga…..”Angel tersenyum.
Angel sangat senang diajak keliling kota oleh So Eun, dia sangat tertarik dengan kota Seoul dan bertanya banyak hal pada So Eun, dengan senang hati So Eun menjawab semua pertanyaannya. Setelah mereka puas ditaman hiburan So Eun mengajak Angel mampir disebuah café.
“wah…..suasananya sangat enak di café ini.”Angel menyukai tempatnya.
“Nde….ini salah satu café favorite di Seoul.”
“Pantas…..sangat nyaman.”Angel memesan segelas orange juice sedangkan So Eun lebih suka vanilla late hangat.
“Angel…hmmm…kenapa kau tak tinggal dirumahku saja, daripada di hotel.”tawar So Eun.
“Tidak terima kasih, aku sudah sangat merepotkanmu. Aku bukan anak kecil kok, tidak usah khawatir begitu.”Angel tertawa kecil.
“Tapi kau kan kesepian tinggal sendirian di hotel.”
‘’Aku sering pergi sendirian kok, menginap sendirian di hotel bukan masalah buatku.”
“Kau pergi kemana saja?”
“Lebih sering ke Paris dan Milan.”
“Belanja?”So Eun takjub mendengarnya.
“Nde, keluargaku punya butik di Jepang jadi aku sering hadir di acara Fashion show.”jawab Angel tanpa ada kesombongan, terlihat biasa saja.
“Sincha? Pantas kau kelihatan sangat modis.”So Eun menunjukkan kekagumannya tanpa malu-malu.
Angel sangat berbeda dengan Ara, pikir So Eun.
“Hai….”
Angel kaget melihat Yunho menghampiri mereka. Tapi tidak dengan So Eun, tanpa sepengetahuan Angel diam-diam So Eun menelepon Yunho dan memintanya menemui mereka di café itu.
“Anneyong haseo…”Angel menjawab dengan sungkan, teringat sikap dingin Yunho di resepsi pernikahan.
Yunho duduk disamping So Eun dan berhadapan dengan Angel.
“Sunbae? Sedang apa disini?”Tanya So Eun basa-basi.
“Aku sering kesini kalau sedang tidak sibuk. Ini kan café temanku.”Yunho berusaha menjawab dengan sikap biasa.
“Sincha?”Tanya So Eun lagi.
“Nde.”Yunho memandang Angel yang diam saja.
“Kau sendiri? Mana namjacingumu?”Yunho pura-pura tidak tahu dan membuka percakapan dengan Angel.
“Dia ada urusan jadi harus pulang lebih cepat.”jawab Angel datar. Dia masih menebak-nebak sebenarnya seperti apa Yunho itu.
“Jadi kau sendirian tinggal di hotel? Apa punya kerabat disini?”Tanya Yunho mencoba bersikap ramah.
“Nde, aku tidak punya saudara disini, tapi aku punya teman yang sangat baik.”Angel tersenyum ke arah So Eun.
Hati Yunho bergetar melihat senyum itu.
Seandainya dia tersenyum padaku, bisik Yunho dalam hati.
Angel mengalihkan pandangannya pada Yunho, saat menatap Yunho, Angel seperti tidak asing dengan mata itu.
“Suaramu bagus, aku suka mendengarkan lagu-lagumu.”Angel mencoba bersikap baik meskipun pasti terlihat sangat kaku.
“Gomawoyo….semua lagu itu aku ciptakan untuk seorang yeoja.”Yunho menatap mata indah Angel, membuat Angel sedikit gelagapan.
“Yeoja yang beruntung.”
“Angel-ssi, apa kau dari kecil dijepang?”Tanya Yunho.
“Aku tidak tahu, setahun lalu aku pernah mengalami traumatis yang membuat aku tak bisa mengingat masa laluku.”
“Maksudmu?”Tanya So Eun dan Yunho hampir bersamaan.
“Aku juga tidak tahu….aku hanya tahu saat terbangun di rumah sakit umma dan appa tak banyak bercerita, karena saat mencoba mengingatnya kepalaku sangat sakit.”Angel menyeruput minumannya.
“Jadi kau pernah amnesia?”Tanya So Eun.
“Nde, sampai sekarang aku masih tidak bisa mengingat masa laluku.”jawab Angel.
“Benarkah…..”So Eun memandang Yunho yang tampak sangat shock.
“Ara……..”desis Yunho pelan.
“Mwo?”Tanya Angel.
“Apa kau tidak ingat siapa saja orang dimasa lalumu, Angel-ssi?”So Eun mencoba mencari tahu.
“Tidak…kalau aku berusaha mengingat kepalaku seperti mau pecah karena itulah aku tak ingin mengingatnya lagi. Hanya………”Angel melihat kearah Yunho yang diam saja.
“Kenapa?”
“Aku hanya ingat sebuah kalimat yang mungkin diucapkan oleh seseorang padaku dulu.”kata Angel ragu.
“Apa itu?”So Eun sangat penasaran.
“little teddy love.”
Yunho membelalak dan itu sangat terlihat jelas oleh So Eun dan Angel.
“Ara!”Yunho langsung berdiri dan menghampiri Angel dengan cepat menarik tangan Angel hingga mau tak mau Angel akhirnya berdiri.Yunho memeluk Angel dengan airmata yang menetes.
Angel dan So Eun sangat kaget melihatnya. Entah kenapa Angel tiba-tiba merasa hangat saat Yunho memeluknya hingga ia tak langsung melepaskannya, setelah beberapa saat baru Angel tersadar dan mendorong tubuh Yunho.
“Apa yang kau lakukan!”Angel terlihat shock.
“Ara! Kau Ara bukan Angel!”Yunho terluka saat Angel melepaskan pelukannya.
“Mwo?apa maksudmu?”Angel tak mengerti kenapa Yunho memanggilnya Ara.
“Ara benarkah kau sama sekali tak ingat aku?”suara Yunho terdengar bergetar menahan sedih. Angel menggeleng.
“Aku bukan Ara, Yunho. Namaku Angel Kim,kau salah mengenali orang.”
“Tapi aku yakin kau Ara,Go Ara! hanya aku yang memanggilmu little teddy, Ara.”Yunho putus asa meyakinkan Angel.
Tiba-tiba Angel memegangi kepalanya yang terasa berdenyut.
“Ahhhh…”Angel meringis kesakitan.
“Angel kau kenapa?”So Eun sangat khawatir melihat Angel yang kesakitan dan wajahnya sangat pucat.
“Ara….”Yunho memegang pundak Angel yang terduduk memegangi kepalanya.
Sebelum sempat jatuh Yunho menahan tubuh Angel yang tiba-tiba lunglai, Pingsan!
Dengan perasaan cemas So Eun dan Yunho membawa Angel ke rumah sakit. Yunho memandangi wajah pucat ditempat tidur itu dengan perasaan teramat sedih.
“Kau kenapa Ara……”Yunho mengusap kepala  Angel lembut.
“Yunho Sunbae  apa kata dokter tadi?”Tanya So Eun.
“Dokter hanya bilang Ara mengalami trauma berat dan akan sangat kesakitan bila memikirkan yang berat-berat.”kata Yunho.
“Jadi maksudmu dia tak boleh stress?”
“Nde.”Yunho menjawab dengan pelan sementara matanya tak lepas dari Angel.
“Apa kau yakin dia Ara,Yunho-ssi?”Tanya So Eun memandang Ara yang masih belum sadar.
“Nde! Aku selalu memanggilnya little teddy karena Ara sangat suka dengan teddy bear, dan ternyata kata-kata itu satu-satunya yang dia bisa ingat.”
“Aku juga sebenarnya merasa yakin kalau dia Ara, tapi sunbae……”So Eun tampak ragu, Yunho memandang kearahnya.
“Melihatnya seperti ini rasanya kita tak bisa memaksanya ingat siapa dirinya.”
“Nde, dokter bilang itu bisa membahayakan nyawanya….”mata Yunho tampak berkaca-kaca.
“Jadi harus bagaimana?”Entah pada siapa So Eun bertanya.
“Aku bingung. Setelah aku tahu dia Ara, aku tak mungkin melepaskan dia begitu saja tapi menahannya pasti membuatnya menderita, apa yang harus aku lakukan?”Yunho memandang So Eun dengan muka muram.
“Aku juga tidak tahu.”ujar So Eun datar.
“Tapi dia sudah bertunangan dan tinggal di Jepang, empat hari lagi dia akan pulang.”kata So Eun mengingatkan Yunho.
“Itu juga yang membuatku sedih.”Kata Yunho.
“Apa aku harus merebutnya dari Hyun Joong? Dan apa dia bisa menerimanya? Kau lihat tadi, dia menolakku”
“Angel pasti sangat shock tadi, tapi aku tak tahu apa kau harus merusak kebahagiaan orang lain untuk mendapatkannya kembali.”kata So Eun memandang Yunho.
“Aku tak sejahat itu So Eun, tapi kehilangan Ara pasti akan menghancurkanku. Kenapa harus sesakit ini mencintainya.”Yunho membelai wajah Ara.
“Aku akan melakukan apa saja untuk bisa melihatnya tersenyum, meski terpaksa merelakannya pergi, aku tak bisa memaafkan diriku melihatnya menderita sepaerti ini.”
So Eun sangat prihatin melihat Yunho yang tampak sangat sedih.
“Sunbae…..”So Eun tak mampu bicara apa-apa.
“So Eun…Aku mohon padamu jaga dia untukku.”Yunho berdiri dari samping ranjang.
“Aku akan menjaganya dari jauh. Aku tak bisa memaafkan diriku sendiri membuatnya seperti ini.” Yunho mengecup kening Angel dan melangkah kepintu dengan berat.
“Sunbae….”So Eun benar-benar prihatin melihat Yunho.
“Anneyong…”Yunho menghilang dibalik pintu. So Eun duduk disamping Angel.
Tak lama Angel tersadar.
“Aku dimana?”Angel masih merasa pusing.
“Kau di rumah sakit Angel-ssi, tadi kau pingsan di café, ingat?”So Eun senang melihat Angel sudah sadar.
“Nde….maaf merepotkan kalian.”Angel merasa tidak enak.
“Aku yang harus minta maaf, karena kami memaksamu, kau jadi sakit.”kata So Eun sama merasa tidak enaknya dengan Angel.
“Apa tadi Yunho-ssi mengantarku ke rumah sakit juga?”Tanya Angel melihat sekeliling.
“Nde.”
“Oh…”Ada sedikit kecewa tak melihat Yunho ada disana.
Ah, ternyata dia memang lelaki yang dingin, kata Angel dalam hati.
“Kenapa Angel?”So Eun bertanya melihat Angel mencari Yunho.
“Apa dia memang sedingin itu dengan orang ya?”Tanya Angel.
“Maksudmu sunbae Yunho?”Angel mengangguk.
“Tidak! Yunho-ssi adalah namja yang hangat, dia hanya masih shock melihatmu. Dia sangat kaget ada orang yang mirip dengan Ara.”kata So Eun tersenyum.
“Apa Ara orang yang istimewa buatnya?”Angel agak sedikit penasaran
“Nde…Ara adalah yeojacingu  Yunho Sunbae.”
“Mwo? Tapi bukannya yeojacingunya Sulli?”Tanya Angel heran.
“Sebelum dengan Sulli, Yunho adalah namjacingu Ara.”
“Aku mengerti……apa benar aku sangat mirip dengan Ara?”Tanya Angel lagi.
“Nde….kalian seperti kembar.”
“Apa kau punya fotonya?”
“Tentu….”So Eun menyerahkan hpnya.
Angel kaget melihat betapa persis yeoja dalam foto itu dengan dirinya, yang membedakan hanya cara berpakaiannya saja.
“Mirip sekali…….”Gumam Angel heran.
So Eun hanya memandangi Angel yang masih keheranan mengetahui kebenaran bahwa dia memang sangat mirip dengan Ara.
********
Meski So Eun mengajaknya menginap di rumahnya tapi Angel menolak. Dia sudah merasa pulih dan kembali ke hotel tempatnya menginap selama di Seoul.
Tapi sampai dikamarnya Angel tak bisa tidur. Bayangan yeoja dalam foto itu sungguh mengganggunya, dia jadi penasaran. Apalagi memikirkan sikap Yunho.
Angel jadi bingung kenapa dia peduli dengan sikap Yunho padanya. Angel merasakan saat ada Yunho di dekatnya dia selalu ingin menatap matanya tapi juga ingin menjauhinya.
“Yoboseo!”
“Angel, ada apa pagi-pagi kau telepon?”So Eun baru selesai mandi saat mengangkat telepon dari Angel.
“Mwo? Kau pulang hari ini?”So Eun kaget.
“Nde, aku ke sana sekarang.”So Eun bergegas ke garasi dan mengeluarkan mobilnya.
Sesampainya di hotel So Eun melihat Angel sudah rapi dengan koper disampingnya.
“Anneyong….”
“So Eun-ssi….”Angel tersenyum.
“Kenapa kau mendadak pulang? Apa kau merasa terganggu karena kami?”So Eun merasa bersalah.
“Anyo…..Oemma memintaku segera pulang ada urusan yang harus segera diselesaikan.”Kata Angel.
“Sayang sekali…aku kan baru mengajakmu ketaman hiburan, masih banyak tempat yang belum aku tunjukkan padamu.”kata So Eun kecewa.
“Gomawoyo…tapi aku janji akan datang lagi.”Angel memeluk So Eun.
“Baiklah aku akan tunggu, tapi kau harus menepati janji.”
“Pasti!”So Eun membantu Angel membawa tasnya.
“Sampaikan salamku untuk Yunho-ssi  ya”So Eun melirik Angel yang memandang jalanan.
“Nde, apa kau menyukainya?”
“Mwo? Anyi….tapi aku merasa dekat dengan kalian semua, seperti sahabat lama.”Angel tersenyum pada So Eun.
“Nde.”So Eun membalas senyuman Angel.
*****
Sebulan telah berlalu.
 “Anneyong haseo…”So Eun sangat kaget melihat Angel sedang duduk diruang tamu rumahnya.
“Ah…..Angel-ssi!”
Mereka berpelukan.
“Kapan kau datang?”So Eun sangat senang.
“Sejam yang lalu.”
“Kenapa tak meneleponku, aku kan bisa menjemputmu.”
“Aku ingin memberimu kejutan!”
“Dan kau berhasil!”Mereka tertawa senang.
“Kau akan menginap ditempatku kan?”Tanya So Eun.
“Aku memang belum memesan tempat, aku bermaksud meminta bantuanmu mencari tempat tinggal.”jawab Angel.
“Kau menginap saja ditempatku, aku memaksa!”ancam So Eun.
“Tapi aku ingin mencari apartement So Eun karena….mungkin aku akan tinggal lama disini.”kata Angel serius.
“Mwo?”
“Nde…….aku bukan ingin menginap tapi tinggal disini So Eun, jadi aku harus cari apartement. Apa kau bisa bantu aku?”Tanya Angel.
“Benarkah apa kau pindah ke korea?”So Eun malah balik bertanya.
“Nde…”Angel menganguk.
“Tentu aku akan bantu kau cari apartement tapi besok pagi saja, malam ini kau menginap saja disini, kau pasti lelah kan?!”
“Baiklah bila kau memaksa.”Angel akhirnya mengalah.
“Senangnya…….”
So Eun mengajak Angel kekamarnya. Setelah melepas lelah dan makan malam mereka kembali kekamar tidur.
“Apa yang membuatmu ingin tinggal di korea Angel?”Tanya So Eun.
“Aku ingin tahu siapa aku sebenarnya?”
“Apa kau mulai percaya dugaanku?”So Eun agak sedikit kaget.
“Entahlah…orangtuaku sudah bercerita bahwa mereka menemukanku di pinggir pantai di jepang setahun lalu, awalnya mereka tak mau cerita sebenarnya tapi aku terus mendesak dan akhirnya mereka bercerita banyak. Mereka merelakanku pergi karena sayang padaku, siapapun aku nantinya mereka tetap orangtuaku dan aku janji akan selalu meyayangi mereka.”ada nada sedih dari ucapan Angel.
“Aku percaya, aku akan membantumu…”So Eun memeluk Angel.
“Aku tahu kau adalah sahabat yang baik dan pasti membantuku.”
“Ada seorang lagi yang pasti senang dapat kabar ini….”So Eun meraih hp-nya tapi Angel mencegahnya.
“Jangan beritahu dia aku tinggal disini, aku mohon rahasiakan ini sampai aku benar-benar yakin aku adalah orang yang kalian maksud.”Angel menggeleng.
“Tapi………”
“Please….”Angel menatap penuh permohonan.
So Eun meletakkan kembali hp-nya dan mengangguk.
*****
Menghilangnya Yunho dari dunia entertainment sempat meninggalkan banyak spekulasi. Tapi buat Yunho ini adalah jalan terbaik, dia hanya ingin istirahat karena merasa sangat lelah dengan pelariannya selama ini.
Meski pencariannya sudah berakhir.
Sejak kepulangan Angel ke Jepang Yunho tak tahu kabarnya lagi. Yunho memang sudah merelakannya, setidaknya dia merasa lega Ara masih hidup seperti keyakinanya selama ini, walaupun dia takkan pernah bisa mengembalikan Ara kedalam pelukannya lagi.
Sekarang Yunho sedang serius menyelesaikan kuliahnya yang sempat tertunda karena kesibukannya. Kuliah membuatnya lebih tenang dan relaks.
“anneyong haseo….lama tak melihatmu So Eun, kemana saja?”sapa Yunho melihat So Eun duduk sendirian di taman kampus.
“Anneyong sunbae…Ah kau saja yang tak memperhatikanku.”So Eun tersenyum.
“Ah apa benar?”Yunho tersenyum sendiri.
“Bagaimana kabarmu Yunho Sunbae?kelihatannya kau senang sekarang.”So Eun melihat wajah Yunho sekarang lebih cerah.
“Sangat baik…aku senang bisa kuliah lagi tanpa digangu jadwal manggung yang kadang membuatku gila.”
“Apa tidak sayang?”
Yunho menggeleng.
“Aku senang di kampus ini, aku ingin selalu ke kampus setiap hari. Kenangan di kampus ini membuatku selalu bahagia dan ingin kembali setiap hari.”
“Ara maksudmu……..”
“Nde….”Yunho tersenyum meski tersirat kesedihan dimatanya.
“Aku lebih memilih bahagia dengan kenanganku daripada sedih dengan kenyataan.”jawab Yunho.
“Aku kagum padamu sekaligus iri pada Ara. Kau ternyata sangat mencintainya. Padahal dulu aku sempat menyarankan Ara untuk memilih Min Ho.”Ujar So Eun jujur.
“Sincha? waeyo?”
“Ingat saat kau dulu meninggalkannya tanpa berkata apa-apa, aku marah padamu karena Ara sangat menderita dan selalu menangis karena kau.”
“Aku juga tidak tahu kenapa cinta kami sangat berat.”
“Aku percaya suatu saat nanti cinta kalian yang bersimpangan jalan akan menemukan tujuan yang sama.”So Eun memberi harapan untuk Yunho.
“Gomawo So Eun-ahh.”Yunho tersenyum sebelum meninggalkannya.
Sayang aku tak bisa beritahu kau Yunho sunbae…..
*******
Angel menitikkan airmata di kuburan Min Ho saat mendengar cerita dari So Eun. Penelusuran pada masa lalunya ternyata banyak berisi cerita sedih. Mungkin itu salah satu yang membuat traumanya sangat parah, akumulasi kesedihan yang ada di benaknya tertumpuk jadi traumatis yang mendalam dan sangat berat untuk diingat.
Tapi Angel juga sangat kecewa dan sedih saat orang yang mungkin bisa mengungkap tabir ingatannya ternyata tak ada.
 Orangtua Ara ternyata telah pindah entah kemana. So Eun sendiri menyesal tak tahu orang tua Ara pindah. Jadi So Eun hanya bisa mengantar Angel ke kuburan Oppanya Ara, Changmin.
Sayang rumah Ara yang dulu telah di tempati orang lain dan telah banyak direnovasi sehingga tak membantu Angel mengingat apapun karena semua telah berubah.
Lagi-lagi Angel hanya bisa menangis, dia belum bisa ingat tapi hatinya seperti merasakan kesedihan yang tak bisa ditahannya.
Angel tiba-tiba berhenti di sebuah lapangan basket. Entah kenapa dia ingin duduk direrumputan dan melihat ketengah lapangan.
“Aku sepertinya dekat dengan tempat ini.”desis Angel.
“Apa kau mengingat sesuatu?”Tanya So Eun. Angel menggeleng.
“Tidak! Hanya aku ingin duduk disini, seperti tidak asing untukku.”mata Angel menerawang.
“Ayo kita jalan lagi!”Angel berdiri setelah agak lama termenung tapi tak ingat apapun.
So Eun mengangguk  mengikuti.
“Apa benar kau tak ingin Yunho tahu kau disini?”
“Nde, aku takut setiap melihatnya…”jawab Angel.
“Kenapa takut?”
“Aku tak tahu……entah kenapa aku merasa takut, bukan takut seperti itu tapi lebih……emmm....aku takut dia pergi yah….maksudku menjauhiku.”Angel ragu menjawabnya.
“Aku rasa suara hatimu yang paling dalam merasakan ikatan dengannya.”Ujar So Eun.
“Tapi kenapa aku tak bisa mengingatnya sama sekali.”
“Kau harus memberi  waktu pada dirimu sendiri Angel, aku yakin kau pasti akan kembali menjadi Ara
suatu hari nanti, tapi apapun adanya dirimu aku akan selalu jadi sahabatmu.”Angel tersenyum.
“So Eun, apa aku boleh tanya sesuatu?”
“tentu saja!”jawab So Eun.
“Apa Yunho sangat mencintai Ara?”
“Nde….Yunho sunbae sangat mencintai Ara juga sebaliknya Arapun sangat mencintai Yunho.”
“Sincha?”Angel termenung mendengar jawaban So Eun.
*****
Taman kota itu tidak terlalu ramai pada malam hari, Angel duduk sendiri menikmati udara sore sambil menyeruput segelas juice orange kesukaannya.
 Angel sudah agak bosan dengan pencarian dan penelusurannya yang tak juga membuahkan hasil apapun sejauh ini. Semua tempat dan kisah yang ditunjukkan So Eun tak membangkitkan ingatan apa-apa.
 Angel mulai merasa dia memang bukanlah Ara karena tak mungkin dia tak mengingat apapun. Seandainya dia Ara pasti ada bayangan-bayangan yang terlintas dibenaknya tapi semua itu tak terjadi.
Tiba-tiba hujan turun dengan deras saat Angel berlari mencari tempat berteduh tiba-tiba petir menyambar dengan sangat keras membuatnya kaget dan menjerit histeris sebelum akhirnya pingsan.
Perlahan Angel membuka matanya.
“Yunho-ssi…..”desisnya lirih melihat namja itu menatapnya cemas.
“Angel-ssi  kau sudah sadar?”Yunho terlihat lega begitu tahu Angel telah bangun.
“Nde…”suara Angel masih terdengar lemah.
“Sudah tak usah bicara kau istirahat dulu ya, biar aku panggil dokter.”Yunho hendak beranjak tapi terhenti saat tangan Angel menahannya.
“Gomawoyo  Yun…”
Yunho tersenyum, dan melepaskan tangan Angel dengan lembut.
“Aku panggilkan dokter dulu.”Angel menggeleng membuat Yunho tak jadi melangkah.
“Wae?”Yunho melihat Angel yang tiba-tiba terlihat sedih.
“Apa kau telah melupakan Ara, Yunho-ssi?”Tanya Angel mengejutkan Yunho.
“Mwo?”
“Apa kau sudah melupakannya?”Angel mengulangi pertanyaannya.
“Sebaiknya kau jangan terlalu banyak bicara dulu, kau sangat lemah.”
Yunho membuka pintu .
“Kumohon Yunho-ssi…..jawab pertanyaanku.Apa kau telah menyerah pada Ara?”Yunho berpaling pada Angel dan menatap mata Angel dengan tajam.
“Apa maksudmu?”
“Kenapa kau tak menjawab pertanyaanku malah balik bertanya.”Angel terlihat kecewa dengan sikap Yunho.
“Kenapa kau perduli Angel?”Suara Yunho terdengar sinis.
“Karena itu penting untukku.”Angel menjawab dengan suara tercekat.
“Penting? Kau tak ada hubungannya dengan Ara dan kau tak berhak tahu apa yang aku rasakan.”masih dengan nada sinis Yunho menatap tajam Angel.
“Kenapa kau sinis padaku Yunho?”Tanya Angel sedikit mengejutkan Yunho.
Aku tak tahu, desis Yunho dalam hati.
“Kau sepertinya sangat membenciku.”kata Angel.
“Tapi kenapa kau menolongku kalau kau tak menyukaiku”
“Menolong orang tak harus karena suka atau benci, kau tak usah jadi sensitive karenanya.”.
“Kalau kau tak menolongku ini tak akan terjadi Yunho.”kata Angel.
“Aku tidak mengerti apa yang kau katakan.”Yunho benar-benar tak tahu apa yang dimaksud Angel.
“Yunho, sekali lagi aku bertanya padamu aku mohon jawablah denga jujur setelah itu aku janji tak akan menayakan apa-apa lagi padamu.”Angel memperlihatkan kesungguhannya. Yunho menatap mata Angel. Sorot mata yang tak mampu ditolak Yunho.
“Baiklah bila itu memuaskanmu.”jawab Yunho berusaha menyembunyikan hatinya.
“Apa kau sudah tak mencintai Ara?”Tanya Angel.
“Cintaku telah pergi bersamanya.”jawab Yunho pedih tapi suaranya biasa saja.
“Baiklah, aku mengerti.”Angel menunduk.
“Aku juga harus melupakan masa laluku.”ujar Angel lirih.
“Sebaiknya aku panggil dokter dulu.”Yunho melangkah keluar. Yunho memegang dadanya yang terasa sakit. Rasanya pedih sekali mengatakan itu padanya. Langkahnya sampai terhuyung menahan sakit yang menghimpit hatinya.
Sementara sepeninggalan Yunho, Angel menangis sedih. Angel bangun dari tempat tidurnya dan melangkah keluar ruangan. Langkahnya gontai menuju pintu keluar.
Aku harus pergi…..desahnya.
Yunho kaget mendapati Angel sudah tak berada diruangannya, dengan panik dia mencari keseluruh rumah sakit dibantu petugas rumah sakit tapi Angel tak ditemukan. Yunho sangat cemas.
“yoboseo”
“So Eun apa kau tahu Angel ada dikorea?”
Akhirnya So Eun menceritakan semua pada Yunho, membuat Yunho sangat shock dan merasa sangat bodoh tak peka dengan pertanyaan Angel saat di rumah sakit.
“Apa kau tahu kira-kira kemana Angel?”Tanya Yunho gusar.
“Aku tak tahu coba kau cari di apartementnya.”
“Baiklah…kabari aku kalau dia menghubungimu So Eun. Gomawoyo.”
Tanpa pikir panjang Yunho langsung menuju apartement Angel, tapi apartement itu kosong Angel tak ada disana.
Yunho kembali menelpon So Eun.
“Aku juga belum bisa menghubunginya, Sunbae.”So Eun terdengar sangat cemas.
“Dia tak mengenal kota ini aku takut terjadi sesuatu dengannya Yunho sunbae, kau sebaiknya kekantor polisi saja.”
“Tempat mana saja yang kau datangi bersamanya?”Tanya Yunho.
“Bekas rumahnya, kuburan Oppanya changmin dan juga kuburan Min Ho.”jawab So Eun.
“Aku akan mencarinya kesana mungkin dia disalah satu tempat yang kau sebutkan.”kata Yunho.
“Sunbae! Aku ingat dia pernah berhenti dipinggir lapangan basket dekat rumahnya dulu dan duduk disana sangat lama, apa mungkin dia kesana?”
Yunho jadi teringat kenangan dengan Ara malam itu.
“Gomawo So Eun.”Yunho menutup telponnya dan meluncurkan mobilnya kearah bekas rumah Ara dulu.
*******
Angel termenung menatap lapangan kosong didepannya.
Kenapa aku harus menangis….
“Angel…..”Angel mendongakkan kepalanya.
“Yunho?”Angel segera mengapus airmatanya.
“Kau menangis?”Yunho menatap mata Angel yang memerah.
“Tidak.”Angel berbohong.
“So Eun sudah menceritakan semua, kau tak usah sedih Angel.”kata Yunho memandang Angel.
“Dan kau masih sakit kenapa harus kabur dari rumah sakit?”
“Aku sudah tidak apa-apa.’’
“Kau tak harus memaksakan diri untuk mengingat siapa dirimu Angel.”
“Jadi kau sekarang percaya aku bukan Ara?”ada nada kecewa dalam ucapan Angel.
“Bukan begitu hanya……..”
“seharusnya aku tak pernah datang kekorea.”Angel menitikkan airmata.
“Kenapa kau mengangis lagi.”Yunho sangat sakit melihatnya menangis.
“Aku telah kehilangan semua dan itu sangat menyakitkan.”desis Angel lirih.
“Kau kan masih punya keluarga dijepang dan juga tunangan.”rasanya Yunho ingin meledak saat mengatakannya.
Angel berdiri.
“Kau benar, seharusnya aku bersyukur dengan apa yang aku punya dan tak mencari yang tidak aku punya.”Angel menatap Yunho yang terlihat tanpa ekspresi.
“Aku akan kembali ke Jepang besok, disini tak ada alasan aku untuk bertahan….”Angel terdengar sangat putus asa.
Yunho ingin berteriak dan mengatakan pada Angel isi hatinya tapi……..
“Disini aku tak menemukan yang aku cari….”Angel berusaha tersenyum.
“Aku akan menata hidupku kembali, aku telah memulainya dan hanya melanjutkannya dengan baik, dengan orang-orang yang sangat menyayangiku dan menungguku disana.”
Angel melangkah perlahan.
“Angel! Kenapa kau datang ketempat ini?”Yunho menghentikan langkah Angel dengan menghalanginya.
“Tempat ini seperti dekat denganku….aku tak tahu kenapa sepertinya aku pernah kesini.”Angel memandang Yunho.
“Kalau kau punya kenangan disini kenapa kau kembali kejepang?”Yunho sangat gusar.
“Aku harus…rasanya disini sangat berat…”mata Angel berkaca-kaca.
“Apa aku juga jadi penyebabnya?”
“Kenapa harus kau?”Tanya Angel.
“Aku tak tahu tapi aku merasa bersalah jika iya karena itu berarti aku menghalangimu.”Entah apa yang Yunho katakan, dia sendiri tak mengerti.
 Dia hanya tahu kalau Angel kembali ke Jepang maka dia tak akan melihat lagi wanita yang sangat dirindukannya. Andai Yunho tak ingat sakit yang dialami Angel ingin sekali dia memeluknya meski Angel akan menolak.Yunho terlalu menyayanginya sampai dia sangat takut menyakitinya.
“Mungkin  ini pertemuan terakhir kita karena aku tak tahu apa aku akan kekorea lagi atau tidak. Tapi aku ingin mengucapkan terima kasih padamu telah menolongku dan mencariku kesini. Mianhe…telah merepotkan kalian semua.”
Angel melangkah meninggalkan Yunho yang terdiam, tanpa Yunho tahu Angel menangis.
“Kalau aku yang memintamu tetap tinggal apa kau tak akan pergi!”teriak Yunho mengagetkan Angel dan membuatnya berhenti.
“Apa alasanmu memintaku tinggal?”tanpa berpaling Angel menjawab.
“Karena aku tak ingin kau pergi!”Yunho menyesali kata-kata yang keluar dari mulutnya.
Aku tak bisa mengatakan yang sebenarnya, Yunho menatap sedih yeoja yang membelakanginya.
“Hanya karena itu? Kau tak usah merasa bersalah dan kasihan padaku Yunho-ssi! Aku bukan yeoja yang lemah. Hanya satu yang yang aku sesali dalam hidupku, ternyata cinta yang selama ini aku yakini sangat besar tak mampu bertahan karena badai.”
Angel melangkah dengan cepat meninggalkan Yunho yang bengong mencerna kata-katanya,begitu tersadar Angel semakin menjauhinya Yunho berlari mengejar.
“Apa maksudmu?”Yunho memegang pundak Angel dan menatap matanya yang ternyata telah penuh dengan airmata.
Angel tak menjawab hanya memandang Yunho dengan mata yang teramat sendu. Yunho melihat kesedihan yang dalam di mata indah itu.
“Katakan Angel……..”
“Aku akan melepaskan semua……semua masa laluku.Ini terlalu menyakitkan untukku.”Angel melepaskan tangan Yunho dari pundaknya dan menghindari tatapan Yunho yang sangat tajam menghujam hatinya.
Yunho menyambar tangan Angel dan menggenggamnya sangat kuat saat Angel akan meninggalkannya lagi.
“Kau menyakitiku Yunho.”Angel berusaha melepaskan tangan Yunho tapi tak berhasil.
“Keras kepala!Apa kau tahu kau sangat egois….apa kau tak melihat sekelilingmu, kenapa semua orang harus peduli padamu sementara kau tak peduli mereka!”Suara Yunho tinggi menahan kesal, sedih dan marah sekaligus.
“Kau siapa!”suara Angel tiba-tiba ikut jadi tinggi”Kau siapa berhak berkata seperti itu padaku, aku tak pernah minta kau bantu!”dengan keras Angel menghempaskan tangan Yunho.
Yunho agak terkejut dengan sikap Angel, dia tak pernah melihat Ara semarah itu. Terbersit keraguan apa memang benar ia Ara.
“Aku memang bukan siapa-siapamu tapi aku perduli padamu!”Yunho terbawa suasana ynag tiba-tiba panas.
“Peduli?!” Angel menjawab dengan sinis.
Yunho tak menanggapi hanya memandang Angel yang juga memandangnya, entah kenapa Yunho merasa Angel sangat berbeda dengan pertama kali saat dia melihatnya dipesta. Mata itu sekarang seakan terisi kesedihan.
Apa Angel sedang patah hati? Yunho bertanya dalam hati.
“Anneyong Yunho.”Yunho dikagetkan dengan kata-kata Angel dan berlalunya gadis itu dari hadapannya. Yunho menyusulnya. Dia melepaskan jaketnya dan memakaikannya pada Angel yang masih berpakaian seragam rumah sakit.
Angel agak kaget, apalagi Yunho merangkulnya.
“Mianhe Angel.”Yunho berkata lembut sambil menuntun Angel.
“Aku terlalu emosi tadi tapi setidaknya izinkan aku mengantarmu pulang ke apartementmu.”Yunho memandang sendu Angel.
“Kenapa kau baik sekali padaku Yunho-ssi?”Angel bertanya dengan suara yang hampir tak terdengar.
“Seandainya Aku tak mirip dengan Ara apa kau juga akan sebaik ini?”
“Aku tetap orang yang sama siapapun kau Angel tapi….aku merasa malah jahat padamu Angel karena …….”Yunho tak melanjutkan ucapannya.
“Mwo?”Angel memandang Yunho yang tiba-tiba terdiam.
“Karena buatku kau adalah Ara.”Yunho memandang Angel yang menatapnya.
Angel kali ini tak membantah atau marah seperti biasanya, dia malah menatap mata Yunho dengan dalam dan meski sempat mengejutkan tapi Yunho melakukan hal yang sama.
Lama mereka saling bertatapan dan seperti ada sesuatu yang menautkan mata mereka sampai mereka tak sadar dan BRUK!
“Aduh!”Angel berteriak kaget tersungkur ditrotoar.
“Ah.!!”Tubuh Yunho jatuh tepat diatas tubuh Ara, saat mata mereka kembali bertemu dalam jarak yang sangat dekat hanya beberapa centimeter mereka benar-benar tak bisa saling melepaskan.
Angel memejamkan matanya saat Yuno menyentuh bibirnya. Hatinya terasa sangat hangat dan damai, dia sangat bahagia.Dua tangan Yunho yang tadi menopang tubuhnya dilepaskannya satu menopang kepala Angel saat ciumannya dibalas oleh Angel. Yunho tak ingin melepaskan ciumannya saat dia mulai sadar orang yang diciumnya mulai terengah.
Perlahan Yunho menjauhi wajah Angel dan memandangnya dengan sangat dalam, setali dua uang dengannya, Angelpun menatap Yunho.
“Angel tetaplah tinggal bersamaku.”Yunho menatap dengan memohon.
Yunho mendudukkan Angel dengan pelan dan memeluk punggung Angel dengan lembut tapi kuat seakan tak ingin melepaskan.
“Aku akan mendampingimu menemukan siapa dirimu, walau nantinya kau memang bukan Ara tetaplah tinggal bersamaku.”Yunho menggenggam tangan Angel.
“Aku tetap ingin menjadi diriku,Yun.”Angel tak menampik perlakuan Yunho yang memperlakukannya dengan mesra.
“Nde,Mianhe…..cintaku memang hanya buat Ara dan itu tak bisa aku rubah sampai kapanpun.”Yunho bicara pelan.
“Tapi saat kenyataan harus aku hadapi Ara juga pasti tak ingin aku terus terpuruk, mungkin adanya kau disampingku, Ara tak akan marah padaku………”Yunho memandang langit, sangat terlihat dia berusaha menahan kesedihannya. Angel menatap wajah tampan yang kelihatan sangat terluka itu.
“Aku tak ingin kau menyerah Yunho, tetaplah kau mencintai Ara seperti ini jangan pernah berubah.”Angel berkata dengan suara yang sangat sendu.
“Apa kau tak akan sakit hati Angel? Bagaimana kau bisa bila namja yang bersamamu mencintai yeoja lain.”Yunho menatap heran pada Angel. Angel tersenyum
Tiba-tiba Angel memeluk Yunho dan membuat Yunho sangat kaget dan bingung tapi sekaligus senang.
“Aku telah menemukannya Yun, apa yang aku cari.”Angel makin erat memeluk Yunho.
Yunho membalas pelukan itu dengan lembut.
“Ara…….”bisik Yunho lembut.
“Mwo?”Angel mendongak.
“Mianhe…..A…”Angel menutup mulut Yunho  saat ingin meminta maaf saat salah menyebut nama.
“tetap panggil aku seperti itu.”Angel tersenyum. Yunho menatap dengan tidak mengerti.
“Yun apa kau tak menyadari sesuatu?”Angel bertanya pada Yunho yang masih menatapnya dengan bingung.
“Apa?”Yunho masih bingung.
“Sincha? Ternyata kau benar-benar tidak peka ya,”Angel agak sedikit merajuk.
“Aku benar-benar tidak tahu.”Yunho merasa sangat bodoh.
“Jadi kau benar-benar tidak tahu?”
Yunho menggeleng pasrah.
“Aku mencintaimu Yunho sebagai Ara.”Angel menatap Yunho berharap namja tampan yang sedang memeluknya itu mengerti.
Yunho hanya tersenyum mengangguk dan menatap sepatunya, sedetik kemudian Yunho mendongak dan menatap Angel dengan tajam.
“Mwo?apa maksudmu………”Yunho membesarkan matanya.
Angel tersenyum mengangguk.
“ARA!!”teriak Yunho sangat senang sambil memeluk Ara dengan kencang.
“Uh….sakit Yun!”Ara berusaha melepaskan pelukan erat Yunho yang membuatnya jadi sesak nafas.
“Enggak!”Yunho malah semakin mempererat pelukannya.
Buat Ara percuma melawannya dan memilih pasrah karena bila melawannya malah akan menyakitinya.
“Kau jahat Ara! Kenapa tak bilang kau telah kembali.”Yunho menciumi tangan Ara dengan mata yang berbinar terang.
“Aku sudah berusaha mengatakannya tapi ternyata kau tak mengerti……”Ara merajuk manja.
“Pabo!pabo! Mianhe…aku memang tulalit ya?!”Yunho menjitak kepalanya sendiri.
Ara mengambil tangan Yunho dan menciumnya.
“Kau namja pabo yang sangat aku suka.”kata Ara menggenggam tangan Yunho.
Yunho tersenyum bahagia.
“Ara…aku akan mengantarmu ketempat orangtuamu besok.”Yunho mengelus rambut Ara dengan sebelah tangan kirinya sementara tangan kanannya menyetir.
“Pasti kau merindukan mereka kan?”
“Jadi kau tahu dimana umma dan appa, Yun?”Tanya Ara menatap Yunho penuh harapan.
“Tentu saja Chagi……mereka kan calon mertuaku.”Yunho tersenyum nakal.
“Kau jahat, kenapa sembunyikan mereka Yun?”kata Ara manja.
“Aku mencari mereka dirumah lamaku dan tak menemukan mereka.”
“Mereka sangat sedih saat kau hilang Ara dan aku tak tega mereka terus menerus sedih dan aku pikir dengan pindah rumah dan meninggalkan semua kenangan pahit dirumah itu mereka akan sedikit melupakan kesedihannya. Awalnya sih ummamu menolak keras tapi setelah appamu  meyakinkanya baru mereka pindah.”
Ara menitikkan airmatanya. Yunho menghentikan mobilnya melihat yeojacingunya itu menangis.
Diusapnya dengan lembut airmata yang menetes di pipi Ara, dan membawanya dalam pelukannya.
“Jangan pernah menangis lagi little teddy love, tak akan kubiarkan kau sedih karena apapun. “Ara tersenyum dalam pelukan Yunho.
“Nde…”
“Aku tersiksa Ara harus memanggilmu Angel sementara aku tahu kau Araku, tapi harus kau tahu semua kulakukan demi kebahagiaanmu, asal kau tersenyum tak apa aku menangis.”
“Sincha? Kalau ingatanku belum kembali kau menyerah Yun?”Ara memandang Yunho.
“Aku menyerah karena tak ingin kau sakit Ara, tapi hatiku tak akan menyerah untuk terus mencintaimu.”
“Sebesar itukah cintamu padaku Yun?”
“Nde, sama sepertimu.”
“Maksudmu?”
“Aku tahu Ara kau sangat mencintaiku, foto yang kau ambil saat aku berlatih dance aku simpan dirumah.”Yunho tersenyum melihat Ara yang mukanya memerah.
“Jadi kau tahu tentang foto itu?”
“Nde, saat aku membereskan kamarmu sebelum orangtuamu pindah aku menemukannya.”Yunho seakan puas melihat kekasihnya itu tak berkutik.
“Aku malu…..”Ara menutup mukanya.
Yunho meraih kedua tangan Ara dan mencium pipi Ara dengan lembut. Muka Ara semakin memerah.
“Aku percaya kau mencintaiku lebih dulu sebelum aku sadar aku juga mencintaimu dan itu membuatku semakin mencintaimu.”
“Jadi kau tak akan pernah menyerah padaku Yun?”
“Tak akan, dengan alasan apapun aku tak akan pernah menyerah.”
“Nde, aku juga, tak akan menyerah. Oh ya Yun, bagaimana dengan Sully?”Ara tiba-tiba tersadar sesuatu.
“Aku sudah putus dengannya Ara setelah kau kembali kejepang, aku tak pernah mencintainya, aku kasihan padanya bila terus aku paksakan hubungan kami, dan dia mengerti.”
“Jadi selama ini kau permainkan dia?”Ara bertanya dengan kening berkerut.
“Tidak Ara….dari awal dia tahu aku tak mencintainya dan dia bilang padaku tak apa mencobanya tapi tetap saja aku tak bisa. Dia yeoja yang baik tapi aku harus menyakitinya tapi itu lebih baik daripada aku menyiksanya lebih lama lagi.”Yunho membelai rambut Ara.
“Jadi sekarang aku harus merebutmu dari Hyun Joong?”Yunho memperlihatkan wajah seriusnya.
Ara tersenyum menggeleng.
“Enggak Yun…dia sudah tidak bersamaku lagi.”
“Mwo?”
“Nde….aku berpisah dengannya karena kami sebenarnya tak saling mencintai. Dia hanya kasihan padaku, sekarang dia sudah kembali pada mantan pacarnya.”
“Bagaimana dengan perasaanmu, maksudku saat kau sebagai Angel?”Yunho merasa lega.
“Tidak ada….aku hanya merasa dia melindungiku seperti seorang kakak karena kami dijodohkan orang tua kami, mungkin aku menyayanginya tapi tak mencintainya.”Kata Ara datar.
“Jadi aku tak harus bersaing lagi dengan namja manapun?”
“Aku tidak tahu.”Ara menjawab dengan tersenyum.
“Maksudmu apa?”Yunho mengeryitkan kening.
“Saat Ara hanya seorang wanita biasa kau takut bersaing dengan namja lain, Min Ho?! Dan kau tahu sekarang Ara sudah menjadi fashionista, aku rasa akan lebih banyak namja yang akan bersaing denganmu.”Ara tersenyum.
“Kau ini percaya diri sekali, tak akan kubiarkan seorang namjapun mendekatimu, kemanapun kau akan selalu kupeluk agar mereka tak bisa mendekatimu.”Yunho memeluk Ara dengan erat.
“Posesif sekali.”Ara meringis tapi senang.
“Biar saja, aku hampir kehilanganmu tiga kali dan tidak untuk yang keempat kalinya.”
“Kau lebih suka aku yang dulu atau sekarang Yun?”Tanya Ara.
“Ara….apapun kau, dulu dan sekarang buatku kau tetap Araku, terserah kau, yang membuatmu nyaman akupun akan nyaman, kau tetap Yeoja tercantik, aku tak pernah peduli dengan caramu berpenampilan Ara, kau tahu itu.”
“Aku tahu….Aku tetap Ara yang dulu, yang selalu mencintaimu.”Yunho tersenyum mengangguk.
“Dan kita tak lagi harus menyembunyikan diri .”kata Yunho.
“Tapi aku lebih nyaman sepert ini Yun, kalau harus berbagi juga dengan fansmu aku belum bisa, bolehkan?”Ara menggelendot manja, Yunho tersenyum.
“Nde, baiklah bila itu maumu tapi aku akan sebut namamu, tak apa kan?”Ara mengangguk.
“Hanya mungkin satu yang ingin kuteruskan yang dulu pernah terputus.”
“Apa Ara?”
“Aku akan kuliah lagi Yun, aku tetap ingin menjadi psykolog.”
“Nde, bagaimana dengan orang tuamu di jepang?”
“Mereka tetap orangtuaku juga Yun, sesekali aku akan mengunjungi mereka dijepang, aku juga berniat membuka butik dikorea, jadi aku tetap punya ikatan dengan mereka.”
“Kau tahu Ara, aku sangat bangga padamu.”
Mobil Yunho terus melaju dijalanan kota Seoul yang sudah nampak sepi.
                                                                     **************

고마워요.........^^