Assalamualaikum............

Hai! Friendzzzz.........

Wellcome to my little world!

"Tempatku mencurahkan imaginasi liar tanpa batas! psttt jangan salah sangka kkkk,,,just for fun ^^"

" Berbagi dalam khayalan itu menyenangkan,,,,, "

Sabtu, 11 Februari 2012

ONE LATE KISS // FF


ONE LATE KISS  




Cast            : Ara
Genre         : Bebas
Rating        : Bebas
Category    : Oneshot
Author        : Nyla
Title            : One Late Kiss


@
@@@@@@@@@
@@@@@@@@@
O

≍  ^ _ ^ ≍

Ara mendengar suara langkah kaki menuju kamarnya, tak lama terdengar ketukan di pintu kamarnya.

“Siapa?”tanya Ara agak malas.

“Boleh aku masuk Ara?”tanya suara dibalik pintu kamar Ara.

“Unnie! Kaukah itu? Boa Unnie?!”Tanya Ara langsung beranjak dari tempat tidurnya.

“Ne!! ini aku Ara.”

Dengan cepat Ara meraih gagang pintu dan membukanya dengan cepat.

“Unnie!!!”

Ara memeluk Boa dengan erat seakan sudah tak bertemu lama.

“Ara,,,”Boa tersenyum dan balas memeluk Ara dengan erat juga.

“Saengil Chukkae yeppeun.”Boa berbisik ditengah pelukan mereka.

“Gomawo Unnie.”Ara tersenyum dan melepaskan pelukannya pada Boa.

“Mianhe aku baru bisa menemuimu sekarang.”kata Boa duduk ditemapt tidur Ara.

“Gwencana Unnie,,,karena kau masih menyempatkan menemuiku padahal kau baru sampai kan?”tanya Ara meletakkan kepalanya dibantal empuk.

“Ini untukmu.”

Boa mengeluarkan sebuah bungkusan.

“Ah gomawo,,,boleh kubuka?”tanya Ara dengan mata berbinar.

“Tentu!”Boa mengangguk.

Ara membuka kado berhiaskan bungkus kertas bergambar love petal berwarna pink muda itu.

“Wah!!! Gomawo! Unnie ini bagus sekali!”Ara terlihat sangat girang dan senang menerima hadiah itu.

“Kau suka?”

“Tentu saja!”Ara sekali lagi memeluk Boa.

Boa tersenyum lebar mengetahui Ara sangat menyukai hadiah yang ia berikan.

“Lihat Unnie! Ini sangat bagus dan pas dikakiku.”

Ara langsung mencoba sepatu yang dihadiahkan Boa untuk ulang tahunnya kali ini. Sepatu berhak tinggi berwarna biru dengan merk manolo blanik itu tentu menjadi hadiah yang sangat berharga untuk Ara.

Selain bagus, Manolo hanya membuat satu model untuk satu sepatu dengan harga yang tidak main-main karena pelanggannya adalah kalangan high class dan artis Hollywood.

“Unnie kau akan menginap disini?”tanya Ara penuh harap.

“Tidak sayang,,,,Besok pagi-pagi sekali Unnie harus ke jepang.”Kata Boa mencubit gemas pipi Ara.

“Unnie,,,,”Ara memanyunkan bibirnya, Boa terkekeh.

“Hehehe,,,,so cute.”

Boa berdiri.

“Kau pulang sekarang?”tanya Ara kecewa.

“Ini sudah malam Ara, kau juga pasti lelah.”Boa berkata dengan bijak.

“Ne,,,”Ara mengangguk meski sebenarnya tak ingin berpisah dengannya.

Setelah Boa pergi Ara tak berhenti memandangi sepatu barunya dengan tatapan takjub.

‘Boa Unnie sangat baik padaku’

Gumam Ara tersenyum.

Ara menjatuhkan dirinya ditempat tidur dan mulai memejamkan matanya.

“Ara bangunlah,,,”suara itu mengagetkan Ara.

Ara membuka matanya dan terkejut melihat seseorang didepannya.

“O-Oppa!!! Apa yang kau lakukan disini?”tanya Ara mengucek matanya.

“Selamat ulang tahun Ara.”Yunho tersenyum.

“K-kau,,,, bukannya kau seharusnya ada dijepang?”tanya Ara masih bingung.

Yunho menggeleng tapi juga mengangguk.

“Ya, aku terbang ke Jepang kemarin dan hari ini aku kembali hanya untukmu.”kata Yunho mendekati Ara yang kini telah duduk dipinggir ranjang.

“Sincha?”Ara membulatkan matanya.

“Ne,,,tidak bolehkah?”tanya Yunho.

“Anyo,,,hanya,,,”Ara menatap Yunho dengan masih tidak percaya.

“Besok pagi aku kembali ke Jepang dengan penerbangan paling awal.”kata Yunho duduk disamping Ara.

Ara tetap menatap Yunho dengan lekat dan tak percaya sosok itu ada disampingnya.

“Kenapa menatapku seperti itu?”tanya Yunho menyadari Ara terus menatapnya tak berkedip.

“Aku masih tak percaya kau ada disini Oppa.”kata Ara menggelengkan kepalanya.

Yunho tertawa kecil dan menyentuh tangan Ara.

“Sudah percaya sekarang?”tanya Yunho memandu tangan Ara menyentuh pipinya.

Wajah Ara langsung bersemu merah dan dengan cepat melepaskan tangannya dari pipi Yunho.

“Mian aku terlambat mengucapkan selamat untukmu.”kata Yunho.

“Oppa,,,kau ada disini mengucapkan selamat ulang tahun secara langsung adalah hadiah yang paling berharga untukku.”Ara tersenyum malu.

“Sincha?!”Yunho mengembangkan senyumnya.

“Ne,,,”Ara tersenyum dengan wajah yang sudah berubah warna jadi pink.

“Ini sudah lewat.”kata Yunho melihat pergelangan tangannya yang sudah menunjukkan angka 00.30.

Ara secara reflek melihat kearah dinding dan melihat jam memang sudah menunjukkan setengah satu dinihari atau 30 menit di tanggal 12 februari 2012.

“Ini untukmu.”Yunho mengulurkan sebuah syal berbahan woll halus yang lembut.

“Gomawo,,,ini sangat bagus Oppa.”Ara tersenyum dan langsung memakai syal itu dilehernya.

“Sangat cantik kau pakai Ara.”Kata Yunho.

“Hmmm,,,nyaman sekali.”Ara mengelus syal lembut itu dengan wajah berbinar-binar.

“Aku senang kau menyukainya.”Yunho berdiri.

Ara tahu Yunho akan pergi.

“Aku harus pergi sekarang Ara, 3 jam lagi pesawatku take off.”kata Yunho.

“Oppa,,,,gomawo.”

Ara tak bisa berbuat apa-apa untuk mencegahnya tetap tinggal.

Menyempatkan datang langsung ditengah schedule padatnya adalah keistimewaan tersendiri untuk Ara.

Dan dia rela terbang bolak-balik hanya untuk mengucapkan selamat ulang tahun padanya.

“Hmm,,,Ara,,,”Yunho berbalik saat sudah sampai didepan pintu keluar.

Ara tersentak.

“Kenapa matamu Ara?”tanya Yunho khawatir melihat mata Ara berkaca-kaca.

Ara menggeleng.

“Kau tidak apa-apa?”tanya Yunho mengguncang bahu Ara.

“Oppa kau baik sekali padaku,,,”Ara tak bisa menyembunyikan rasa harunya.

Kini airmata itu tinggal menetes dipipi mulusnya.

“Jangan menangis Ara, mianhe bila aku membuatmu malah bersedih.”Ucap Yunho menghapus airmata yang sudah terlanjur menetes dipipinya.

“Aku tak sedih Oppa, aku terharu dengan perhatianmu,kenapa kau baik sekali padaku Oppa?”tanya Ara menatap Yunho.

“Karena aku,,,,,,”Yunho menatap mata Ara.

Yunho menatap dalam mata Ara yang juga tengah menatapnya. Seperti magnet Yunho tak bisa melepaskan pandangan matanya dari mata indah didepannya, mata itu seakan menuntunnya untuk mendekatinya.

Yunho menyentuh bibir Ara dengan lembut. Yunho membuka matanya setelah sekian lama menutupnya dan kembali menatap mata indah didepannya yang menatapnya dengan sendu.

“Saengil cukkae,,,”Yunho berbisik lembut dan meninggalkan Ara yang masih tak percaya dengan kejadian beberapa detik yang lalu.

Ara terhenyak mendengar handphonenya berdering dengan keras.

Ara mengucek matanya dan memandang sekitarnya, dia memandang jam dinding dan jarum itu menunjukkan angka 00.45.

Ara termenung, dia menyentuh bibirnya kemudian lehernya dan sebuah syal ada dilehernya.

Ara memandang handphone disampingnya,2 buah pesan ada disana.

Ara membuka sebuah pesan dimana sebauh gambar muncul tanpa ada kata-kata hanya sebuah gambar hati berwarna merah yang diserahkan dua buah tangan dari dadanya mendekati layar tanpa terlihat wajahnya.

Ara tersenyum melihat inisial ditengah gambar hati itu.

Dan membuka pesan kedua yang dikirim oleh nomer yang sama,,,,,,

‘mianhe aku tak bisa ada disampingmu,,,,saengil cukkae my heart’


∞∞∞ End ∞∞∞

≍  ^ _ ^ ≍

@
@@@@@@@@@
@@@@@@@@@
O

 This late to be post in blog,,,,but yes,,,hope this is can be medicine to my sick mind about lazy to write,,,,,please,,,,come back mood ^^

Senin, 06 Februari 2012

MY ETERNAL GIFT//FF


MY ETERNAL GIFT

Cast                      : Yunho
Genre                    : Bebas
Rating                   : Bebas
Category               : Oneshot
Tittle                     : My Eternal Gift
Author                   : Embun Pagi




Enjoyed...........

..................

Ini adalah persembahan untuk ulang tahunmu yang tidak akan pernah lekang oleh waktu, karena hadiah ini tak akan pernah habis dan akan tumbuh setiap hari, seiring waktumu yang terus akan menapak dan berganti tapi hadiah ini akan ada di setiap ulang tahunmu  dan hadiah ini hanya kuberikan padamu.

....................


@

Yunho termenung. Dia teringat perkataan itu dua tahun lalu. Kini semua seperti mimpi. Kini semua hilang seperti angin yang berlalu.

Yunho tak tahu apa benar hadiah itu akan tetap menjadi miliknya kini, karena pemberi hadiah itupun telah pergi entah kemana.

Yunho mendesah, pesta ulang tahunnya telah berlalu, seharian dengan berbagai kemeriahan dan acara sampai tengah malam tadi.
Setelah semua kemeriahan itu, kini Yunho sendiri dalam kamar, dalam kelelahan dan dalam kesedihan yang sukses disembunyikannya dari semua orang.

Telah sehari penuh Yunho tertawa dan bergembira dengan mereka dan sekarang Yunho hanya menangis sendiri dalam kamarnya. Tak juga Changmin yang telah kelelahan membantunya mengisi semua acara yang dibuat management dan fandom.

Yunho menatap sebuah foto usang yang tetap disimpannya dalam dompet. Foto mungil yang selalu disembunyikannya dari semua orang bahkan dari dongsaeng terdekatnya Changmin.

Dalam foto mungil itu dimana dirinya terlihat sangat bahagia memeluk seorang yeoja cantik yang juga tersenyum bahagia dalam pelukannya.

Yunho mengusap lembut wajah itu seakan dia nyata didepannya.

Yunho menatap weker dimeja dan jam sudah menunjukkan pukul 2 dinihari tapi matanya tetap tak mau terpejam dan kini ulang tahunnya telah lewat dua jam tapi keajaiban yang diucapkannya dalam do’a ulangtahunnya tetap tidak terjadi.

Yeoja itu tak ada disampingnya bahkan hanya untuk mengucapkan selamat ulang tahun, segala ucapan selamat dari ribuan orang dan doa’-do’amereka untuk membuatnya bahagia hari ini tak mampu menjadi nyata untuk Yunho.

 Dan bagaimana mungkin dia bisa mewujudkan janjinya untuk memberikan ‘hadiah’ itu setiap tahunnya tanpa pernah habis. Karena ternyata baru satu tahun ‘hadiah’ itu telah aus terhapus waktu bersama kepergiannya.

Yunho mencoba memejamkan matanya dengan semua sakit yang dirasakannya dihari dimana seharusnya dia sangat bahagia ini.Tapi bayangan yeoja itu terus melayang-layang dipikirannya.

Yunho merasakan sakit yang sangat dalam hatinya, tak terasa airmata menetes dari sudut matanya yang mencoba dipejamkannya. Betapa meridukan sosoknya sangat berat dan menyakitkan.

@@@@@@@@@

“Hyung,,,kau tidak tidur semalam?”tanya Changmin melihat mata Yunho merah dan berkantong.

“Aku tidak bisa tidur.”Jawab Yunho meneguk kopi yang dibuat Changmin untuknya.

“Kau harus istirahat hyung, aku khawatir padamu, kau terlihat seperti mayat hidup.”Ujar Changmin melihat Yunho sangat pucat dengan mata yang terlihat mengantuk dan hitam disekelilingnya.

“Tidak Changmin-ah, aku baik-baik saja. Dengan make-up dan kacamata orang tak akan melihatku seperti ini, kau tak usah khawatir, aku hanya kurang tidur saja, nanti dipesawat aku akan tidur.”Kata Yunho tetap ngotot.

“Baiklah Hyung,,, aku hanya tak ingin kau sakit.”kata Changmin menyerah. Dia tahu Hyungnya itu sangat keras dan bila dia bilang ya maka ya dan bila tidak maka harus tidak.

“Gwenchanayo,,,gomawo Changmin-ah.”Yunho mengangguk.

Changmin hanya tersenyum.

Setelah mandi Yunho sedikit menggunakan make-up untuk menutupi wajahnya yang terlihat pucat dan memakai kacamata hitam kesayangannya. Orang-orang terutama wartawan tidak boleh tahu keadaan yang sebenarnya.

“Ayo kita berangkat.”Yunho tersenyum pada Changmin.

“Kau yakin Hyung?”tanya Changmin tak yakin meski sepintas Yunho terlihat modis dengan kacamata besarnya dan tak tampak mata sayunya.

“Ne…”Yunho mengangguk dengan mantap.

Changminpun mengikuti Hyungnya itu menemui manager dan crew yang akan mengikuti mereka pergi ke Jepang.

Seperti biasanya di bandara sudah berkumpul banyak fangirl dan wartawan yang mencoba mengambil foto mereka.

Yunho melambaikan tangan dan tersenyum pada mereka. Meski matanya terasa sangat perih tapi Yunho tak melepaskan senyuman dari bibirnya. Dia beruntung orang sering melihatnya menggunakan kacamata hitam sebagai salah satu style sekarang jadi dia merasa sangat tertolong dengan itu.

Masih banyak fangirl yang berteriak-teriak dibandara.

“Saengil Chukae Oppa! Saengil Chukaehambnida Oppa!”

Dan bermacam-macam teriakan ucapan ulang tahun uang dibalas Yunho dengan ucapan ‘Gomawo’ dan tersenyum serta lambaian tangan pada mereka.

Tapi dalam hati Yunho kembali merasakan irisan perih yang menggores saat ucapan-ucapan itu kembali terdengar. Bukan Yunho membencinya, mereka yang begitu mencintainya dan memperhatikannya Yunho sungguh merasa sangat berterima kasih.

Tapi satu saja ucapan selamat ulang tahun yang ingin didengarnya tak terdengar dan tak didapatkannya.

Dalam pesawat Yunho tak banyak bicara dan memilih tidur. Changminpun sepertinya tak ingin mengganggu Hyungnya itu dan membiarkannya saja.

Sampai di Tokyo mereka langsung menuju hotel untuk sejenak istirahat sebelum sorenya mengisi acara talk show dan mini konser malam harinya.

“Hyung sebaiknya kau istirahat dulu agar kau prepare nanti sore.”Kata Changmin mengambil bagian Yunho yang biasanya berkata seperti itu.

“Yah! Aku yang seharusnya bilang begitu.”Kata Yunho melotot ke arah Changmin.

Changmin nyengir. Dia tahu perasaan Hyungnya sedang tidak mood makanya kesempatan buat dia memberi nasehat karena biasanya dialah yang selalu dinasehati.

“Karena aku sayang padamu Hyung.”Kata Changmin memasang wajah tak bersalahnya.

Yunho hanya tersenyum.

“Dan kau mau kemana?”tanya Yunho melihat Changmin sepertinya siap untuk pergi.

“Aku keluar sebentar Hyung.”Kata Changmin.

“Kau tak bisa pergi sendiri Changmin-ah, sebaiknya aku ikut denganmu.”kata Yunho.

“Yah,,,Hyung aku bukan anak kecil lagi. Aku pergi dengan Sunbae.”Ujar Changmin menunjuk seorang penari latar  mereka.

“Baiklah, kau hati-hati ya.”Yunho seperti biasanya bersikap melindungi Dongsengnya itu.

“Siip!”Changmin mengacungkan jempol tangannya.

Yunho mengangguk dan tertawa menyadari bahwa kekhawatirannya pada Changmin terlalu berlebihan, sebagai maknae Changmin bukan lagi anak kecil pemalu yang kemana-mana harus diantarnya atau ditemaninya, bahkan sebentar lagi dia juga akan ulang tahun dibulan yang sama dengannya.

@@@@@@@@

Konser mini berlangsung dengan sukses dengan ribuan pasang mata memadati tempat pertunjukan di hall yang lumayan luas itu.

Yunho dan Changmin turun stage dengan perasaan puas dan bangga. Segala kesedihan dan keletihan pada Yunho hilang sudah melihat antusias penonton.

“Wuah,,,,senang sekali!”Changmin tak menyembunyikan kebahagiaannya.

“Yah,,,”Yunho ikut tersenyum lebar.

Ini adalah obat yang paling mujarab yang selalu berhasil menyembuhkan saat Yunho sedang sedih. Saat semua pergi mereka selalu mendukungnya, bernyanyi bersamanya dan mendampinginya melewati masa-masa sulitnya dan kesedihannya.

Satu yang mungkin tak bisa dibagi dengan mereka adalah hatinya. Hati yang tengah terluka. Seberapapun besar cinta mereka untuknya tapi untuk sisi hatinya yang paling dalam kini telah menjadi gelap. Hanya satu cahaya kecil yang mungkin suatu saat akan meneranginya kembali.

Yunho menjatuhkan badannya ditempat tidur. Changmin menyusulnya beberapa menit kemudian.

“Lelah Hyung?”tanya Changmin melihat Yunho memejamkan matanya.

“Yah,,,tentu saja.”Yunho membuka matanya.

“Hyung, mianhe,,, tapi sebaiknya kau jangan tidur dulu.”kata Changmin.

“Kenapa?”Yunho mengerutkan dahinya.

“Kemarin aku lupa memberikan hadiah untukmu jadi sekarang aku akan memberikannya hehehe…”Changmin tertawa.
“Kau ini,,,bukannya kau telah memberikannya kemarin?”tanya Yunho bingung.

“Itu bukan dariku Hyung tapi dari manager, mianhe,,,kau tahu? Setidaknya aku harus memberimu sesuatu didepan wartawan.”kata Changmin polos.

“Tak apa Min-ah,,,gomawo.”Yunho menepuk pundak Changmin.

Changmin tersenyum, dia memeluk Hyungnya dengan sayang, Yungho menepuk-nepuk pundak dongsaengnya itu yang terkadang masih saja bersikap manja.

“Tunggu sebentar Hyung, aku janji ini akan jadi hadiah terindah untukmu.”kata Changmin dengan muka ceria.

Yunho hanya mengangguk-angguk sambil melepaskan sepatu konsernya dan menggantinya dengan sandal.

Yunho duduk dan membuka hp-nya. Disana banyak sekali sms masuk dan panggilan tak terjawab. Yunho melihat satu persatu nama-nama yang masuk baik sms ataupun miscall tapi tak satupun yang menarik perhatiannya dan meletakkan kembali dimeja tanpa membalas sms atau miscall.

Yunho menopang kepalanya dengan kedua tangannya dan menatap langit-langit hotel.

‘Hmmm,,,,,,,sendiri lagi,sepi’

Yunho mendesah, menarik nafasnya dan mengeluarkan perlahan.

Yunho menolehkan kepalanya mendengar pintu hotel dibuka perlahan. Changmin tersenyum, Yunho membalasnya dan membenarkan duduknya.

“Kau siap Hyung?”tanya Changmin.

“Aisshh,,,,apa-apaan kau ini, memangnya kau mau apa?”Tanya Yunho merasa tidak enak dengan pertanyaan Changmin.

“Hai!! Hyung!”

Yunho terkejut melihat tiga sosok namja masuk kekamar hotelnya dengan wajah sumringah.

“Kalian?!”Yunho memandang mereka dengan tak percaya.

“Selamat ulang tahun Hyung.”Junsu memeluk Yunho disambut Yunho dengan pelukan erat.

“Saengil Chukaehamnida Hyung.”Yoochun melakukan hal yang sama dengan Junsu.

“Happy B’day.”Jaejoongpun tak ketinggalan memeluk Yunho.

Changmin yang melihatnya menjadi terharu dan matanya berkaca-kaca.

“Gomawo! kalian menyempatkan datang kesini.”Kata Yunho senang sekali melihat tiga sahabat yang sekian lama berpisah dengannya bisa bertemu lagi.

“Kau tak marah pada kami Hyung?”tanya Junsu.

“Kenapa marah? Kita masih tetap sahabat dan kuhormati keputusan kalian.”kata Yunho dengan bijak.

Mereka bertiga mengangguk.

Yunho selalu bisa menenangkan dan itulah yang membuat mereka tetap hormat padanya, meski mereka kini tak bersama lagi dalam satu ikatan.

Mereka tetap menjadi sahabat yang saling mencintai dan menyayangi satu dengan yang lain sebagai  sudara tanpa rasa benci dan permusuhan.

Karena jalan hidup manusia memang tidak ada yang bisa menebak bahkan seberapa sempurnanya pun rencana telah tersusun bila memang Tuhan menghendaki lain maka manusia hanya bisa merencanakan dan berusaha mewujudkannya saja, sebaik mungkin.

Itulah yang selalu diyakini Yunho sehingga tak ada rasa benci,dendam dan sakit hati pada tiga sahabatnya itu. Rasa sayangnya jauh lebih besar dan kuat untuk dikalahkan egonya sebagai seorang leader yang ditinggalkan.

“Kami tak bisa lama-lama disini Hyung, kami harus pergi sekarang.”Kata Yoochun dengan berat padahal dia masih ingin berbagi cerita dengan dua sahabatnya itu.

“Aku mengerti, meski aku sedikit kecewa kalian tidak bisa disini lebih lama lagi.”kata Yunho tak menyembunyikan rasa kecewanya.

“Kita pasti akan bertemu lagi, aku janji.”kata Jajoong dengan mantap.

Yunho mengangguk dan memeluk mereka satu persatu, juga Changmin melakukan hal yang sama.

Setelah mereka keluar kamar Yunho duduk dengan wajah yang lebih cerah meski tetap ada kecewa dimatanya. Changmin hendak melangkah keluar kamar saat Yunho mencegahnya.

“Min-ah,,,”Changmin menoleh.

“Ne,,hyung?”

“Gomawo.”Yunho tersenyum.

“Masih ada satu hadiah lagi Hyung.”kata Changmin.

“Hah?!”Yunho hanya melongo melihat Changmin meninggalkan kamar.

Yunho berpikir apalagi kejutan yang akan dilakukan dongsaengnya itu. Tapi Changmin benar, dia memberikan hadiah yang paling indah di ulang tahunnya kali ini.

Bertemu dengan sahabat yang dirindukannya sekian lama membuat beban dalam hatinya berkurang dan merasa ada bahagia yang nyata dan hangat disana.

“Hyung,,,”Yunho dikagetkan dengan suara Changmin.

“Eh,,,kau sudah kembali?”Yunho memandang Changmin yang senyum-senyum.

“Ini hadiah terbaik untukmu Hyung dan aku akan tidur dikamar manager.”kata Changmin meninggalkan Yunho dengan senyum  di wajahnya.

“Apa maksudmu?”Yunho mengangkat alisnya.

Changmin sudah menghilang dibalik pintu sebelum Yunho mendapat jawabannya.Yunho akhirnya berdiri dari duduknya dan hendak menuju pintu keluar saat pintu terbuka dan….

Yunho membelalakkan matanya melihat siapa yang datang.

“Ara!”

“Oppa...”Ara berhenti ditengah pintu saat Yunho memandangnya dengan tajam.

“Bagaimana kau tahu aku disini?”tanya Yunho.

“Mmm,,,Changmin Oppa yang memberitahuku.”kata Ara tak bergerak dari tempatnya berdiri.

Yunho baru menyadari bahwa dia belum mempersilahkan Ara masuk.

“Duduklah Ara.”

“Gomawo.”Ara menjawab lirih.

“Apa Changmin yang memintamu datang?”tanya Yunho.

Ara menunduk.

“Ara,,,,”

“Ne,,,Oppa.”Jawab Ara ragu.

“Kenapa harus datang kalau kau tak menginginkannya Ara.”Suara Yunho terdengar lembut meski sebenarnya menahan kecewa.

“Apa kau tak suka aku datang Oppa?”tanya Ara menatap Yunho.

“Aku tak ingin memaksa orang yang tak ingin menemuiku.”awab Yunho dengan nada kecewa.

“Sangeil chukkae,Oppa.”Ucap Ara lirih.

“Gomawo.”Yunho memandang jendela kamar yang masih terbuka kordennya dan melihat kelangit yang nampak sangat gelap diluar sana.

Ara memberanikan diri menatap Yunho.

“Oppa,,,mianheyo.”

“Untuk apa?”tanya Yunho yang kini juga menatap Ara.

“Semuanya Oppa,,,semua yang tidak sanggup aku lakukan.”kata Ara. Matanya kini mulai berkaca-kaca melihat betapa namja didepannya ini begitu menyimpan kesedihan dalam hatinya.

“Bukan salahmu Ara,,,keadaan yang tak memihak pada kita.”Ujar Yunho menyadari bahwa bukan hanya dia yang terluka tapi juga wanita didepannyapun sangat terluka.

Yunho mendekati Ara dan menyentuh bahu Ara dengan tangannya.

“Ara,,,apa hadiah itu masih berlaku untukku?”tanya Yunho.

Ara menatap mata Yunho yang menatapnya.

Ara tersenyum.

“Seperti kataku Oppa hadiah itu akan abadi kuberikan hanya untukmu.”

“Gomawo Ara,,,karena hanya hadiah itulah yang kubutuhkan di setiap ulang tahunku,seumur hidupku.”

Yunho mencium kening Ara dan memeluk Ara, meluapkan seluruh bahagia yang kini menjadi sempurna dan menuntun setitik cahaya lilin yang kembali menyala disudut hatinya yang kemarin padam.

Dan hari ini adalah ulang tahun paling sempurna dalam hidupnya, mendapatkan kembali hadiah abadi yang pernah diucapkan seorang yeoja dan hadiah itu akan tetap menjadi miliknya, yaitu hadiah hati dari seorang Go Ara.

‘Terima kasih Tuhan, kau kabulkan semua do’aku hari ini’

Bisik Yunho memejamkan matanya.

@@@@@@

 This FF just I'm write a few days ago,,,,,,,butuh banyak tenaga extra untuk nerusin FF yang tertunda hope next month i'm running to great mood to write again ^^