Assalamualaikum............

Hai! Friendzzzz.........

Wellcome to my little world!

"Tempatku mencurahkan imaginasi liar tanpa batas! psttt jangan salah sangka kkkk,,,just for fun ^^"

" Berbagi dalam khayalan itu menyenangkan,,,,, "

Minggu, 20 Januari 2013

BEAUTIFUL GRACE // PART 9





BEAUTIFUL GRACE

Main cast            : Yunho , Ara
Other cast           : many of hallyu star ( every chapter are new cast )
Genre                  : Romantics, Friendship
Rating                  : 13 +
Category             : Chapter ( long I hope )


Chapter 9


.....................?????????


Yunho terlihat syock melihat keadaan Tiffany, kepalanya terbalut dengan perban dan mulut serta hidungnya terpasang selang, matanya terpejam dan wajahnya tampak lebam dan bengkak.

Dokter mengatakan bahwa Tiffany trauma dan benturan keras diotaknya sehingga mengalami koma dan kritis.

Yunho tahu  saat kecelakaan Tifany bersama seseorang yang katanya hanya mengalami luka fisik saja,tapi Yunho tidak tahu siapa dia.

Tapi tetap saja buat Yunho penyebab Tiffany mengalami itu adalah karena dirinya. Yunho merasa sangat bersalah.

“Kita pulang Yun? Besok kita kesini lagi melihat keadaannya.”Yoochun menepuk bahu Yunho yang tak lepas memandang Tiffany dalam ruang ICU.

“Nde…”Yunho menjawab dengan lesu sebelum melangkah meninggalkan ruangan itu.

“Hyung…kenapa kau terlihat syock melihat Tifany seperti itu?”tanya Yoochun hati-hati melihat Hyungnya tampaknya sangat bingung.

“Ini salahku Chun.”kata Yunho lesu.

“Apa maksudmu?”tanya Yoochun bingung.

“Kau tak akan mengerti.”Yunho ingin menceritakan kegundahan hatinya tapi Yoochun bukanlah orang yang tepat.

Yunho mengambil ponselnya.

“Yoboseo..”setelah cukup lama teleponpun terangkat.

Yoochun hanya mengeryitkan kepalanya melihat tingkah sepupunya itu yang tampak aneh.

“yoboseo,Oppa! Ada apa?”

“Yoong kau bisa kerumah?”

“Kerumahmu? Ada apa?”Tanya Yoona mendengar suara Yunho yang terdengar lesu.

“Aku ingin tanya sesuatu, kau bisa?”

“Apa harus dirumahmu Oppa?”

“Nde.”

“Baiklah, kau jemput aku ditempat kursus nanti sore, arasseo?”

“Nde, arasseo.”

Yunho menutup handphonenya dan melangkah keparkiran diikuti Yoochun yang hanya terdiam melihat tingkah sepupunya itu, merekapun meninggalkan rumah sakit.

*****

Ara merasa sedih melihat keadaan Soo Hyun, dia merasa bersalah atas keadaan Tiffany, sejak kejadian itu Soo Hyun sangat diam dan seperti orang bingung.

“Kau yakin tak mau kutemani Hyun?”Ara menyentuh pundak Soo Hyun dengan lembut.

“Tidak Ara…aku tak apa-apa,pulanglah…”Jawab Soo Hyun lirih.

Ara melihat Soo Hyun yang memandang kosong kearahnya.

“Aku akan datang lagi nanti sore.”Kata Ara akhirnya.

Soo Hyun hanya mengangguk tapi tetap tak melihat kearah Ara.

Ara keluar dengan perasaan kecewa.

Dalam sehari sikap Soo Hyun berubah 180 derajat, Ara seperti sangat asing dengan namjacingunya itu.

Padahal disaat seperti ini Ara ingin menjadi orang yang bisa menjadi sandaran buat Soo Hyun membagi beban dan kesedihannya, tapi yang didapatkan Ara adalah sikap diam Soo Hyun dan seperti mengabaikan kekhawatiran Ara, kepanikan dan kecemasan Ara seolah tanpa arti.

Ara tahu Soo Hyun pasti merasa bersalah dengan keadaan Tiffany tapi bukan berarti dia bisa mengabaikan Ara.

Tapi Ara tak ingin egois disaat seperti ini karena itulah Ara berusaha mengabaikan rasa gundah dihatinya. Sejenak Ara berhenti diruang ICU dan melihat Tiffany dengan sedih.

Ara belum tahu penyebab kecelakaan itu menimpa mereka. Soo Hyun belum mau bercerita tentang apa yang terjadi dan Ara tak ingin memaksanya karena keadaan sedang tidak memungkinkan.

Ara yakin setelah perasaan Soo Hyun kembali tenang pasti akan menceritakannya nanti.

‘Semoga kau cepat sadar Fany’

Ara melangkahkan kakinya dengan gontai.

Ara mengambil hp-nya dan menuliskan sebaris pesan dan menutupnya kembali setelah yakin pesan itu terkirim.

******

“Apa kata dokter Oppa?”tanya So Eun melangkahkan kaikinya meninggalkan rumah sakit berdampingan dengan Ki Bum yang tersenyum.

“Semakin baik, kata dokter Oppa sudah ada peningkatan.”Ki Bum tersenyum.

“Sincha? Ah,,,,aku senang Oppa.”So Eun tersenyum mendengar kabar baik dari Oppanya.

Dengan ceria dia menggandeng tangan Ki Bum, Ki Bum hanya tersenyum.

Tanpa So Eun tahu mata Ki Bum menyembunyikan kesedihan tanpa ingin diketahui adiknya itu.

Flash back….

‘’Anda harus segera kembali ke London, Ki Bum-ssi.”kata dokter Song.

“Aku tak ingin kembali ke sana dokter, sudah terlalu banyak waktuku terbuang disana, aku ingin menghabiskan sisa hidupku dengan orang-orang yang aku cintai.”kata Ki Bum mengabaikan nasehat dokter pribadinya itu.

“Kau tahu resikonya bila mengabaikan saranku?”tanya dokter heran.

“Aku tahu, dan aku sudah memilihnya dokter.”

“Anda benar-benar keras kepala.”Dokter menggelengkan kepalanya.

“Obat ini tak bisa menolongmu lebih lama, kau sudah mulai kebal dengan obatnya.”Dokter memberikan resep pada Ki Bum.

“Aku tahu dokter. Gomawo sudah merawatku dengan sabar selama ini.”Ki Bum membungkuk dengan hormat.

“Aku harap kau pikirkan lagi saranku, Ki Bum-ssi.”Dokter Song masih belum menyerah untuk tetap mendukung Ki Bum menjalani pengobatannya kembali di luar negeri.

“Gomawoyo,,,”Ki Bum hanya tersenyum meninggalkan ruang praktek dokter Song.

End Flashback

“Oppa kau jemput aku kan nanti?”tanya So Eun setelah turun dari mobil didepan tempat kursus.

“Nde! Sampai ketemu nanti.”Ki Bum tersenyum melambaikan tangannya.

So Eun membalas lambaian tangannya Oppanya dengan senyum lebar, setelah mobil Ki Bum berlalu dari hadapannya So Eun mendesah.

‘Aku tahu kau menutupi sesuatu dariku Oppa, Tuhan,,,berikan kesembuhan untuk Oppaku dan berikanlah kebahagiaan untuknya, pertemukan dia dengan cinta dalam hidupnya’

So Eun menyusut airmata yang mengalir disudut matanya yang indah.

“So Eun,,,”Yuri menepuk bahu So Eun.

“Eh,,, kau Yuri.”So Eun tersenyum berusaha menyembunyikan wajah sedihnya dari teman kursusnya itu.

“Kau tidak apa-apa?”tanya Yuri melihat mata So Eun memerah.

“Gwencanayo,,,”So Eun tersenyum.

“Kau bisa cerita padaku bila ada masalah.”

“Nde,,,aku tak apa-apa kok,ayo kita masuk!”So Eun tersenyum melangkah masuk kedalam gedung.

*****

“Pssttt,,,,,hari ini kenapa suasananya sangat tidak enak ya?”tanya Yeon Hee pada Yoona.

Yoona mengangguk.

“Nde…”

Yoona melihat kearah Yuri,So Eun dan Ara yang tampak tidak bersemangat latihan hari itu padahal rencana mereka untuk tampil saat kelulusan disekolah Yoona sudah semakin dekat.

“Sebenarnya ada apa dengan mereka?”tanya Yoen Hee.

“Aku juga tak tahu.”kata Yoona memandang tiga sahabatnya itu penuh tanda tanya.

Menyadari suasana yang tak enak untuk latihan Yoona dan Yoen Hee mengajak tiga temannya itu untuk beristirahat.

“Sebaiknya latihan hari ini cukup sampai disini saja.”kata Yoona bijak.

“Mianhe….”Ara hanya bisa terduduk dengan lesu.

“Kau kenapa Ara?”tanya Yoen Hee.

“Tidak, aku hanya merasa sangat lelah hari ini.”Jawab Ara berusaha tersenyum meski dipaksakan.

“Oh,,,”Yoen Hee hanya mengangguk.

“Kalian berdua kenapa?”tanya Yoona pada So Eun dan Yuri.

“Aku tak apa-apa, sama dengan Ara aku sedikit lelah hari ini.”kata Yuri berbohong dan pura-pura tersenyum manis.

“Aku tak ingin membuat kalian khawatir, tapi maaf aku tak bisa bercerita dengan kalian karena ini masalah keluarga.”kata So Eun.

“Baiklah,,,sebaiknya kita pulang saja,kuharap besok saat kita latihan keadaan sudah lebih baik.”

“Nde,,,,”mereka menjawab bersamaan,Yoona tersenyum.

“Aku duluan ya, Changmin sudah menjemputku.”Yoen Hee tersenyum melihat mobil Changmin berhenti didepan gedung.

“Hai!!”Changmin melambaikan tangan pada mereka tanpa meninggalkan mobil.

Mereka hanya tersenyum.

“Bye,,,,”Yeon Hee melambaikan tangan dan berlari kearah mobil Changmin.

“Aku duluan!”Changmin kembali masuk kedalam mobil.

Ara,Yoona,So Eun dan Yuri hanya mengangguk.

“Kau dijemput juga Ara?”tanya Yoona.

Ara mengangguk,Yoona memandang Yuri, seakan tahu Yuri menggeleng.

“Oppa akan menjemputku, kau sendiri Yoong?”tanya So Eun.

“Aku juga akan dijemput Yunho Oppa. Mnnnn…Yul, apa kau mau ikut denganku dan Yunho Oppa?”tanya Yoona memandang Yuri.

Yuri memandang Yoona, tapi ingatannya akan sikap Yunho yang dingin padanya belakangan ini membuat Yuri berpikir kembali.

Yuri tak ingin terus menerus berharap yang tak mungkin didapatkannya. Mungkin sekarang saatnya Yuri perlahan belajar menerima Yunho yang hanya menganggapnya sahabat dan satu-satunya cara untuk bisa menerima itu adalah menjauhinya perlahan.

“Gomawo Yoona-ahh,,,tapi aku ingin pulang sendiri saja.”kata Yuri tersenyum menutupi sedih dalam hatinya.

“Oh,,,nde!”Yoona hanya mengangguk.

“Kalau begitu aku pergi dulu, Oppa menungguku didekat toko Es Krim.”kata Yoona.

“Diseberang sana?”tanya Ara.

“Nde!”

“Minho Oppa juga menungguku disana, kita bareng Yoona! Aku pergi dulu.”Ara tersenyum pada Yuri dan So Eun.

Yuri dan So Eun hanya tersenyum dan mengangguk.

Yuri mendesah memandang kepergian Ara dan Yoona.

So Eun melirik perubahan wajah Yuri.

“Kau kenapa?”So Eun memandang wajah Yuri yang tampak menyembunyikan sedih.

Yuri hanya tersenyum.

“Kau sebaiknya ikut denganku Yuri,mau kan?”tanya So Eun.

“Tapi,,,,,,”

“Ayolah, sesekali tidak apa-apa kan?”tanya So Eun memaksa.

“Baiklah.”kata Yuri akhirnya.

*****

BipBiipBippBiiippp,,,,

Telepon genggam Ara bergetar, Ara mengambilnya dan membuka sebuah pesan, setelah membacanya wajah Ara berubah.

“Kenapa Ara?”tanya Yoona.

“Minho Oppa tak bisa menjemputku, dia ada panggilan mendadak di tim-nya.”kata Ara.

“Apa kau mau ikut kami?’’tanya Yoona.

“Ah tidak usah Yoong,,,aku cari taksi saja sekarang.”Ara beranjak dari duduknya tapi Yoona mencegah.

“Ara,,,kau sedang ada masalah?”tanya Yoona.

“Hmpf….”Ara kembali duduk.

“Kau masih menganggapku sahabatmu?”

Ara memandang Yoona dengan wajah muram.

“Ara….”Yoona memandang Ara.

Ara menatap Yoona yang memandangnya.

“Apa kau belum mendengar kecelakaan yang menimpa Tiffany?”tanya Ara.

“Yah,,,aku sudah mendengarnya, tapi aku belum sempat kesana menengoknya.Kau pasti sangat sedih ya ,Ara?”tanya Yoona.

“Ya.”Ara menunduk.


*****

Yunho mengeryitkan dahinya melihat Yoona duduk dengan Ara. Tanpa dikomando jatungnya berdegup keras memandang wajah cantik itu lagi.

Yunho membuka pintu dan menghampiri mereka.

“Yoong,,,Ara,,,”Yunho tersenyum dengan wajah memerah.

“Oppa, lama sekali sih,,,ayo Ara!”Yoona menarik tangan Ara yang diam mematung.

“Dia,,,”Yunho mengikuti Yoona dan Ara yang melangkah lebih dulu menuju mobilnya. Yunho menggaruk kepalanya yang tak gatal.

Tersenyum tipis dan makin kencang debaran dalam dadanya mengetahui Ara ada lagi didekatnya.

Setelah Ara masuk dalam mobil Yoona menghampiri Yunho.

“Wajahmu memerah.”bisik Yoona membuat wajah Yunho makin memerah.

Yoona tersenyum membuat Yunho melotot menjadi obyek ledekan sepupunya itu.

Dalam perjalanan Yunho tak berhenti mencuri pandang Ara yang duduk dibelakang. Bukan Ara tak tahu, tapi Ara berpura-pura memandang jalanan meski sesekali pandangan mereka bertemu dan membuat mereka salah tingkah.

Yoona hanya tersenyum melihat tingkah Oppanya itu.

“Hmmm…Ara !menurutmu Oppaku ini ganteng tidak?”tanya Yoona memecah kebekuan.

“Eh,,,mmmm,,,,ganteng kok.”muka Ara memerah mendengar pertanyaan Yoona yang tak diduganya.

Yunho tersenyum tipis pura-pura tak perduli dengan percakapan itu padahal hatinya menghangat mendengar jawaban Ara.

“Menurutku juga ganteng tapi sayang,,,”kata Yoona memandang Yunho.

Dengan wajah bingung Yunho memandang Yoona yang tampak berwajah serius, otomatis Ara juga memandang Yunho dan bergantian memandang wajah Yoona.

 “Huh?!”Yunho mengerutkan keningnya.

“Iya,,,Oppa sih ganteng tapi sayang, biar ganteng tapi belum punya pacar,,,ckckckc,,,kasihan ya?”kata Yoona serius.

“Aisshhh,,,,,apa-apaan kau!”Yunho melotot dengan kesal.

“Eh,,,,hehehehe,,,,kupikir apa…”Ara terkekeh.

Yunho memandang Ara dari kaca sepion,menyadari itu Ara menghentikan tawanya.

“Kau ingin tahu kenapa?”tanya Yoona menengok kebelakang.

Tanpa mengiyakan atau menggeleng Ara hanya memandang Yoona.

“Kau tak akan kujemput lagi kalau terus bicara ngawur!”Kata Yunho dengan muka kesal.

Yoona hanya menjulurkan lidahnya, dia tahu betul kekesalan Yunho hanya dibibir saja, Yunho bukan tipe pendendam dan ancamannya hanya main-main.

“Dia menyukai seorang yeoja tapi tak berani mengatakannya.”kata Yoona melirik Yunho.

Glek!

Yunho menelan ludahnya yang terasa kering tanpa berani memandang Ara.

“Sincha? Apa benar Yunho?”tanya Ara.

“T-Tidak usah percaya! Yoona hanya ingin meledekku saja.”kata Yunho sedikit gugup.

“Oh,,,,beruntung sekali yeoja itu ya.”Gumam Ara.

Ciitt!!!

Meski tak keras tapi kata-kata Ara membuat Yunho kaget setengah mati.

“Aww!!!!”

Yoona dan Ara berteriak kaget secara bersamaan.

“Oppa!”Yoona berteriak.

“Ada apa?”Ara mengelus keningnya yang terbentur bangku mobil.

“Mian,,,Mian,,,ta-tadi ada anjing berlari melintas.”kata Yunho berbohong.

Yoona dan Ara saling pandang.

Setelah menenangkan diri Yunho kembali melanjutkan perjalanannya.

“Oppa kau tak keberatan kalau Ara ikut kita kan?”tanya Yoona.

“Ikut kemana?”Ara mengerutkan kening.

“Kerumah Oppa.”kata Yoona dengan mata berbinar.

“Tentu saja aku akan senang.”kata Yunho melirik Ara.

Ara menghindari pandangan mata Yunho dan memandang Yoona yang tersenyum.

“Yoong,,,aku tak bisa ikut denganmu, nanti sore aku harus kesuatu tempat.”kata Ara berusaha menolak secara halus.

“Hanya sebentar Ara, Oppa akan mengantarmu pulang nanti, aku janji. Iya kan Oppa?”Yoona tersenyum penuh arti pada Yunho.

“Nde.”Yunho mengangguk, berusaha bersikap tenang.

Ara terdiam. Saat ini Ara memang sedang tak ingin sendiri dirumah.

“Baiklah,,,tapi aku tak bisa lama.”kata Ara akhirnya.

Yunho tersenyum dan melirik kearah Yoona yang juga tersenyum.

“Aku ketoilet dulu Ara, perutku sakit!”Yoona memegangi perutnya.

“Huh?! Nde,,,,”Ara mengangguk dengan muka sedikit cemas melihat Yoona yang meringis kesakitan.

Yoona berlari kebelakang,,,,,,

“Oppa!!!!!”

Yunho kaget mendengar teriakan Yoona dan segera berlari kearah belakang, sementara Ara duduk di ruang tamu yang besar dan bersih itu melemparkan pandangannya kesekeliling ruangan itu.

“Psttt,,,,,,,,sini.”Bisik Yoona melambaikan tangannya melihat Yunho.

“Kau?! Bukannya perutmu sakit?”tanya Yunho heran melihat Yoona malah duduk santai didapur.

“Pabo!”Yoona kesal melihat Oppanya itu tak mengerti tanda yang diberikannya.

“Huh?!”Yunho membesarkan matanya.

“kau ini Oppa! Aku kesal padamu,,,huh!!!,,,sekarang saatnya kau mendekatinya, pabo!”Yoona nampak sangat kesal melihat Yunho tak juga paham.

“Oh,,,jadi kau hanya berpura-pura?”tanya Yunho mulai mengerti.

“Nde,,,”Yoona mengerucutkan mulutnya.

“Gomawo,,,lalu kenapa kau memanggilku?”tanya Yunho heran.

“Mengingatkanmu!! Sudah sana,,,,,”Yoona mendorong Yunho kembali ke ruang tamu menemui Ara.

Ara berdiri dari tempatnya duduk dan mendekati foto besar Yunho yang terpajang diruang tamu itu mendominasi ruangan besar itu.

Ara baru menyadari bahwa Yunho terlihat sangat tampan di foto itu. Selama ini Ara tak terlalu memperhatikan Yunho meski dia pernah ‘berkencan’ tanpa sengaja dengan Yunho ataupun bertemu dengan Yunho seperti sekarang.

Pikirannya selama ini hanya terisi segala kemelut antara dia,Soo Hyun dan Minho yang telah menguras pikirannya sehingga seperti tak ada ruang lagi untuk memikirkan orang lain.

“Ehemm….”Yunho mendekati Ara yang tengah memandang fotonya.

Ara tersipu mendapati Yunho memergokinya tengah memandang fotonya.

“Sebenarnya memalukan memasang fotoku disitu tapi Oemma memaksa untuk menaruhnya disana.”Ujar Yunho malu.

“Kau terlihat tampan.”Puji Ara jujur membuat wajah Yunho seketika memerah.

“Minumlah….”Yunho memberikan segelas sirup jeruk.

“Gomawo…tahu dari mana?”

“Hah?”

“Jeruk adalah buah kesukaanku.”

“Hanya menebak saja, saat kita makan direstoran waktu itu kau minum jus jeruk jadi aku buatkan kau sirup ini dan ternyata kau memang menyukainya.”Yunho merasa senang tanpa sengaja mengetahui satu kesukaan Ara.

“Kau baik sekali.”Ara tersenyum.

Yunho tersenyum kembali dan mencoba memberanikan diri menatap mata indah itu didepannya.

Ara sedikit gugup dengan pandangan mata Yunho.

“Mmnnn…Ara kenapa kau tak sekolah disekolah formal?”tanya Yunho memecah suasana yang tiba-tiba menjadi aneh.

“Entahlah,,,,mungkin karena aku tidak terlalu percaya diri, aku takut tak bisa bergaul dan membaur.”Kata Ara dengan tenang.

“Hanya karena itu?”tanya Yunho tak percaya.

“Sebenarnya,,,,karena Appa juga yang memintaku.”Mata Ara menyiratkan sesal.

“Aku tak percaya kau tak bisa bergaul Ara,,,kau yeoja yang menyenangkan.”Kata Yunho memuji Ara, meski dalam hati ingin bilang kau akan menjadi pusat perhatian.

“Kau namja yang benar-benar baik meski aku tak tahu kau hanya mau menghiburku atau tak tega jujur padaku.”Ara tersenyum.

“Aku tak bohong Ara.”Yunho berkata dengan muka serius.

“Aku percaya.”

Ara tahu meski baru mengenalnya dia tahu Yunho bukan tipe namja yang suka menggombal untuk mendapatkan perhatian yeoja.

“Ara,,,mmm,,,apa kau mau melihat pertandinganku minggu depan?”tanya Yunho.

“Kau akan bertanding lagi?”tanya Ara antusias.

Melihat Ara bersemangat Yunho merasa sangat senang.

“Jadi kau mau?”tanya Yunho bersemangat.

“Tentu.”Ara mengangguk dengan senang.

“Gomawo Ara .”

‘Itu sangat berarti untukku ’ Yunho bergumam dalam hati.

Yoona tersenyum senang melihat Yunho dan Ara, dia sama sekali tak ingin mengganggu mereka. Yoona berjalan menuju ruang tengah dan berbaring disofa panjang, perlahan memejamkan matanya. Entah kenapa dia berharap ada jalan untuk mempertemukan hati Oppanya itu dengan sahabatnya Ara.

Meski Yoona tahu akan sangat sulit tapi melihat waah Ara yang tersenyum saat bersama Yunho, Yoona merasa yakin mereka pasti akan bahagia bila bersama.

******

next chapter....

...............


“Dia pulang dulu tadi, katanya Minho akan menjemputnya.”
Intonasi suara So Eun berubah saat menyebut nama Minho dan itu disadari Ki Bum. Meski So Eun berusaha bersikap wajar tapi Ki Bum tahu adiknya itu cemburu pada Ara.

............