Assalamualaikum............

Hai! Friendzzzz.........

Wellcome to my little world!

"Tempatku mencurahkan imaginasi liar tanpa batas! psttt jangan salah sangka kkkk,,,just for fun ^^"

" Berbagi dalam khayalan itu menyenangkan,,,,, "

Jumat, 13 Januari 2012

CINTA TANPA SYARAT ( UNCONDITIONAL LOVE ) // FF



CINTA TANPA SYARAT ( UNCONDITIONAL LOVE )

Cast                       : Ara,Yunho,Yuri

Category              : One short

Genre                   : Friendship, Romantics, Sad

Rating                   : Bebas







Annyeong....^ ^!!! 

Kembali buat FF one short yang bener-bener short hehehe....

sorry if this is a bit disappointing because I was trying to make a sad story.

Ngarep ada yang baca,,,,,,,,,,


" Cinta tanpa syarat itu adalah cinta dengan tingkatan paling tinggi sebagai manusia, cinta yang diberikan tanpa meminta dikembalikan, tak semua orang beruntung mendapatkan cinta seperti itu dan hanya orang-orang berhati tulus yang mampu memberikan cinta seperti itu. Karena cinta abadi hanya milik Tuhan YME "

Here is...........

Ara hanya menatap namja itu dari jauh.Dia hanya bisa menarik nafas dengan berat.Berat karena memang tak mudah untuk bisa rela setiap hari hanya menjadi penonton untuknya.

Betapa ia ingin menjadi salah satu dari mereka yang dengan bebas bisa bercengkerama dengannya. Tertawa dan bercanda juga memeluknya dengan mesra.

Tapi Ara tetaptersenyum tatkala sesekali matanya bertemu dengan namja itu.Setidanya dia masih menganggap Ara ada disana, menjaganya, menemaninya, membantunya dari jauh karena namja itu adalah kekasihnya.

Ya, namja itu kekasihnya, namjacingu yang tak pernah menanggapnya ada meski ia selalu disana, ia adalah kekasih yang ada saat namja itu butuh tempat curhat saat sedang bermasalah, mengajaknya berkencan saat namja itu bosan dengan yeoja-yeoja cantik disekitarnya,membelikannya berbagai barang mahal yang menjadi koleksinya, mengerjakan tugas kampus dan membuatkan dia makanan saat dia bosan dengan makanan restoran.

Tapi semua dilakukan Ara dengan penuh cinta, cinta yang teramat besar pada sosok tampan yang menjadi kekasihnya dan menaklukkan hatinya sejak satu tahun lalu.

“Ara !hari ini aku pulang dengan Krystal, kau naik bus saja. Bawa ini! Tunggu aku dirumah.” Yunho menyodorkan tas dan buku-buku diktat dengan kasar  kepangkuan Ara.

“Nde.”Ara tersenyum mengangguk.

Yunho tak membalas senyuman Ara dan berlalu begitu saja tak perduli.

Yuri membesarkan matanya melihat perlakuan Yunho pada kekasihnya itu dan tanpa rasa bersalah merangkul Krystal yang menunggunya dari kejauhan dengan senyum genit yang membuat Yuri muak.

“Ara!Kenapa selalu seperti itu?Kenapa kau selemah itu Ara?”

Yuri mengguncang tubuh Ara,Ara  hanya tersenyum melihat Yuri yang kesal setiap Yunho memperlakukan Ara seperti itu.

“Kita pulang yuk.”

Dengan kerepotan Ara membawa setumpukbuku dan dua tas dipundaknya.

“Ara, Dia sudah keterlaluan!”

Yuri mengikuti langkah Ara menuju jalan raya keluar dari kampusnya.

“Anyo Yul, aku senang membantunya karena itu berarti dia masih membutuhkanku.”

Ara tetap tersenyum meski buat Yuri itu sangat ironis sekali.

“Ara…dia membutuhkanmu sebagai pembantunya bukan kekasihnya.”Kata Yuri ketus.

Ara berhenti mendengar kata-kata Yuri dan memandangnya dengan kecewa.Yuri tercekat melihat nya.

“Mian Ara, bukan maksudku seperti itu.Aku hanya kesal padanya.”

Yuri merasa bersalah melihat Ara tampak sedih mendengar kata-katanya.

“Tak apa Yuri, aku senang melakukannya.”

Ara melanjutkan jalannya.

“Ara, apa kau tidak sedih setiap melihat si PLAYBOY GILA dengan yeoja genit itu?”tanya Yuri dengan menekankan kata playboy gila.

“Cinta itu butuh pengorbanan Yuri dan inilah pengorbananku untuknya.”

Ara menggeleng dan tersenyum pada Yuri.

“Tapi hanya kau yang berkorban Ara.”

Yuri benar-benar merasa tidak rela sahabatnya itu diperlakukan dengan buruk oleh namjacingunya.

“Tidak Yul, Yunho juga banyak berkorban untukku.”

“Iya mengorbankan perasaanmu semakin dalam.”Kata Yuri dengan sinis.

“Yul……”

Ara merasa tidak rela Yuri memojokkan Yunho seperti itu.

“Ara, aku tak pernah melihat dia berkorban untukmu, jangan membelanya.”

“Kau salah Yul, kau tahu apa pengorbanan terbesarnya?”tanya Ara melihat Yuri tetap kesal dan cemberut mukanya.

Yuri menggeleng karena memang tidak tahu, dimatanya Yunho adalah sosok namja arogan yang sok ganteng dan playboy kampungan yang tak punya perasaan dengan seenak hati berkencan didepan kekasihnya yang juga sahabatnya, Ara.

Sejenak Ara memarik nafas dan menghembuskannya dan tersenyum pada Yuri.

“Dari sekian banyak yeoja cantik yang dikencaninya hanya aku yang diakuinya sebagai yeojacingu.”

Mata Ara berbinar ketika mengatakannya dan senyumnya itu menggambarkan kebahagiaan dari dalam hatinya.

Yuri hanya terdiam, dalam hati dia membenarkan kata-kata Ara.Yunho memang mengakui Ara sebagai yeojacingunya dan tak pernah menutupi itu dari siapapun bahkan yeoja-yeoja yang berkencan dengannyapun tahu bahwa Yunho adalah namjacingu Ara.

“Tapi bukan berarti dia bisa seenaknya padamu Ara.”Kata Yuri yang sangat ingin melindungi sahabat yang sangat disayanginya itu.

Ara kembali tersenyum dan memeluk Yuri kemudian mencium pipinya.

“Gomawo….aku senang melakukannya Yul, karena aku mencintai Yunho.”

Yuri membalas mencium pipi Ara.

“Aku tak ingin kau terluka Ara.”

“Aku tahu.”

Ara tersenyum lagi.Yuri hanya bisa menggeleng dan tak habis mengerti bagaimana bisa Ara tetap tersenyum padahal Yunho sudah begitu jahat padanya.

*****

Ara sampai dirumah Yunho dan disambut Oemmanya dengan ramah.

“Ara, apa Yunho tidak bersamamu?”

“Tidak Ahjumma, masih ada yang harus dikerjakan Yunho.”Ara tersenyum.

“Oh….”Oemma Yunhohanya mengangguk.

“Ara, ahjumma harus pergi sekarang,bisa bantu kau buatkan makan siang untuk Yunho karena tadi ahjumma tidak sempat memasak.”

Ara menangguk.

“Nde Ahjumma.”

“Gomawo Ara, kau memang calon menantuyang bisa diandalkan.”

Oemma Yunho menyentuh lembut kepala Ara. Dia sangat sayang pada Ara, meski dia sama sekali tak tahu perlakuan Yunho pada Ara dibelakangnya. Buatnya Ara adalah anak perempuannya karena dia tidak mempunyai anakperempuan dan hanya ada Yunhodan kakaknya yang juga lelaki.

Dengan senang hati Ara membuat masakan kesukaan Yunho, Sup ayam ginseng.

Sekitar jam 3 sore Yunhobaru pulang kerumah. Ara yang sudah lama menunggunya,menyambut dengan muka sumringah.

“Kau sudah pulang Yun.”Ara tersenyum.

“Hmm…”Yunho hanya mengangguk dan langsung menuju kamarnya untuk berganti baju.

Tak lama Yunho kembali dan langsung menuju meja makan.Matanya berbinar melihat makanan kesukaannya sudah ada dimeja makan.

“Apa Oemma pergi Ara?”tanya Yunho melihat Ara mengambilkannya nasi juga semangkuk sopuntuknya.

“Nde.”Ara menangguk dan menyodorkan makanan pada Yunho.

Tanpa berterima kasih Yunho langsung memakan dengan lahap.Ara tersenyum senang melihat Yunho menyukaimasakannya.

Tanpa berkata apa-apa Yunho tahu itu masakan Ara, lidahnya sudah terbiasa membedakan mana masakan Oemmanya dan mana masakan Ara.

Dan buat Yunho makanan yang dimasak Ara lebih enak ketimbang makanan Oemmanya, meski Yunho tak pernah mengakuinya apalagi memuji,berterima kasih saja dia tidak pernah.

“Kau mau lagi?”tanya Ara melihat mangkuk sup Yunho sudah mulai kosong.

Yunho mengangguk.

Ara mengambilkannya, dengan sabar Ara menemani dan menunggu Yunho, memasak untuknya dan melayaninya seperti seorang istri juga ibu.

“Ara…”

“huh..”

“Apa kau harus pulang cepat sore ini?”tanya Yunho memandang Ara datar.

“Apa kau ingin aku tinggal?”tanya Ara.

“Ada tugas yang belum aku kerjakan, aku lelah ingin tidur, Ara.”

Ara memandang Yunho dan melihat kalau dia memang tak berbohong, terlihat wajahnya sangat lelah.

“Akan kukerjakan Yun.”

“Setelah kau selesai, kau bangunkan aku, aku akan mengantarkanmu pulang, Arasseo...”kata Yunho meninggalkan Ara dimeja makan setelah selesai dengan makanannya.

“Arasseo…”

Yunho menuju kamarnya dan langsung tidur tanpa perduli pada Ara yang sudah seharian menunggunya pulang, sementara dia malah pergi berkencan dengan yeoja lain, dan saat pulang meninggalkan Ara sendiri mengerjakan tugasnya , dan tanpa rasa bersalah tidur dengan nyenyak.

Setelah Ara membereskan bekas makan Yunho dan membersihkannya, dialangsung masuk kekamar Yunho dan dilihatnya Yunho sudah tertidur dengan pulas dengan sepatu yang masih dipakainya.

Dengan perlahan Ara melepaskan sepatunya karena takut membangunkan Yunho.Mungkin karena memang sangat lelah dan mengantuk Yunho tak bereaksi apa-apa saat Ara menarik sepatu itu.

Ara mengambil Laptop Yunho dan membukanya.Ara tersenyum dan mukanya bersemu merah begitu layar sudah mulai terbuka.

Seburuk apapun sikap Yunho padanya dengan caranya Yunho menunjukan cintanya pada Ara dan itulah yang membuat Ara begitu mencintai namja itu.

Yunho memasang foto Ara sebagai wallpapernya, meskibegitu acuh sikap Yunho padanya tetapi ia tetap bangga mengakui Ara sebagi kekasihnya.

Dan dengan semua kekurangan Yunho dan kelebihannya Ara mencintainya dengan tulus.
Kepala Ara terasa pegal.

“Akhirnya selesai…..”

Ara keluar dari kamar Yunho dan menuju dapur mengambil segelas air putih dan meneguknya. Terasa sangat lega dan dingin menjalari tubuhnya yang kini terasa lelah.

Ara melihat jam dinding yang tergantung didinding dan kaget melihat jarum sudah menunjukkan angka 7.35.

Segera Ara kembali kekamar Yunho dan berniat secepatnya pulang karena hari sudah malam dan meski orangtuanya tak pernah perduli dia pulang atau tidak, tapi dia juga ingin beristirahat dan tidur.

Ara membereskan meja dan buku-buku yang berserakan dan mematikan laptop setelah yakin pekerjaannya di safe dan di copy dalam Flash disk miliknya dan milik Yunho. Yunho sering lupa dan tanpa sengaja menghapus file karena itulah Ara selalu memback up semua data di Laptop Yunho.

“Kau mau pulang Ara?”

Ara kaget dan memandang Yunho yang ternyata sudah bangun dan duduk ditempat tidur memandangnya sedari tadi membereskan buku-buku.

“Kau sudah bangun?”

Ara tersenyum dan mengambil tasnya.

“Nde, kenapa kau tak bangunkan aku Ara?”

“Kau tertidur sangat pulas, aku tak tega membangunkanmu Yun.”

“Sudah kubilang aku akan mengantarmu pulang Ara!”Yunho sedikit menaikkan nada bicaranya, sepertinya dia kesal karena Ara tak membangunkannya.

“Mianhe Yun, aku nggak papa kok pulang sendiri.”

Ara berusaha tersenyum meredam kekesalan Yunho.

Yunho mendekati Ara dan memegang pundak Ara hingga berhadapan dengannya.

“Kau tahu aku bukan orang yang suka ingkar janji.”kata Yunho menatap tajam mata Ara.
“Aku tahu.”

Setiap Yunho memandangnya seperti itu Ara tak bisa menolong dirinya dari rasa malu dan wajahnya memanas tanpa bisa dikendalikan begitu juga dengan dadanya yang berdetak dengan cepat terasa sesakdan  sulit untuk bernafas.

“Ara…….”

Yunho menyentuh dagu Ara dan…mencium Ara dengan lembut.Ara memejamkan matanya dan merasakan nafas Yunho di hidungnya.

Selama setahun berpacaran hanya 3 x mereka berciuman. Pertama saat Yunho memintanya menjadi yeojacingunya, kedua saat Yunho mabuk ketika Ayahnya berselingkuh dan Ibunya masuk rumah sakit karena mencoba bunuh diri sehingga membuat Yunho stress dan mabuk dan ini adalah yang ketiga.

Jantungnya berdetak makin cepat saat Yunho tak juga melepaskan ciumannya dan Arapun tak ingin mengakhirinya.

Ara tak ingat kapan dia menyingkirkan tas dari pundaknya dan tak ingat kapan semua itu terjadi. Ara memandang wajah Yunho yang tertidur dengan pulas, disentuhnya wajah tampan yang telah menghiasi dinding hatinya dengan penuh sehingga tak ada lagi gambar namja lain yang bisa terpajang disana.

*****

“Ara!!!”Yuri tersenyum menghampiri sahabatnya itu dengan ceria.

“Bahagia sekali……”

“Kyu mengajakku kencan nanti malam.”Yuri tersenyum malu.

“Sincha?Ah, chukkae!”

Ara memeluk Yuri ikut merasakan kebahagiaan sahabatnya.

“Gomawo……Ara kau pucat sekali, apa kau kurang tidur?”tanya Yuri melihat wajah Ara pucat.

“Hanya lelah saja.”Jawab Ara singkat.

“Karena dia?”tanya Yuri yang enggan menyebut nama Yunho.

“Yul,jangan selalu berprasangka buruk.”Ujar Ara bijak, meski dia tahu Yuri ingin melindunginya dan membantunya tapi hatinya tetap tak rela Yuri mencela Yunho meski tujuannya adalah untuk membelanya.

“Huh, lihat!Bisa-bisanya dia peluk-pelukan didepanmu dengan yeoja ganjen seperti dia.”Kata Yuri kesal sambil menunjuk kearah Yunho yang tengah memeluk Jessica dengan mesra dan sesekali mencium pipi dan rambutnya.

Ara menggigit bibirnya.Kali ini melihatnya terasa sangat sakit.

“Sudahlah……ayokita kekantin.”Ara berusaha tersenyum, menutupi sakit yang terasa didadanya.

“Ara!Sampai kapan kau akan bersikap seperti ini.”Yuri menghentikan langkah Ara dan memegang tangannya dengan erat.

“Kau harus melabrak mereka!”Ujar Yuri gusar.

“Anyo Yul, aku tak mau mempermalukan Yunho dan diri sendiri didepan semua orang, apalagi ini dikampus.”

Ara berusaha menenangkan Yuri yang sangat emosi.

“Kalau begitu biar aku yang menampar mereka !”Kata Yuri masih berapi-api.

“Yul……”

“Dengan senang hati aku akan melakukannya untukmu Ara!”Yuri membalikkan badannya dan hendak menuju kearah Yunho yang tengah tertawa dengan Jessica sesekali tangan mereka berdua saling menyentuh dengan mesra.

Yuri benar-benar terbakar emosi melihat kelakuan Yunho yang tak memandang Ara sama sekali dan tak perduli pada perasaannya.

“Yuri….sudahlah…”Ara memeluk Yuri menghentikan langkahnya untuk mendekati Yunho.

“Ara! Lepaskan! Lepaskan! Biarkan aku………”

Yuri yang berontak tiba-tiba terdiam saat dilihatnya Ara menangis.

“Ara……..”

Yuri memeluk Ara.

“Aku tahu kau menyayangiku Yul, karena itu kumohon jangan lakukan itu.”dalam isakan dan pelukan Yuri, Ara memohon pada Yuri untuk tak melakukan apa-apa pada Yunho.

“Kenapa kau harus mencintainya Ara dan menyiksa dirimu sendiri hanya untuk namja brengsek seperti itu.”

Mata Yuri berkaca-kaca melihat sahabatnya itu begitu pasrah dan menerima untuk sebuah cinta yang sama sekali tak mendapatkan balasan yang setimpal, hanya kekecewaan dan rasa sakit, yang Yuri tahu selalu disembunyikan Ara dibalik senyumnya itu.

Ara hanya menggeleng.

“Yang aku tahu aku mencintainya Yul, dan ingin mencintainya dengan segenap hatiku karena itulah aku rela, apapun yang dia lakukan.”ujar Ara lirih setelah menghapus airmatanya.

“Ara…….”

Yuri memeluk Ara dan menuntunnya kearah kantin menjauhi pemandangan yang membuat matanya iritasi.

“Setidaknya kau tak menangisinya didepanku Ara, kau menangis karena khawatir denganku kan?” Kata Yuri tak rela Ara menangisi namja seperti Yunho.

Ara mengangguk meski tak yakin dia menangis karena apa, dia memang khawatir Yuri melakukan hal-hal yang akan mempersulitnya tapi dia juga sedih melihat Yunho tak pernah bosan berganti-ganti pasangan kencan meski Ara adalah yeojacingunya.

*****

“Ara, aku ingin bicara denganmu.”

Kata Yunho saat Ara turun dari mobilnya, didepan rumahnya.

“Apa kau maumasuk dulu Yun?”tanya Ara melihat Yunho yang turun dari mobilnya.

Yunho mengangguk.Ara tersenyum dan melangkah masuk kedalam rumahnya.Meski Yunho sering mengantarnya pulang tapi Yunho sangat sungkan untuk masuk rumah Ara, alasannya dia enggan bertemu orangtua Ara padahalorangtua Ara sangat jarang ada dirumah.

Dan dirumah besar itu Ara hanya ditemani 2 orang pembantunya dan anjing cihuahua kesayangannya yang selalu menyambutnya dengan ceria saat diapulang.

“Cliqers…..”Ara menggendong anjingnya dan menciumnya sebelum menurunkannya.

“Kau mau minum apa Yun?”tanya Ara begitu Yunho duduk di ruang tamu yang besar namun tampak sepi itu.

“Tidak usah Ara,duduklah.”Yunho menggeleng dan meminta Ara untuk duduk disampingnya.

Ara tak membantah dan duduk disamping Yunho.

“Ara, aku hanya ingin menyatakan ini sekali dan kuharap kau tak membenciku setelah ini.”Yunho mengambil nafas dan menghembuskannya sebelum melanjutkan ucapannya.

“Gomawo untuk tetap disampingku selama  ini, mianhe kalau aku tak bisa membahagiakanmu dan menjadi seperti yang kau mau.”

Ara hanya mendengarkan ucapan Yunho tanpa menyela.

“Aku ingin kita putus.”Yunho mengatakan itu tanpa beban.

Tanpa ada suara sedih hanya suara dingin dan wajah dingin tanpa ekpresi.

Ara membulatkan matanya tak percaya apa yang didengarnya.

“Yun…”

Ara merasa dunianya tiba-tiba runtuh, matanya mulai memanas dan dadanya terasa sangat sesak.

Kuharap kita masih bisa berteman Ara,,,,saranghae.”

Yunho berdiri dan sebelum pergi Yunho mencium kening Ara.Yunho berlalu begitu saja meninggalkan Ara yang masih syock dengan pendengarannya.

Ara menggeleng kuat-kuat dan mencubit tangannya sendiri yang terasa sakit.Sadar bahwa itu bukan mimpi Ara berlari keluar tapi mobil Yunho sudah menjauhi rumahnya hanya terlihat lampu sen belakang mobil Yunho yang berkedap-kedip di kejauhan.

Ara terduduk lemas ditanah. Kini Dunianya benar-benar telah runtuh danAra merasa awan tiba-tiba sangat gelap dan kepalanya sangat berat……..

*****

Seminggu sudah Ara terbaring dirumahnya, sejak Yunho memutuskannya dan Ara pingsan didepan rumahnya badan Ara merespon negatif dan kesehatannya drop sehingga dia tidak bisa pergi kekampus dalam keadaan yang masih sangat lemas.

Ditengah keterpurukan mentalnya hanya Yuri yang ada disampingnya, orangtua Ara bahkan hanya menyuruhnya pergi kedokter tanpa memperlihatkan wajah mereka pada putri satu-satunya itu dan tak pernah menanyakan kenapa Ara bisa sakit.

Tapi Ara tak merasa sendiri, meski sering memarahinya tapi Yuri selalu ada disampingnya. Ara tahu Yuri sering marah dan kesal karena kelemahan Ara pada Yunho dan itu cara Yuri menunjukkan cinta pada sahabatnya.

“Apa kau benar-benar tak ingin kedokter?”Tanya Yuri sembari mengupas jeruk untuk Ara.

“Tidak Yul, aku hanya merasa lelah saja dan besok aku sudah bisa kuliah lagi.”

Ara menggeleng.

“Setidaknya aku senang kau putus dengannya. Tapi aku tak ingin kau jadi terpuruk karena dia, dia terlalu buruk untuk mendapatkan cintamu Ara.”

Yuri memberikan buah jeruk yang sudah dikupas.

Ara hanya terdiam dan mengunyah buah itu yang terasa asam dilidahnya, seasam hatinya kini.

“Kau yakin besok bisa kuliah? Kau masih terlihat pucat dan lemas Ara.”

“Aku yakin Yul, aku tak mau menjadi lemah karena ini, mungkin ini memang sudah jalan kami. Aku hanya sedih tak bisa menjadi yang diinginkannya, aku merasa aku gagal mencintainya, mungkin ada yang lebih baik dariku dan Yunho lebih bahagia bersamanya.”

“Ara, apa kau tak salah?”

Yuri memandang Ara dengan tidak mengerti.

“Bagaimana bisa kau menyalahkan dirimu sendiri dan menganggap bahwa kau tak pantas untuk namja brengsek itu. Kau tahu dia yang tak pantas mendapatkan cintamu. Dia adalah namja terbodoh yang menghianati cinta tulus dari seorang yeoja sepertimu.”

“Tidak Yul, aku tahu ini bukan sepenuhnya salahnya. Bila aku bisa membahagiakannya seperti mereka maka Yunho tak akan meninggalkan aku.”

Ara memandang langit yang tampak cerah diluar sana. Dia tersenyum sedih membayangkan wajah Yunho yang kembali berkelebat di benaknya.

Diambilnya foto Yunho dimeja rias yang ada disebelah tempat tidurnya.

“Tapi aku tak bisa membencinya, Yul.”

“Setelah apa yang dilakukannya dan dia menghianatimu kemudian memutuskanmu sepihak begitu saja?”tanya Yuri heran.

“Nde...aku benar-benar tulus mencintainya.”Ara meletakkan foto Yunho kembali.

Tak terbersit keinginan untuk membuang foto itu meski sekarang posisinya bukan lagi kekasih Yunho.

“Aku menyerah Ara, aku tak tahu kau itu manusia atau malaikat. Bagaimana kau bisa sesabar itu dan sama sekali tak membencinya.”

Yuri hanya bisa menggelengkan kepalanya.

“Tidak Ara, aku manusia biasa, aku juga kecewa, kecewa karena tak lagi bisa bersamanya seperti dulu, meski dia tak perduli padaku tapi saat bersamanya aku merasa bahagia meski kadang dia tak pernah menganggapku ada.”

Ara menghembuskan nafasnya perlahan.

“Yang aku sesali adalah kedepannya aku sudah tak berhak mendampinginya sebagai pacarnya meski aku sangat ingin.”

Yuri memandang mata Ara yang penuh kesedihan tapi tanpa airmata.

“Seandainya aku adalah kamu Ara, mungkin aku sudah bunuh diri sebelum sempat dia memutuskanku.”

“Yul...kau tak akan melakukannya, kau adalah wanita hebat, kau sahabat terbaikku. Dan saat kau mencintai orang dengan sangat dalam kau akan mengerti apa yang kurasakan, mungkin Kyu akan membuatmu seperti itu.”Ujar Ara menggenggam tangan Yuri.

Yuri menyusut airmatanya. Dia menangisi ketulusan Ara yang mencintai Yunho tanpa pamrih tapi tercampakkan begitu saja dengan menyakitkan. Dia menangis karena sebesar dan setulus apapun cinta sahabatnya itu tak pernah cukup dimata Yunho.

Ara tersenyum memeluk Yuri mengisyaratkan bahwa dia baik-baik saja, bahwa dia sangat berterima kasih punya sahabat yang selalu ada disampingnya disaat-saat paling gelap dalam hidupnya.

Menjadikannya tempat bersandar ketika semua orang pergi meninggalkannya, mendapatkan cinta yang tak bisa didapatkan dari orangtua dan juga namja yang dicintainya.

“Jeongmal mianheyo Ara.”

Yuri memeluk Ara dengan erat takut Ara lebih terluka dan terjatuh lebih dalam lagi.

“Kenapa harus meminta maaf Yul?”tanya Ara melepaskan pelukan Yuri dan tersenyum mengusap airmata yang masih menetes dipipi Yuri.

“Aku menamparnya kemarin.”kata Yuri pelan.

“Huh! Yuri......aku tak mau kau melakukan hal yang aneh-aneh untuk membelaku.”kata Ara tak ingin melukai Yuri juga tak mau Yuri melakukan pembalasan pada Yunho meski Ara tahu Yuri sangat marah padanya.

“Aku tak tahan Ara, saat kau terbaring disini karena dia dengan tanpa berdosa dia tertawa dan berpelukan dengan Dara. Dia keterlaluan Ara.”

“Aku tak ingin kau melakukannya lagi Yul, kami berpisah baik-baik, dia tak meninggalkan aku dengan emosi bahkan untuk pertama kali sejak kami pacaran dia mengucapkan saranghae .”

“Mian......”

“Gomawo Yul, aku tahu kau ingin membelaku, tapi aku tak ingin kau ikut terluka karena ini.”Ara tersenyum.

“Aku ingin selalu tersenyum sepertimu Ara.”

Yuri kembali memeluk sahabatnya itu.

“Janji kau tak akan melakukannya lagi?”bisik Ara ditengah pelukannya.

“immyeong.”Yuri mengangguk.

“Cinta yang tulus itu tanpa syarat Yul, dan aku telah memutuskan bahwa cintaku benar-benar tanpa pamrih, meski dengan itu pilihannya adalah melepaskannya.”

Ara tersenyum dalam kesedihannya, dia benar-benar ingin membuktikannya bahwa cintanya pada Yunho adalah tanpa syarat apapun.

Tidak menahannya saat Yunho ingin pergi, tidak melepaskannya saat Yunho ingin disisinya dan tidak membencinya meski hanya sakit yang bisa didapatkannya.

Merelakannya memilih akan membuktikan bahwa dia ikhlas mencintai Yunho, melihatnya bahagia adalah hal yang harus dilakukannya untuk membuktikan cintanya benar-benar tanpa pamrih, tanpa egois dan tanpa syarat.

“Bisakah aku sepertimu Ara....”

Yuri masih memeluk tubuh Ara yang masih lemah dan terlihat makin kurus.
Ara tersenyum.

“Kau lebih hebat dari aku, Yuri! Gomawoyo.”

Yuri tak menjawab hanya memeluk tubuh ringkih sahabatnya itu dengan hangat, ditengah keterpurukan dan kesendiriannya, Ara masih saja menginspirasinya, bahkan bukan dia yang menguatkan Ara tapi justru Ara yang menguatkannya padahal posisi Ara yang kini tengah terpuruk.

Yuri tak bisa membendung airmatanya, airmata haru dan sedih untuk sahabat tercintanya, Go Ara.

˜  end  ˜


Sad story......mian ya kali ini Yunho aku jadiin Bad Boy,,,,,
Thx for reading....... 

Minggu, 08 Januari 2012

BEAUTIFUL GRACE // FF//PART 7


Annyeong Haseo!!!!!!!!!!!!!!!
I miss write but,,,,,,,this week is stupid busy with something that not important in me or my work at all..................
But i just doing post this chapter to push away boring is.......
Maybe I'm hiatus on the next week since my work 'n my mind is back on good mood,,,,,,,I'm just tired,,,,,,,,,,,
So hope enjoy this part.......



PART  7

FALLING IN LOVE WITH MY FIANCEE

Sepulang les Ara berjalan berdua dengan Yoona.

“Ara-ahh, apa kausudah punya kekasih?”tanya Yoona hati-hati.

Ara hanya tersenyum mengangguk.

“Apa aku mengenalnya?”

“Kurasa belum.”

“Jadi Minho bukan namjacingumu?”tanya Yoona lagi.

Ara menggeleng.

“Yoong…..apa kau bisa menjadi sahabatku?”tanya Ara balik.

“Mwo? Nde!tentu saja.”Yoona tersenyum ramah.

“kau bisa mempercayaiku Ara.”Yoona menggenggam tangan Ara untuk meyakinkannya.

“Gomawo, kalau begitu kau bisa simpan rahasia?”tanya Ara lagi,masih belum yakin pada Yoona.

“Apa saja Ara.”Yoona mengangguk dengan mantap.

Ara menyeret tangan Yoona untuk duduk sebentar disebuah bangku ditrotoar jalan. 

Ara menarik nafasnya dalam-dalam dan menghembuskan nafasnya perlahan.

“Minho itu tunanganku Yoona-ahh.”

“Mwo?”Yoona membelalakkan matanya.

Ara menunduk.

“Nde…….Minho tunanganku tapi namjacinguku Kim Soo Hyun.”kata Ara lirih.

“Ara…….”

Yoona memegang pundak Ara karena Ara tertunduk lama setelah mengatakan itu.

Saat Ara mengangkat wajahnya Yoona terkejut melihat mata Ara sudah berkaca-kaca.

“Ara……”Yoona memeluk Ara.

Entah kenapa dia ingin memeluk sahabat barunya itu, dimatanya Ara terlihat sangat menderita dan rapuh.

“Aku lelah Yoona.”

Ara menitikkan airmatanya dipelukan Yoona. Rasanya ada sedikit kelegaan membagi beban hatinya dengan orang lain.

“Jadi kau dijodohkan Ara?”

Tanya Yoona setelah Ara sedikit lebih tenang.

“Nde. Orangtuaku banyak hutang budi dengan keluarga Minho dan aku tak bisa menolak keinginan Appa, aku hanya ingin membantu orangtuaku membalas budi Yoona-ahh.”Ara menyusut airmatanya dengan ujung jarinya.

“Dan kau mencintai Kim Soo Hyun?”ujar Yoona mulaimengerti.

“Soo Hyun adalah cinta pertamaku, dia bahkan rela pindah kekorea demi aku.”

Tampak sekali saat menyebutkan nama Soo Hyun mata Ara bebinar meski wajahnya tetap sedih.

 “Apa Soo Hyun tahu tentang Minho?”

“Tak ada rahasia yang aku sembunyikan darinya.”

“Dan Minho?”

Ara menggeleng.

“Dia tak tahu Yoona. Oppa sangat baik padaku, aku tak tega memberitahukannya,meski kami dijodohkan tapi aku tak dapat membencinya karena dia sangat baik ,mungkin bila dia bersikap jahat akan lebih mudah untukku membencinya tapi tidak dengan Oppa, dia terlalu baik untuk aku sakiti meski aku tahu bila dia tahu ini dia pasti akan sakit hati.”
Ara memandang langit yang mendung seakan tahu kegundahan hatinya.

Yoona terdiam, dia tak menyangka Ara mengalami masalah sepelik itu.

‘ Bagaimana kalau dia tahu Yunho Oppa juga menyukainya?’pikir Yoona memandang wajah Ara yang hampir sama dengan mendung siang itu.

“Apa Minho menyukaimu Ara?”

“Aku tidak tahu Yoona-ahh, tapi dia sangat baik padaku.”

 “Aku rasa dia juga menyukaimu Ara, dia sangat perduli padamu.”kata Yoona.

“Aku harap tidak, aku tak ingin menyakiti namja lain lagi.”kata Ara.

“Maksudmu?”

“Aku sudah menyakiti Soo Hyun dengan pertunangan ini, kalau Oppa menyukaiku itu akan menyakitinya karena aku tak mungkin bisa mencintainya.”Ara menggigit kukunya.

“Ara…….kau pasti sangat menderita, ya?”Yoona menggenggam tangan Ara,menguatkan Ara dengan sentuhannya.

Ara hanya tersenyum tipis.

“Kalau dengan ini aku bisa membahagiakan orang disekitarku aku rela Yoona, tapi nyatanya aku selalu sedih saat aku harus membohongi orang-orang yang aku sayangi.”
Yoona menatap Ara.

“Orangtuaku tak tahu aku punya kekasih, Yoona, kecuali Tiffany.”

“Oh…”Yoona hanyamengangguk-angguk.

 “Ara……….”

Drttt…….Drttttt..drrttt!!!

“Sebentar Yoona aku angkat ini dulu.”

Yoona hanya mengangguk saat kalimatnya tak jadi diteruskan.

“Yoboseo?”

“Nde, Ommonie!”

“Nde,Arasso.”

Wajah Ara berubah tegang dan sedikit panik.

“Ara ada apa?”Yoona jadi merasa ikut khawatir melihat perubahan wajah Ara setelah menerima telepon.

“Aku harus telepon Oppa.”

Ara mengangkat teleponnya setelah nomer Minhodipastikannya telah dipush.

“Annyeong Oppa..”

“…..”

“Ne...Ommeoni menyuruh kita pulang sekarang Oppa.”

“….”

“Nde,kau jemput aku di taman kota, aku disini dengan Yoona-ahh”

“…..”

“Ne,Arasso.”

Ara menutup hp-nya dan memandang Yoona.

“Oppa akan menjemputku kesini Yoona.”

“Oh, adakah yang penting? Kenapa wajahmu jadi tegang begitu?”tanya Yoona.

“Ommeoni seperti ada masalah.”

“Ommeoni?”

“Umma Mnho Oppa.”

“Oh…”

Tak lama sebuah mobil dan sebuah sepeda motor menghampiri mereka, hampir bersamaan mereka membuka helm dan pintu mobil.

Yoona terkejut melihat pengendara motor disamping mobil  Minho adalah Donghae.

“Oppa.”Ara mendekati Minho.

“Ara kita harus cepat, aku takut terjadi sesuatu.”

“Nde.”Ara mengangguk.

“Yoona-ahh, mian aku harus pulang dulu dengan Oppa tapi Donghae akan mengantarmu.” Kata Ara.

“Ne…ne…..mwo?”

Yoona mengangguk-angguk tapi juga sekaligus terkejut.

Tanpa menunggu jawaban Yoona Ara langsung masuk ke mobil.

“Hae! Tolong jaga Yonna-ahh, ya.”Minho melongokkan kepalanya kearah Donghae yang masih diatas sepeda motornya memegang helm. 

“Arasso!”Donghae tersenyum.

“Yonna-ahh, kau tak keberatan kuantar dengan motor bututku?”tanya Donghae yang melihat Yoona diam saja ditempatnya.

“Eh…..annyio, apa tidak merepotkan?”Tanya Yoona.

“Annyo! Aku akan kecewa kalau kau menolakku.”kata Donghae serius.

“Gomawo.”Yoona tersenyum.

Donghae malah terpana melihat Yoona tersenyum padanya.

“Donghae…Donghae?”

Yoona kebingungan Donghae bengong dan tak menyahut saat dipanggil.

“Lee Donghae apa kau benar-benar mau mnegantarku pulang?!”Yoona mengeraskan sedikit suaranya.

“Oh..eh…ne…ne…mianhe.”Donghae gelagapan dan tersenyum kikuk.

“Ini pakailah.”Donghae menyerahkan helm pada Yoona.

“Nde.”

Setelah memakai helm Yoona naik kemotor Donghae,Donghaepun langsung menjalankan roda besinya itu membuat Yoona tersentak dan tubuhnya condong kebelakang karena selain belum siap dia juga tak berpegangan.

Menyadari itu donghae mengerem motornya mendadak membuat tubuh Yoona yang tadinya kebelakang reflek terdorong kedepan dan menabrak tubuh Donghae.

“Ouch……”Suara teriakan Yoona tertelan Helm.

Saat tubuh mereka bersentuhan baik Donghae maupun Yoona sama-sama malu dan jantung mereka semakin cepat berdetak karena sama-sama merasakan moment yang tak terduga itu.

Donghae membuka kaca helmnya dan menengok pada Yoona yang duduk dibelakangnya dengan wajah masih setengah shock.

“Peganganan, aku tak mau kau jatuh.”Donghae melingkarkan tangan Yoona kepinggangnya.

Yoona terkejut tapi tak menolak perlakuan Donghae.

Donghae tersenyum menutup kaca helmnya saat mengahadap lagi kedepan dan menjalankan motornya perlahan.

Yoona merasa nyaman berpegangan pada pinggang Donghae dan tanpa sadar perlahan merebahkan tubuhnya semakin dekat dengan tubuh Donghae, tapi wajahnya memerah seperti tomat untung saja memakai helm jadi Donghae tak melihatnya.

Dongae hanya tersenyum menyadari Yoona semakin merapat ketubuhnya, jantungnya semakin cepat berdetakdan dia meraskan jantung yeoja dibelakangnya juga berdetak cepat tapi Donghae tak ingin berpikir terlalu juah, mungkin saja dia ketakutan jadi dadanya berdetak cepat karena cemas. 


*****

 “Ara, sebenarnya ada apa?”Minho memandang wajah cantik disampingnya yang tampak tegang.

“Aku tidak tahu Oppa, tapi….”Ara tak jadi melanjutkan ucapannya.

“Tapi………?”Minho meminta kepastian Ara yang memenggal kata-katanya.

“Omonnie terdengar panik.”Mata Ara menyiratkan kekhawatiran.

“Oh…aku harap tak terjadi apa-apa.”Minho mempercepat laju kendaraannya.

Sesampai di rumah mereka berdua langsung berlari kedalam rumah besar  yang tampak sejuk dengan bangunan modern dan arsitektur bergaya eropa.

“Oemma! Oemma!Oemma……..!!”Minho berteriak memanggil-manggil Oemmanya.

Hampir seluruh ruangan telah ditelusuri Minho dan Ara tapi ternyata tak menemukan yang mereka cari bahkan dikamar tidurpun tidak ada.

Minho putus asa dan terduduk lemas di sofa ruang keluarga dengan wajah panik dan khawatir.

Ara memandang khawatir Minho yang sangat putus asa, mungkin bila dia perempuan sudah menangis.

Ara mengambil gagang telepon.

“Kau telepon siapa Ara?”Minho memandang Ara dengan wajah sedih.

“Omonnie….”jawab Ara lirih.

“Oh………”Minho melongo karena saking paniknya tak terpikir olehnya untuk menelepon Oemmanya.

“Yoboseo….”Ara tersenyum saat tahu teleponnya mendapat respon.

“Omonnie…Ara imnida…Omonnie dimana sekarang?”belum sempat Ara mendengar jawaban Minho merebut gagang telepon dari tangan Ara.

“Oemma!”Minho terdengar panik tapi juga senang mendengar suara diseberang sana.

“……”

“Apa Oemma baik-baik saja?”

“…..”

“Oemma…….”Minho merajuk seperti anak kecil mendengar Oemmanya tertawa diseberang sana.

“…….”

“Nde…..nde……..”Minho mengangguk-angguk membuat Ara kebingungan melihatnya.

“……..”

“Mwo? Sincha? Ah Oemma……”

“……..”

“Nde!”Minho tersenyum menutup teleponnya dan memandang wajah Ara dengan berbinar-binar.

“kenapa kau senang sekali Oppa?”tanya Ara masih kebingungan melihat wajah Minho yang berubah dengan cepat.

“kajja……..”tanpa menjawab pertanyaan Ara, Minho menggandeng tangan Ara untuk mengikutinya ketaman belakang rumah.

“Oemma….Omonnie…..”Minho tersenyum melihat dua wanita cantik setengah baya tengah duduk santai ditaman belakang sambil bercengkerama.

“halo sayang….”Oemma Minho tersenyum menyambut mereka berdua.

“Oemma kok ada disini?”Ara terkejut melihat Oemmanya ada disana.

“Oemma kesini untuk merayakan pertunangan kalian.”Oemma Ara tersenyum memeluk putri kesayangannya.

“Mwo?”Minho dan Ara serempak terkejut mendengar ucapan nyonya Go.

“Aduh…….kalian ini masa hari penting seperti itu saja kalian lupa.”Nyonya Choi menimpali dengan pandangan menyudutkan Minho dan Ara.

Sementara Ara hanya menunduk dan Minho garuk-garuk kepalanya yang tidak gatal.

“Oemma membuatku panik hanya untuk mengatakan ini?” tanya Minho dengan wajah aegyoonya.

“Kenapa kau harus panik?”tanya nyonya Choi kebingungan.

“Ara mengatakan padaku kalau Oemma menyuruhku pulang cepat-cepat.”Minho memandang Ara yang mengangguk.

“Nde, Omonnie…kenapa suaramu sangat panik saat menelepon?”tanya Ara.

“Ahaha….Omonnie tidak ingin menunggu kalian terlalu lama.”Nyonya Choi tertawa senang.

“Oemma!”Minho kesal dipermainkan Oemmanya.

“Aigoo…tampan sekali calon menantu Omonnie kalau sedang kesal.”Nyonya Go tersenyum melihat wajah Minho yang cemberut.

Ara tersenyum melihat tunangannya itu masih seperti anak kecil merajuk pada Oemmanya padahal mereka seumuran dan sudah SMA.

Minho tersenyum malu menyadari dia merajuk seperti anak kecil didepan tunangan sekaligus calon mertuanya itu.


Flash Back

“Mwo? Tapi aku masih sekolah Appa.”Ara kaget mendengar rencana orang tuanya.

“Kau hanya bertunangan Ara bukan menikah.”kata Tuan Go pada anak semata wayangnya itu dengan lembut.

“Tapi Appa……..”

“Ara, dia anak sahabat Appa dan Appa sudah banyak hutang budi dengan keluarga Choi.”

“Appa……”Ara memandang wajah Appanya yang seperti memohon padaya.

“Sayang, dia anak yang baik, Appa tahu itu meski baru sekali bertemu dengannya. Dia juga masih sekolah sama denganmu Ara. Kalian akan menikah setelah lulus sekolah.”

“Bagaimana Appa yakin dia orang yang baik…”Ara bergumam.

“Ara….”

“Nde…”

“Ara, Appa tahu yang terbaik untuk anak kesayangan Appa.”Tuan Go mencium kening Ara tanpa memberi kesempatan Ara untuk membantah lagi.

***

“Oemma…aku masih ingin sekolah.”Minho dibuat kelabakan mendengar keinginan orangtuanya agar dia bertunangan dengan anak sahabat Appanya.

“Kau tetap sekolah Minho-ah…kalian hanya bertunangan saja.”Oemma berusaha menenangkan Minho yang sepertinya tak bisa menerima kenyataan akan ditunangkan disaat masih sekolah.

“Oemma…apa kata temanku nanti.”Minho masih belum bisa menerima.

“Kalau kau mau kau tak harus mengatakan pada teman-temanmu disekolah Minho-ah.”Oemma berusaha bersikap bijaksana karena tahu Minho merupakan bintang disekolahnya.

“Apa dia masih sekolah juga Oemma? kenapa dia mau?”tanya Minho.

“Dia masih sekolah juga Minho tapi dia lebih memilih Home Schooling karena mereka baru pindah ke Korea sekitar satu tahun.”jawab Oemma.

“Mwo?”

“Mereka dulu imigrasi ke Kanada saat anaknya baru berusia 2 tahun, sekarang mereka memutuskan kembali dan menetap di Korea.”

“Oh…….”

Apa dia cantik?...Gumam Minho dalam hati.

Minho tak bisa menolak keinginan Oemmanya karena dia tahu tak akan bisa membuatnya sedih karena Oemmanya itu punya penyakit lemah jantung yang tidak boleh dibuat stress atau akan berakibat fatal.

Malam itu Minho dan orangtuanya berpakaian resmi menuju rumah keluarga Go dengan sebuket bunga mawar putih dan sepasang cincin tunangan terbuat dari emas putih dengan ukiran dua nama didalamnya membentuk tautan hati yaitu Minho dan Ara.

Minho tak banyak bicara dalam perjalanan, dia sibuk berpikir apa dan bagaimana kalau yeoja itu tidak cantik? Apa yang akan dikatakan teman-teman sekolahnya?

Minho yang punya banyak penggemar disekolah bisa mendapatkan yeoja manapun yang dia mau tapi sejauh ini hanya satu yeoja yeng membuatnya tak bisa tidur.

Minho dibuat terpana melihat sesosok Yeoja cantik dihadapannya yang juga calon tunangannya.

“Ara sangat cantikkan?”Bisik Oemma melihat putranya begitu terpesona dengan calon tunangannya.

Minho memerah mukanya menyadari tingkahnya dilihat Oemmanya.

‘Ya…dia cantik sekali’

Bisik suara hati Minho.

Minho sekarang malah bersyukur dia tidak menolak pertunangan ini. Yeoja bernama Go Ara yang sekarang resmi menjadi tunangannya itu telah mempesonanya saat pertama bertemu dan itu tak pernah dirasakan Minho sebelumya bahkan dengan dia sekalipun.

Sementara Ara hanya menunduk malu saat pertama bertemu dengan Minho. Dia sama sekali tak menyangka bahwa tunangannya itu berwajah tampan dan bersikap lembut, kesan pertama yang baik.

“Ara-ahh kenapa kau memilih home schooling?”tanya Minho mencoba mencairkan suasana kaku diantara mereka saat hanya duduk berdua.

“Ne….anyi….karena hanya tinggal setahun menurutku lebih baik aku ambil home schooling saja. Nanti saja saat kuliah aku akan ke sekolah formal.”jawab Ara.

“Nde…”Minho tak melepaskan pandangannya dari wajah cantik dihadapannya.

Ara yang menyadari namja tampan didepannya terus memandangnya tanpa berkedip memerah mukanya.

Minho tersenyum dan mengelus tengkuknya menyadari yeoja didepannya ini ternyata sangat pemalu. Jauh berbeda dengan yeoja-yeoja disekolahnya yang tanpa malu-malu merayunya dan berteriak-teriak histeris saat memanggilnya.

“Mmm…Oppa, kenapa kau menerima pertunangan ini?”tanya Ara lirih.

“Mwo?”Minho terkejut.

“Kenapa kau tak menolak ditunangkan.”kata Ara lagi.

“Bukan itu…kau panggil aku apa tadi?”tanya Minho memandang Ara dengan mata berbinar.

“Oppa…”jawab Ara lirih.

“Aku senang kau memanggilku Oppa.”entah kenapa hati Minho sangat hangat saat Ara memanggilnya Oppa. Meski mereka seusia dan mungkin Minho hanya beberapa bulan lebih tua dari Ara tapi Ara ingin menghormati tunangannya itu dan memanggilnya Oppa.

Ara tersenyum malu menyadari bahwa Minho bisa menerimanya meski mereka sama sekali belum saling kenal.

Setidaknya dari sikapnya Ara tahu Minho adalah namja yang baik seperti kata Appanya.

“Mereka sangat serasi.”Nyonya Go sangat senang melihat keakraban Minho dan Ara.

Kedua orang tua Minho dan Ara sangat senang bahwa pertunangan itu ternyata bisa diterima Ara dan Minho dengan baik.

End Flash Back

Sejak saat itulah Minho dan Ara menjadi sepasang kekasih karena perjodohan kedua orangtuanya. Meski tak ada yang tahu status Minho yang sudah bertunangan disekolah,hanya satu orang yang tahu yaitu Donghae.

Disekolah Minho bersikap seperti biasa meskipun perlahan dia mulai menjaga jarak dengan beberapa penggemarnya yang sudah melewati batas untuk menjaga perasaan tunangannya.

Meski tak pernah mengakui tapi hari demi hari Minho semakin jatuh hati dengan tunangannya sendiri.Sikap Ara yang lembut dan perhatian meluluhkan hatinya.

Ara sering mengunjungi Minho disekolah dan melihat pertandingan Basket yang diikuti Minho,meski banyak yang bertanya siapa Ara,baik Ara ataupun Minho akan kompak menjawab sepupu.

Itu memang kesepakatan mereka berdua,Minho tak ingin Ara dimusuhi banyak yeoja disekolahnya sehingga akan sulit buat Ara datang kesekolah bila dia punya banyak musuh.

Kebaliakanpun dengan Ara, Ara tak ingin mempersulit Minho dengan mengatakan dia adalah tunangannya sementara dia menemukan fakta bahwa Minho merupakan seorang Kingka di sekolah dengan banyak yeoja yang bersedia mati untuknya. Ara tak ingin punya musuh.

Sore itu keluarga Choi dan Go berkumpul dirumah Minho untuk makan malam merayakan pertunangan Ara dan Minho yang sudah genap satu tahun.

*****

Thank's........for reading my imagination ^ _ ^
Hope next week is great time to me writeing anyone FF,,,,,,,,,,,,I love writeing trully!!!
I just can't understand they never accept to me in it.................
I'm regret for say this but this happent to me, just want make little space to make me stay up 'n believeing my turn..............