CINTA TANPA SYARAT ( UNCONDITIONAL LOVE )
Cast : Ara,Yunho,Yuri
Category : One short
Genre : Friendship, Romantics, Sad
Rating : Bebas
Annyeong....^ ^!!!
Kembali buat FF one short yang bener-bener short hehehe....
sorry if
this is a bit disappointing because I was trying to make a sad story.
Ngarep ada yang baca,,,,,,,,,,
" Cinta tanpa syarat itu adalah cinta dengan tingkatan paling tinggi sebagai manusia, cinta yang diberikan tanpa meminta dikembalikan, tak semua orang beruntung mendapatkan cinta seperti itu dan hanya orang-orang berhati tulus yang mampu memberikan cinta seperti itu. Karena cinta abadi hanya milik Tuhan YME "
Here is...........
Ara hanya
menatap namja itu dari jauh.Dia hanya bisa menarik nafas dengan berat.Berat
karena memang tak mudah untuk bisa rela setiap hari hanya menjadi penonton
untuknya.
Betapa ia
ingin menjadi salah satu dari mereka yang dengan bebas bisa bercengkerama
dengannya. Tertawa dan bercanda juga memeluknya dengan mesra.
Tapi Ara
tetaptersenyum tatkala sesekali matanya bertemu dengan namja itu.Setidanya dia
masih menganggap Ara ada disana, menjaganya, menemaninya, membantunya dari jauh
karena namja itu adalah kekasihnya.
Ya, namja
itu kekasihnya, namjacingu yang tak pernah menanggapnya ada meski ia selalu
disana, ia adalah kekasih yang ada saat namja itu butuh tempat curhat saat
sedang bermasalah, mengajaknya berkencan saat namja itu bosan dengan
yeoja-yeoja cantik disekitarnya,membelikannya berbagai barang mahal yang
menjadi koleksinya, mengerjakan tugas kampus dan membuatkan dia makanan saat
dia bosan dengan makanan restoran.
Tapi semua
dilakukan Ara dengan penuh cinta, cinta yang teramat besar pada sosok tampan
yang menjadi kekasihnya dan menaklukkan hatinya sejak satu tahun lalu.
“Ara !hari
ini aku pulang dengan Krystal, kau naik bus saja. Bawa ini! Tunggu aku
dirumah.” Yunho menyodorkan tas dan buku-buku diktat dengan kasar kepangkuan Ara.
“Nde.”Ara
tersenyum mengangguk.
Yunho tak
membalas senyuman Ara dan berlalu begitu saja tak perduli.
Yuri
membesarkan matanya melihat perlakuan Yunho pada kekasihnya itu dan tanpa rasa
bersalah merangkul Krystal yang menunggunya dari kejauhan dengan senyum genit
yang membuat Yuri muak.
“Ara!Kenapa
selalu seperti itu?Kenapa kau selemah itu Ara?”
Yuri
mengguncang tubuh Ara,Ara hanya
tersenyum melihat Yuri yang kesal setiap Yunho memperlakukan Ara seperti itu.
“Kita
pulang yuk.”
Dengan
kerepotan Ara membawa setumpukbuku dan dua tas dipundaknya.
“Ara, Dia
sudah keterlaluan!”
Yuri
mengikuti langkah Ara menuju jalan raya keluar dari kampusnya.
“Anyo Yul,
aku senang membantunya karena itu berarti dia masih membutuhkanku.”
Ara tetap
tersenyum meski buat Yuri itu sangat ironis sekali.
“Ara…dia
membutuhkanmu sebagai pembantunya bukan kekasihnya.”Kata Yuri ketus.
Ara
berhenti mendengar kata-kata Yuri dan memandangnya dengan kecewa.Yuri tercekat
melihat nya.
“Mian Ara,
bukan maksudku seperti itu.Aku hanya kesal padanya.”
Yuri merasa
bersalah melihat Ara tampak sedih mendengar kata-katanya.
“Tak apa
Yuri, aku senang melakukannya.”
Ara
melanjutkan jalannya.
“Ara, apa
kau tidak sedih setiap melihat si PLAYBOY GILA dengan yeoja genit itu?”tanya
Yuri dengan menekankan kata playboy gila.
“Cinta itu
butuh pengorbanan Yuri dan inilah pengorbananku untuknya.”
Ara menggeleng
dan tersenyum pada Yuri.
“Tapi hanya
kau yang berkorban Ara.”
Yuri
benar-benar merasa tidak rela sahabatnya itu diperlakukan dengan buruk oleh
namjacingunya.
“Tidak Yul,
Yunho juga banyak berkorban untukku.”
“Iya
mengorbankan perasaanmu semakin dalam.”Kata Yuri dengan sinis.
“Yul……”
Ara merasa
tidak rela Yuri memojokkan Yunho seperti itu.
“Ara, aku
tak pernah melihat dia berkorban untukmu, jangan
membelanya.”
“Kau salah
Yul, kau tahu apa pengorbanan terbesarnya?”tanya Ara melihat Yuri tetap kesal
dan cemberut mukanya.
Yuri
menggeleng karena memang tidak tahu, dimatanya Yunho adalah sosok namja arogan
yang sok ganteng dan playboy kampungan yang tak punya perasaan dengan seenak
hati berkencan didepan kekasihnya yang juga sahabatnya, Ara.
Sejenak Ara
memarik nafas dan menghembuskannya dan tersenyum pada Yuri.
“Dari
sekian banyak yeoja cantik yang dikencaninya hanya aku yang diakuinya sebagai
yeojacingu.”
Mata Ara
berbinar ketika mengatakannya dan senyumnya itu menggambarkan kebahagiaan dari
dalam hatinya.
Yuri hanya
terdiam, dalam hati dia membenarkan kata-kata Ara.Yunho memang mengakui Ara
sebagai yeojacingunya dan tak pernah menutupi itu dari siapapun bahkan
yeoja-yeoja yang berkencan dengannyapun tahu bahwa Yunho adalah namjacingu Ara.
“Tapi bukan
berarti dia bisa seenaknya padamu Ara.”Kata Yuri yang sangat ingin melindungi
sahabat yang sangat disayanginya itu.
Ara kembali
tersenyum dan memeluk Yuri kemudian mencium pipinya.
“Gomawo….aku
senang melakukannya Yul, karena aku mencintai Yunho.”
Yuri
membalas mencium pipi Ara.
“Aku tak
ingin kau terluka Ara.”
“Aku tahu.”
Ara
tersenyum lagi.Yuri hanya bisa menggeleng dan tak habis mengerti bagaimana bisa
Ara tetap tersenyum padahal Yunho sudah begitu jahat padanya.
*****
Ara sampai
dirumah Yunho dan disambut Oemmanya dengan ramah.
“Ara, apa
Yunho tidak bersamamu?”
“Tidak
Ahjumma, masih ada yang harus dikerjakan Yunho.”Ara tersenyum.
“Oh….”Oemma
Yunhohanya mengangguk.
“Ara,
ahjumma harus pergi sekarang,bisa bantu kau buatkan makan siang untuk Yunho
karena tadi ahjumma tidak sempat memasak.”
Ara
menangguk.
“Nde
Ahjumma.”
“Gomawo
Ara, kau memang calon menantuyang bisa diandalkan.”
Oemma Yunho
menyentuh lembut kepala Ara. Dia sangat sayang pada Ara, meski dia sama sekali
tak tahu perlakuan Yunho pada Ara dibelakangnya. Buatnya Ara adalah anak
perempuannya karena dia tidak mempunyai anakperempuan dan hanya ada Yunhodan
kakaknya yang juga lelaki.
Dengan
senang hati Ara membuat masakan kesukaan Yunho, Sup ayam ginseng.
Sekitar jam
3 sore Yunhobaru pulang kerumah. Ara yang sudah lama menunggunya,menyambut
dengan muka sumringah.
“Kau sudah
pulang Yun.”Ara tersenyum.
“Hmm…”Yunho
hanya mengangguk dan langsung menuju kamarnya untuk berganti baju.
Tak lama
Yunho kembali dan langsung menuju meja makan.Matanya berbinar melihat makanan
kesukaannya sudah ada dimeja makan.
“Apa Oemma
pergi Ara?”tanya Yunho melihat Ara mengambilkannya nasi juga semangkuk sopuntuknya.
“Nde.”Ara menangguk
dan menyodorkan makanan pada Yunho.
Tanpa
berterima kasih Yunho langsung memakan dengan lahap.Ara tersenyum senang
melihat Yunho menyukaimasakannya.
Tanpa
berkata apa-apa Yunho tahu itu masakan Ara, lidahnya sudah terbiasa membedakan
mana masakan Oemmanya dan mana masakan Ara.
Dan buat
Yunho makanan yang dimasak Ara lebih enak ketimbang makanan Oemmanya, meski
Yunho tak pernah mengakuinya apalagi memuji,berterima kasih saja dia tidak
pernah.
“Kau mau
lagi?”tanya Ara melihat mangkuk sup Yunho sudah mulai kosong.
Yunho
mengangguk.
Ara
mengambilkannya, dengan sabar Ara menemani dan menunggu Yunho, memasak untuknya dan melayaninya seperti
seorang istri juga ibu.
“Ara…”
“huh..”
“Apa kau
harus pulang cepat sore ini?”tanya Yunho memandang Ara datar.
“Apa kau
ingin aku tinggal?”tanya Ara.
“Ada tugas
yang belum aku kerjakan, aku lelah ingin tidur, Ara.”
Ara
memandang Yunho dan melihat kalau dia memang tak berbohong, terlihat wajahnya
sangat lelah.
“Akan
kukerjakan Yun.”
“Setelah
kau selesai, kau bangunkan aku, aku akan mengantarkanmu pulang, Arasseo...”kata
Yunho meninggalkan Ara dimeja makan setelah selesai dengan makanannya.
“Arasseo…”
Yunho
menuju kamarnya dan langsung tidur tanpa perduli pada Ara yang sudah seharian
menunggunya pulang, sementara dia malah pergi berkencan dengan yeoja lain, dan
saat pulang meninggalkan Ara sendiri mengerjakan tugasnya , dan tanpa rasa
bersalah tidur dengan nyenyak.
Setelah Ara
membereskan bekas makan Yunho dan membersihkannya, dialangsung masuk kekamar
Yunho dan dilihatnya Yunho sudah tertidur dengan pulas dengan sepatu yang masih
dipakainya.
Dengan
perlahan Ara melepaskan sepatunya karena takut membangunkan Yunho.Mungkin
karena memang sangat lelah dan mengantuk Yunho tak bereaksi apa-apa saat Ara
menarik sepatu itu.
Ara
mengambil Laptop Yunho
dan membukanya.Ara tersenyum dan mukanya bersemu merah begitu layar sudah mulai
terbuka.
Seburuk
apapun sikap Yunho padanya dengan caranya Yunho menunjukan cintanya pada Ara
dan itulah yang membuat Ara begitu mencintai namja itu.
Yunho
memasang foto Ara sebagai wallpapernya, meskibegitu acuh sikap Yunho padanya
tetapi ia tetap bangga mengakui Ara sebagi kekasihnya.
Dan dengan
semua kekurangan Yunho dan kelebihannya Ara mencintainya dengan tulus.
Kepala Ara
terasa pegal.
“Akhirnya
selesai…..”
Ara keluar
dari kamar Yunho dan menuju dapur mengambil segelas air putih dan meneguknya.
Terasa sangat lega dan dingin menjalari tubuhnya yang kini terasa lelah.
Ara melihat
jam dinding yang tergantung didinding dan kaget melihat jarum sudah menunjukkan
angka 7.35.
Segera Ara
kembali kekamar Yunho dan berniat secepatnya pulang karena hari sudah malam dan
meski orangtuanya tak pernah perduli dia pulang atau tidak, tapi dia juga ingin
beristirahat dan tidur.
Ara
membereskan meja dan buku-buku yang berserakan dan mematikan laptop setelah
yakin pekerjaannya di safe dan di copy dalam Flash disk miliknya dan milik
Yunho. Yunho sering lupa dan tanpa sengaja menghapus file karena itulah Ara
selalu memback up semua data di Laptop Yunho.
“Kau mau
pulang Ara?”
Ara kaget
dan memandang Yunho yang ternyata sudah bangun dan duduk ditempat tidur
memandangnya sedari tadi membereskan buku-buku.
“Kau sudah
bangun?”
Ara
tersenyum dan mengambil tasnya.
“Nde,
kenapa kau tak bangunkan aku Ara?”
“Kau
tertidur sangat pulas, aku tak tega membangunkanmu Yun.”
“Sudah
kubilang aku akan mengantarmu pulang Ara!”Yunho sedikit menaikkan nada
bicaranya, sepertinya dia kesal karena Ara tak membangunkannya.
“Mianhe
Yun, aku nggak papa kok
pulang sendiri.”
Ara
berusaha tersenyum meredam kekesalan Yunho.
Yunho
mendekati Ara dan memegang pundak Ara hingga berhadapan dengannya.
“Kau tahu
aku bukan orang yang suka ingkar janji.”kata Yunho menatap tajam mata Ara.
“Aku tahu.”
Setiap
Yunho memandangnya seperti itu Ara tak bisa menolong dirinya dari rasa malu dan
wajahnya memanas tanpa bisa dikendalikan begitu juga dengan dadanya yang
berdetak dengan cepat terasa sesakdan sulit untuk bernafas.
“Ara…….”
Yunho
menyentuh dagu Ara dan…mencium Ara dengan lembut.Ara memejamkan matanya dan
merasakan nafas Yunho di hidungnya.
Selama
setahun berpacaran hanya 3 x mereka berciuman. Pertama saat Yunho memintanya
menjadi yeojacingunya, kedua saat Yunho mabuk ketika Ayahnya berselingkuh dan Ibunya masuk rumah
sakit karena mencoba bunuh diri sehingga membuat Yunho stress dan mabuk dan ini
adalah yang ketiga.
Jantungnya
berdetak makin cepat saat Yunho tak juga melepaskan ciumannya dan Arapun tak
ingin mengakhirinya.
Ara tak
ingat kapan dia menyingkirkan tas dari pundaknya dan tak ingat kapan semua itu
terjadi. Ara memandang wajah Yunho yang tertidur dengan pulas, disentuhnya wajah tampan yang
telah menghiasi dinding hatinya dengan penuh sehingga tak ada lagi gambar namja
lain yang bisa terpajang disana.
*****
“Ara!!!”Yuri
tersenyum menghampiri sahabatnya itu dengan ceria.
“Bahagia
sekali……”
“Kyu
mengajakku kencan nanti malam.”Yuri tersenyum malu.
“Sincha?Ah,
chukkae!”
Ara memeluk
Yuri ikut merasakan kebahagiaan sahabatnya.
“Gomawo……Ara
kau pucat sekali, apa kau kurang tidur?”tanya Yuri melihat wajah Ara pucat.
“Hanya
lelah saja.”Jawab Ara singkat.
“Karena
dia?”tanya Yuri yang enggan menyebut nama Yunho.
“Yul,jangan
selalu berprasangka buruk.”Ujar Ara bijak, meski dia tahu Yuri ingin
melindunginya dan membantunya tapi hatinya tetap tak rela Yuri mencela Yunho
meski tujuannya adalah untuk membelanya.
“Huh,
lihat!Bisa-bisanya dia peluk-pelukan didepanmu dengan yeoja ganjen seperti
dia.”Kata Yuri kesal sambil menunjuk kearah Yunho yang tengah memeluk Jessica
dengan mesra dan sesekali mencium pipi dan rambutnya.
Ara
menggigit bibirnya.Kali ini melihatnya terasa sangat sakit.
“Sudahlah……ayokita
kekantin.”Ara berusaha tersenyum, menutupi sakit yang terasa didadanya.
“Ara!Sampai
kapan kau akan bersikap seperti ini.”Yuri menghentikan langkah Ara dan memegang
tangannya dengan erat.
“Kau harus
melabrak mereka!”Ujar Yuri gusar.
“Anyo Yul,
aku tak mau mempermalukan Yunho dan diri sendiri didepan semua orang, apalagi
ini dikampus.”
Ara
berusaha menenangkan Yuri yang sangat emosi.
“Kalau
begitu biar aku yang menampar mereka !”Kata Yuri masih berapi-api.
“Yul……”
“Dengan
senang hati aku akan melakukannya untukmu Ara!”Yuri membalikkan badannya dan
hendak menuju kearah Yunho yang tengah tertawa dengan Jessica sesekali tangan
mereka berdua saling menyentuh dengan mesra.
Yuri
benar-benar terbakar emosi melihat kelakuan Yunho yang tak memandang Ara sama
sekali dan tak perduli pada perasaannya.
“Yuri….sudahlah…”Ara
memeluk Yuri menghentikan langkahnya untuk mendekati Yunho.
“Ara!
Lepaskan! Lepaskan! Biarkan aku………”
Yuri yang
berontak tiba-tiba terdiam saat dilihatnya Ara menangis.
“Ara……..”
Yuri
memeluk Ara.
“Aku tahu
kau menyayangiku Yul, karena itu kumohon jangan lakukan itu.”dalam isakan dan
pelukan Yuri, Ara memohon pada Yuri untuk tak melakukan apa-apa pada Yunho.
“Kenapa kau
harus mencintainya Ara dan menyiksa dirimu sendiri hanya untuk namja brengsek
seperti itu.”
Mata Yuri
berkaca-kaca melihat sahabatnya itu begitu pasrah dan menerima untuk sebuah
cinta yang sama sekali tak mendapatkan balasan yang setimpal, hanya kekecewaan
dan rasa sakit, yang Yuri tahu selalu disembunyikan Ara dibalik senyumnya itu.
Ara hanya
menggeleng.
“Yang aku
tahu aku mencintainya Yul, dan ingin mencintainya dengan segenap hatiku karena
itulah aku rela, apapun yang dia lakukan.”ujar Ara lirih setelah menghapus
airmatanya.
“Ara…….”
Yuri
memeluk Ara dan menuntunnya kearah kantin menjauhi pemandangan yang membuat
matanya iritasi.
“Setidaknya
kau tak menangisinya didepanku Ara, kau menangis karena khawatir denganku kan?”
Kata Yuri tak rela Ara menangisi namja seperti Yunho.
Ara
mengangguk meski tak yakin dia menangis karena apa, dia memang khawatir Yuri
melakukan hal-hal yang akan mempersulitnya tapi dia juga sedih melihat Yunho
tak pernah bosan berganti-ganti pasangan kencan meski Ara adalah yeojacingunya.
*****
“Ara, aku
ingin bicara denganmu.”
Kata Yunho
saat Ara turun dari mobilnya, didepan rumahnya.
“Apa kau
maumasuk dulu Yun?”tanya Ara melihat Yunho yang turun dari mobilnya.
Yunho
mengangguk.Ara tersenyum dan melangkah masuk kedalam rumahnya.Meski Yunho
sering mengantarnya pulang tapi Yunho sangat sungkan untuk masuk rumah Ara,
alasannya dia enggan bertemu orangtua Ara padahalorangtua Ara sangat jarang ada
dirumah.
Dan dirumah
besar itu Ara hanya ditemani 2 orang pembantunya dan anjing cihuahua
kesayangannya yang selalu menyambutnya dengan ceria saat diapulang.
“Cliqers…..”Ara
menggendong anjingnya dan menciumnya sebelum menurunkannya.
“Kau mau
minum apa Yun?”tanya Ara begitu Yunho duduk di ruang tamu yang besar namun
tampak sepi itu.
“Tidak usah
Ara,duduklah.”Yunho menggeleng dan meminta Ara untuk duduk disampingnya.
Ara tak
membantah dan duduk disamping Yunho.
“Ara, aku
hanya ingin menyatakan ini sekali dan kuharap kau tak membenciku setelah
ini.”Yunho mengambil nafas dan menghembuskannya sebelum melanjutkan ucapannya.
“Gomawo
untuk tetap disampingku selama ini,
mianhe kalau aku tak bisa membahagiakanmu dan menjadi seperti yang kau mau.”
Ara hanya
mendengarkan ucapan Yunho tanpa menyela.
“Aku ingin
kita putus.”Yunho mengatakan itu tanpa beban.
Tanpa ada
suara sedih hanya suara dingin dan wajah dingin tanpa ekpresi.
Ara
membulatkan matanya tak percaya apa yang didengarnya.
“Yun…”
Ara merasa
dunianya tiba-tiba runtuh, matanya mulai memanas dan dadanya terasa sangat
sesak.
“Kuharap
kita masih bisa berteman
Ara,,,,saranghae.”
Yunho
berdiri dan sebelum pergi Yunho mencium kening Ara.Yunho berlalu begitu saja
meninggalkan Ara yang masih syock dengan pendengarannya.
Ara
menggeleng kuat-kuat dan mencubit tangannya sendiri yang terasa sakit.Sadar
bahwa itu bukan mimpi Ara berlari keluar tapi mobil Yunho sudah menjauhi
rumahnya hanya terlihat lampu sen belakang mobil Yunho yang berkedap-kedip di kejauhan.
Ara
terduduk lemas ditanah. Kini Dunianya benar-benar telah runtuh danAra merasa
awan tiba-tiba sangat gelap dan kepalanya sangat berat……..
*****
Seminggu
sudah Ara terbaring dirumahnya, sejak Yunho memutuskannya dan Ara
pingsan didepan rumahnya badan Ara merespon negatif dan kesehatannya drop
sehingga dia tidak bisa pergi kekampus dalam keadaan yang masih sangat lemas.
Ditengah keterpurukan mentalnya hanya Yuri yang ada disampingnya,
orangtua Ara bahkan hanya menyuruhnya pergi kedokter tanpa memperlihatkan wajah
mereka pada putri satu-satunya itu dan tak pernah menanyakan kenapa Ara bisa
sakit.
Tapi Ara tak merasa sendiri, meski sering memarahinya tapi
Yuri selalu ada disampingnya. Ara tahu Yuri sering marah dan kesal karena
kelemahan Ara pada Yunho dan itu cara Yuri menunjukkan cinta pada sahabatnya.
“Apa kau benar-benar tak ingin kedokter?”Tanya Yuri sembari
mengupas jeruk untuk Ara.
“Tidak Yul, aku hanya merasa lelah saja dan besok aku sudah
bisa kuliah lagi.”
Ara menggeleng.
“Setidaknya aku senang kau putus dengannya. Tapi aku tak
ingin kau jadi terpuruk karena dia, dia terlalu buruk untuk mendapatkan cintamu
Ara.”
Yuri memberikan buah jeruk yang sudah dikupas.
Ara hanya terdiam dan mengunyah buah itu yang terasa asam
dilidahnya, seasam hatinya kini.
“Kau yakin besok bisa kuliah? Kau masih terlihat pucat dan
lemas Ara.”
“Aku yakin Yul, aku tak mau menjadi lemah karena ini,
mungkin ini memang sudah jalan kami. Aku hanya sedih tak bisa menjadi yang
diinginkannya, aku merasa aku gagal mencintainya, mungkin ada yang lebih baik
dariku dan Yunho lebih bahagia bersamanya.”
“Ara, apa kau tak salah?”
Yuri memandang Ara dengan tidak mengerti.
“Bagaimana bisa kau menyalahkan dirimu sendiri dan menganggap
bahwa kau tak pantas untuk namja brengsek itu. Kau tahu dia yang tak pantas
mendapatkan cintamu. Dia adalah namja terbodoh yang menghianati cinta tulus
dari seorang yeoja sepertimu.”
“Tidak Yul, aku tahu ini bukan sepenuhnya salahnya. Bila aku
bisa membahagiakannya seperti mereka maka Yunho tak akan meninggalkan aku.”
Ara memandang langit yang tampak cerah diluar sana. Dia
tersenyum sedih membayangkan wajah Yunho yang kembali berkelebat di benaknya.
Diambilnya foto Yunho dimeja rias yang ada disebelah tempat
tidurnya.
“Tapi aku tak bisa membencinya, Yul.”
“Setelah apa yang dilakukannya dan dia menghianatimu
kemudian memutuskanmu sepihak begitu saja?”tanya Yuri heran.
“Nde...aku benar-benar tulus mencintainya.”Ara meletakkan
foto Yunho kembali.
Tak terbersit keinginan untuk membuang foto itu meski
sekarang posisinya bukan lagi kekasih Yunho.
“Aku menyerah Ara, aku tak tahu kau itu manusia atau
malaikat. Bagaimana kau bisa sesabar itu dan sama sekali tak membencinya.”
Yuri hanya bisa menggelengkan kepalanya.
“Tidak Ara, aku manusia biasa, aku juga kecewa, kecewa
karena tak lagi bisa bersamanya seperti dulu, meski dia tak perduli padaku tapi
saat bersamanya aku merasa bahagia meski kadang dia tak pernah menganggapku
ada.”
Ara menghembuskan nafasnya perlahan.
“Yang aku sesali adalah kedepannya aku sudah tak berhak
mendampinginya sebagai pacarnya meski aku sangat ingin.”
Yuri memandang mata Ara yang penuh kesedihan tapi tanpa
airmata.
“Seandainya aku adalah kamu Ara, mungkin aku sudah bunuh
diri sebelum sempat dia memutuskanku.”
“Yul...kau tak akan melakukannya, kau adalah wanita hebat,
kau sahabat terbaikku. Dan saat kau mencintai orang dengan sangat dalam kau
akan mengerti apa yang kurasakan, mungkin Kyu akan membuatmu seperti itu.”Ujar
Ara menggenggam tangan Yuri.
Yuri menyusut airmatanya. Dia menangisi ketulusan Ara yang
mencintai Yunho tanpa pamrih tapi tercampakkan begitu saja dengan menyakitkan.
Dia menangis karena sebesar dan setulus apapun cinta sahabatnya itu tak pernah
cukup dimata Yunho.
Ara tersenyum memeluk Yuri mengisyaratkan bahwa dia
baik-baik saja, bahwa dia sangat berterima kasih punya sahabat yang selalu ada
disampingnya disaat-saat paling gelap dalam hidupnya.
Menjadikannya tempat bersandar ketika semua orang pergi
meninggalkannya, mendapatkan cinta yang tak bisa didapatkan dari orangtua dan
juga namja yang dicintainya.
“Jeongmal mianheyo Ara.”
Yuri memeluk Ara dengan erat takut Ara lebih terluka dan
terjatuh lebih dalam lagi.
“Kenapa harus meminta maaf Yul?”tanya Ara melepaskan pelukan
Yuri dan tersenyum mengusap airmata yang masih menetes dipipi Yuri.
“Aku menamparnya kemarin.”kata Yuri pelan.
“Huh! Yuri......aku tak mau kau melakukan hal yang aneh-aneh
untuk membelaku.”kata Ara tak ingin melukai Yuri juga tak mau Yuri melakukan
pembalasan pada Yunho meski Ara tahu Yuri sangat marah padanya.
“Aku tak tahan Ara, saat kau terbaring disini karena dia
dengan tanpa berdosa dia tertawa dan berpelukan dengan Dara. Dia keterlaluan
Ara.”
“Aku tak ingin kau melakukannya lagi Yul, kami berpisah
baik-baik, dia tak meninggalkan aku dengan emosi bahkan untuk pertama kali
sejak kami pacaran dia mengucapkan saranghae .”
“Mian......”
“Gomawo Yul, aku tahu kau ingin membelaku, tapi aku tak
ingin kau ikut terluka karena ini.”Ara tersenyum.
“Aku ingin selalu tersenyum sepertimu Ara.”
Yuri kembali memeluk sahabatnya itu.
“Janji kau tak akan melakukannya lagi?”bisik Ara ditengah
pelukannya.
“immyeong.”Yuri mengangguk.
“Cinta yang tulus itu tanpa syarat Yul, dan aku telah
memutuskan bahwa cintaku benar-benar tanpa pamrih, meski dengan itu pilihannya
adalah melepaskannya.”
Ara tersenyum dalam kesedihannya, dia benar-benar ingin
membuktikannya bahwa cintanya pada Yunho adalah tanpa syarat apapun.
Tidak menahannya saat Yunho ingin pergi, tidak melepaskannya
saat Yunho ingin disisinya dan tidak membencinya meski hanya sakit yang bisa
didapatkannya.
Merelakannya memilih akan membuktikan bahwa dia ikhlas
mencintai Yunho, melihatnya bahagia adalah hal yang harus dilakukannya untuk
membuktikan cintanya benar-benar tanpa pamrih, tanpa egois dan tanpa syarat.
“Bisakah aku sepertimu Ara....”
Yuri masih memeluk tubuh Ara yang masih lemah dan terlihat
makin kurus.
Ara tersenyum.
“Kau lebih hebat dari aku, Yuri! Gomawoyo.”
Yuri tak menjawab hanya memeluk tubuh ringkih sahabatnya itu
dengan hangat, ditengah keterpurukan dan kesendiriannya, Ara masih saja
menginspirasinya, bahkan bukan dia yang menguatkan Ara tapi justru Ara yang
menguatkannya padahal posisi Ara yang kini tengah terpuruk.
˜ end ˜
Thx for reading.......